Mereka adalah sepasang kekasih idola seluruh kaum muda. Terkenal sebagai pasangan paling serasi dan membuat iri. Edith yang tampan dan hangat, dirasa sangat cocok dengan Blossom yang anggun dan lembut. Bukan hanya secara tampang mereka dianggap serasi, bahkan pekerjaan pun bisa dikatakan berimbang. Edith pengacara andal, bertemu Blossom yang seorang perempuan pebisinis. Banyak yang memprediksi kalau mereka akan menjadi salah satu kandidat keluarga kaya dan berperanguh kalau nanti menikah. Sayangnya, semua harapan mereka dihancurkan di hari pertunangan.
Blossom masih ingat pertama kali berkenalan secara dekat dengan Edith. Meskipun mereka bergaul di ruang lingkup yang sama tapi tidak pernah akrab. Hingga pada suatu pesta, mereka saling menyapa dan akhirnya berkomitmen untuk bersama. Hubungan keduanya berjalan mulus, kedua orang tua saling setuju, dan segala sesuatunya berjalan sempurna. Namun, tidak dengan hati mereka.
Saat ini, Blossom menatap laki-laki yang pernah singgah di hatinya dengan tatapan tidak percaya. Apa yang baru saja didengar dari Edit membuatnya terperangah.
"Kenapa kamu melarangku menikah dengan Dante?" tanyanya.
Edith menatap tajam dengan matanya yang hitam kecoklatan. Mengamati bagaikan seorang pengacara dengan bicara dengan kliennya. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau mereka pernah menjalin ikatan bersama.
"Sejujurnya, ini demi orang tua kamu. Mereka keberatan kalau kamu dengan Dante."
Blossom mendengkus. "Kenapa semua orang harus ikut campur dengan urusanku?"
"Mereka orang tuamu."
"Memang, tapi bukan berarti berhak mengendalikan hidupku."
"Blossom, tidak biasanya kamu keras kepala."
Protes Edith membuat Blossom tersenyum kecil. "Memang biasanya aku bagaimana Edith?"
"Lembut dan penurut."
"Oh ya? Saking lembutnya, aku diam saja kalian menginjak-injak harga diriku?"
"Blossom, ini bukan tentang kita. Bukankah aku sudah minta maaf?"
Blossom mengangkat tangan, menghentikan perkataan Edith. Ia sudah sering beradu pendapat dengan Edith dan hasilnya ia yang harus mengalah. Edith akan menggunakan kemampuannya sebagai pengacar untuk berdebat dan menang melawannya. Jarang sekali laki-laki itu mengalah. Dulu, ia menurut karena merasa memang sudah seharusnya seorang perempuan tunduk pada calon suaminya. Tapi, sekarang ia sadar kalau itu tindakan bodoh.
"Aku sedang tidak bicara tentang kita. Aku sedang bicara tentang diriku. Soal Dante, adalah murni urusan pribadiku. Terserah kamu, atau orang tuaku tidak setuju, aku tetap akan menikahinya."
Edith menghela napas panjang, mengalihkan pandangan dari Blossom yang berdiri kaku ke bunga-bunga yang tumbuh mekar di dalam pot. Sebenarnya, ia enggan bicara dengan Blossom kalau bukan karena walikota yang menyuruh. Entah kenapa, urusan pernikahan mantan kekasihnya bisa sampai ke telinga walikota. Ia menduga, Benito yang datang meminta bantuan karena yang dihadapi adalah Dante.
"Kamu tahu bukan, Dante itu siapa?" tanyanya pelan.
Blossom mengangguk. "Tentu saja, laki-laki yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang-orang pinggiran."
Kali ini Edith yang mendengkus. "Kamu buta atau bagaimana, Blossom? Kamu tahu Dante dijuluki apa?"
"Bajingan kejam."
"Nah, kamu paham itu. Mengapa masih memujinya?"
Blossom tersenyum kecil. "Aku nggak peduli dia bajingan atau bukan, tapi dia memperlakukanku dengan baik dan apa adanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Jodoh
RomanceDi hari pertunangan Blosoom dengan kekasihnya, Edith. Sang adik datang dan mengatakan pada tamu undangan kalau sedang mengandung anak dari Edith. Tanpa rasa malu, Daisy merusak hari bahagia Blosoom. Di antara keterpurukan, datang Dante, laki-laki ta...