"Ck, sialan! Mati kau keparat!"
Alga terus mengumpat menatap tajam jalanan kota malam yang perlahan mulai tenang. Mobilnya dipacu oleh Jack dengan kecepatan yang tinggi, membelah sunyi malam hari ini.
Sejak beberapa jam yang lalu Agya pergi, dia tidak pulang sampai saat ini. Alga dan yang lainnya sudah mencarinya, tapi nihil, gadis itu tidak bisa ditemukan. Bahkan alat pelacak yang sengaja Alga tempelkan pada ponsel Agya—itu sudah tidak berfungsi lagi. Rasa khawatir dan takut tentunya menyerbu dirinya. Khawatir jika Agya kenapa-kenapa, dan takut kalau musuhnya yang diluaran sana mengincar Agya.
Namun seharusnya Alga tidak memikirkan itu, yang nyatanya menjadi kenyataan. Alga mendapat pesan yang mengancam dari Tuan Jordan. Dia sudah membawa Agya pergi dan mengancam jika nyawa gadis itu tidak terselamatkan.
Laki-laki berparas tegas itu merogoh sakunya, mencari benda pipih persegi panjang. Jarinya sedikit menari-nari di atas benda itu.
"Jack, siapa bocah laki-laki yang terakhir kali bersama Agya?"
Jack mengalihkan pandangannya pada jalanan. Keningnya sedikit mengkerut, memikirkan siapa laki-laki itu. Kemudian matanya terbuka lebar ketika berhasil mengingatnya.
"Doyoung Pratama Mauren. Laki-laki yang Nona muda dekati, Tuan." sahutnya dengan informasi yang dia dapatkan dari salah satu siswi di sekolah Agya.
"Bawa dia ke apartemen, Jack. Aku ingin menanyainya sekaligus menyusun rencana untuk membawa kembali Agya."
Jack segera mengangguk, mobil yang Ia kemudian langsung diputar balik menuju alamat rumah Doyoung yang Ia dapatkan.
***
"Lepasin gue, sialan! Gue mau nyelamatin nyawa orang ini. Lo jangan egois ya! Kalo ada yang di omongin, nanti aja. Gue beneran keburu." Doyoung meronta-ronta ketika dirinya di dekap dan di tarik untuk masuk ke dalam sebuah mobil. Mata laki-laki itu memerah dengan napas yang memburu cepat.
Ia berniat keluar rumah ingin menyusul Agya. Gadis itu mengirim pesan yang membuat dirinya khawatir akut. Maka dari itu Ia langsung keluar rumah tanpa berpamitan pada mamanya. Namun sialnya dirinya sekarang berakhir di dalam mobil hitam ini.
"Ayolah, gue gak bisa lama-lama!" desak Doyoung pada dua orang di jok depan.
Alga membalikkan tubuhnya agar lebih leluasa menatap Doyoung. Ia juga penasaran, apa yang membuat laki-laki ini terlihat gelisah dengan keringat dingin yang perlahan mulai mengucur.
"Memangnya kau ingin menyelamatkan nyawa siapa?" tanya Alga dengan nada setenang mungkin. Padahal dirinya juga masih teringat tentang Agya.
"Lo siapa sih? Kenapa nyulik gue?! Ada urusan apa Lo berdua bawa gue kesini?!"
Pertanyaan bertubi-tubi terlontarkan begitu saja dari mulut Doyoung. Laki-laki ini ingin cepat keluar dari mobil ini dan harus dengan cepat menyelamatkan Agya.
"Aku abangnya Agya."
Ungkapan dari orang dihadapannya ini membuat Doyoung membuka matanya lebar-lebar. Abang Agya dia bilang? Setahu Doyoung abangnya Agya sudah meninggal dan Doyoung pun sudah pernah melihat kuburannya dulu.
"Ngawur lo? Abangnya Agya udah meninggal, bego."
Alga menggeram tertahan. Sepertinya Ia harus memperbanyak sabar ketika menghadapi anak bau kencur dihadapannya ini.
"Kami kembar."
"Ngaku-ngaku Lo pasti."
Lagi-lagi Alga menghembuskan napas kasar. "Kau ini ketika pembagian sifat kalem kemana saja? Brutal sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
INTENTION || Doyoung ( Tidak Update Lagi )
Fiksi Remaja"Kamu lemah, tidak menjamin bisa menjaga Agya." _______ Belum di revisi, harap maklumi jika ada kata yang typo.