"Agya, obatin luka Lo dulu!"
Agya mengedarkan pandangannya. Ini bukan suara Amora, bukan juga suara Doyoung apalagi suara Jaehyun.
Keningnya mengkerut ketika mendapati Ren berdiri tak jauh darinya dan langsung menghampirinya. Terlihat diraut wajahnya, laki-laki itu begitu khawatir.
"Ren, Lo kenapa bisa disini? Lo bolos? Sangat mustahil orang cerdas kaya Lo bolos." Ujar Agya terkekeh, lalu menyamakan posisinya berdiri di samping Ren.
"Ck, bodoh! Mau jadi jagaoan Lo gebukin dia begitu?"
"Dia duluan, gue dengan senang hati nerima."
"Aushh, sakit Ren!" Ujar Agya mengaduh ketika pipinya dicubit oleh Ren. Tidak keras, namun karena pipi Agya yang memar-memar, makanya ia meringis.
"Bandel! Sini gue obatin."
Agya menatap tangan Ren yang sudah memegang cairan antiseptik serta perban dan beberapa plester. Entah sejak kapan Ia membawa itu, yang jelas Agya tidak menyadarinya.
Ren menuntun Agya untuk duduk di bangku di bawah pohon rindang pinggir lapangan. Lebatnya daun-daun pohon itu mampu melindungi panasnya matahari yang bisa saja membuat kulit mereka terbakar di tempat.
"Bandel ni, rasain!" Gadis itu kembali meringis ketika Ren sengaja menekan memarnya. Tidak tinggal diam, Agya juga kembali mencubit perut Ren.
Sebentar ...,
Ini antara Agya yang ngelindur akibat sedikit pening gara-gara berantem tadi, atau memang ... Ren memiliki roti sobek?
"Kenapa? Kok gak nyubit lagi?" ucapan Ren membuyarkan lamunan Agya. Dengan sigap gadis itu menarik tangannya.
Agya menyengir konyol, " engga ada." Ujarnya kemudian meringis akibat terlalu lebar membuka bibir.
Ren hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia malah berpikir yang aneh-aneh, apa Agya tergeser otaknya? Namun sedetik kemudian Ia membuang pikiran itu jauh-jauh. Sekarang Ia yang terlihat seperti orang sinting yang terus menatap Agya tanpa berkedip sampai gadis itu menggerakkan tangannya di hadapan Ren.
"Gue pindah kesini."
"Halah, palingan cuman ucapan." sahut Agya yang menatap seragam sekolah Ren dari atas sampai bawah. Matanya menyipit ketika sadar seragam Ren sama dengan seragamnya.
"Lo serius?!" Tanya gadis itu dengan tidak percaya.
Ren hanya tersenyum, Ia menaikkan sebelah alisnya.
"Apa gue terlihat bercanda? Gue mau jagain Lo. Liat sekarang, baru aja keluar dari rumah sakit Lo malah bikin masalah baru lagi."
"Gak peduli, hobi gue."
"Ganti hobi Lo dari sekarang. Bukannya Lo juga suka musik ya?"
"Itu beda lagi, Ren! Kalau musik hobi gue dibidang sastra. Sedangkan gebukin orang hobi gue dibidang fisik dan bela diri."
Ren langsung menoyor kening Agya. Kali ini Agya tidak lagi meringis, melainkan tertawa. Sepertinya rasa sakit diwajahnya perlahan memudar.
***
Agya dan Ren berjalan beriringan di koridor sekolah. Melewati kelas-kelas serta ruangan-ruangan yang berada di kelas ini. Tak sedikit juga diantara mereka yang menatap bingung ke arah laki-laki yang berada di samping gadis itu. Barulah gadis itu membelokkan tubuhnya untuk masuk ke dalam kelasnya yang ternyata mereka sudah sampai.
"Ibu, ada murid baru." Ujar Agya. Ibu guru itupun menoleh dan tersenyum diantara keduanya.
"Masuk."
"Perkenalkan dirimu, asal sekolahmu, alamatmu, nomor whats—"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTENTION || Doyoung ( Tidak Update Lagi )
Teen Fiction"Kamu lemah, tidak menjamin bisa menjaga Agya." _______ Belum di revisi, harap maklumi jika ada kata yang typo.