Kabar pernikahan Blossom dengan Dante, menyebar bagai api membakar kota. Sekarang, semua orang tahu kalau anak tertua Benito, yang belum lama gagal bertunangan dengan Edith, kini justru jatuh ke pelukan bajingan paling sadis di kota. Bisik-bisik, gumaman, dan juga gunjingan kembali menerpa Blossom.
Sebelumnya, orang-orang merasa kasihan padanya. Mereka menganggap nasibnya sangat buruk karena ditinggal oleh Edith, demi adiknya yang jauh lebih cantik. Namun, kini mereka beranggapan kalau Blossom adalah perempuan murah, yang menjual dirinya pada laki-laki rendahan seperti Dante.
"Ibarat dari melepaskan permata, demi emas palsu, Blossom benar-benar di luar dugaan."
"Benito dan Gemala mendapat kutukan karena dua anak perempuannya bermasalah dengan laki-laki."
"Hei, aku tidak menyalahkan Edith dalam hal ini. Dia pasti tergoda oleh Daisy yang bertubuh molek itu. Tapi, Blossom? Entah apa yang dilihatnya pada Dante."
Semua orang melontarkan asumsi dan praduga, membuat pernyataan dengan pemikiran mereka sendiri. Blossom tidak peduli, dengan apa pun yang mereka katakan tapi tidak begitu dengan keluarganya.
Malam itu, setelah Dante pulang, Gemala yang marah, mengamuk sambil menangis dan memcaci maki Blossom. Membanting barang-barang dan melemparkan setiap benda yang ditemui. Daisy berusaha menenangkan sang mama tapi sulit.
Benito yang kecewa, memilih untuk mengurung diri di ruang kerja bersama cerutu dan alkohol. Laki-laki yang lebih mementingkan nama keluarga daripada perasaan anaknya itu, mencoba menaikkan kembali harga dirinya yang diinjak-injak oleh Dante.
Di kamarnya, Blossom merebahkan diri setelah menelan satu pil tidur. Ia kelelahan dan ingin istirahat. Tapi teriakan marah sang mama mengganggunya.
"Blossom, keluar. Tenangkan, Mama. Kamu nggak dengar dia menangis!" Daisy menggedor pintu kamar, Blossom mengabaikannya.
"Blossom, jangan pura-pura tidak mendengar. Lihat apa akibat dari ulahmu!"
Gedoran di pintu semakin kuat, Blossom berusaha untuk tetap tenang dengan menebalkan telinga. Apa pun yang terjadi malam ini, ia akan hadapi esok. Sekarang, waktunya istirahat dan tidur.
Daisy merasa tangannya perih, terus menggedor pintu kamar Blossom tapi kakaknya tidak kunjung keluar. Ia menjerit keras, merasa frustrasi. Di ruang tengah, masih terdengar tangisan lirih sang mama. Tidak berhasil membuat Blossom keluar, ia kembali ke tempat sang mama berada.
"Dia nggak mau keluar, Ma."
Gemala menghapus air mata dengan punggung tangan. "Anak kurang ajar. Setelah mempermalukan keluarga, seenaknya saja dia bersantai di kamar."
"Ma, mungkin kita harus tenang."
"Mau setenang apa? Bagaimana mungkin bisa tenang kalau Blossom akan menikahi bajingan itu!"
Daisy tidak menjawab, menggigit bibir dan terperenyak di kursi. Ia sendiri merasa sangat marah dan kesal dengan tindakan Blossom dan Dante. Tiada angin dan hujan, keduanya memutuskan untuk menikah.
Memang, sebelumnya sudah ada selentingan kalau Dante berkencan dengan Blossom. Awalnya, ia tidak percaya dengan kabar itu karena mengerti persis bagaimana selera Dante tentang perempuan, begitu pula sebaliknya.
Blossom yang kaku, selalu menyukai laki-laki rapi dan pekerja kantoran seperti Edith. Dia ama sekali tidak akan pernah melirik laki-laki kasar macam Dante.
Dante yang terkenal semaunya dan tidak pernah taat aturan, tidak pernah menyukai perempuan kaku seperti Blossom. Dari yang ia tahu, Dante selalu suka perempuan sexy dan hangat. Blossom tidak akan cukup menggairahkan bagi Dante. Dua orang yang dianggap tidak cocok satu sama lain, memutuskan untuk menikah. Bukankah ada sesuatu yang salah di balik ini semua?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Jodoh
RomanceDi hari pertunangan Blosoom dengan kekasihnya, Edith. Sang adik datang dan mengatakan pada tamu undangan kalau sedang mengandung anak dari Edith. Tanpa rasa malu, Daisy merusak hari bahagia Blosoom. Di antara keterpurukan, datang Dante, laki-laki ta...