INTENTION • 2

46 41 2
                                    

"Gy, dengerin gue!"

"Lo gak ada hak buat bilang kaya gitu ke kak Doyoung."

"Gy! Lo dengar gue?"

Agya semakin cepat berjalan tanpa menghiraukan ucapan-ucapan dari Amora sahabatnya itu.

Amora meremas rambutnya sendiri akibat tidak dihiraukan olehnya. Ini benar-benar di luar pikiran Amora, Agya berbicara seperti itu seolah itu benar.

"Gy, Lo gak ada bukti!"

Seketika Agya berhenti, membuat Amora juga berhenti. Amora menatapnya dengan bingung.

"Gue ... akan cari bukti!"

Setelah mengucapkan itu, Agya kembali berjalan tanpa mau mendengar sahutan dari Amora. Walau nyatanya sahabatnya itu hanya memilih diam.

"Bukan gini cara Lo buat cari simpati!"

"Terserah, gue mau ke perpus mau tidur. Gak usah ikutin gue, kalau guru nyari bilang aja gue izin pulang!"

"Oke!" final Amora. Ia berbalik, dan berjalan menuju kelas dengan perasaan yang kesal. Ini sudah ke berapa kalinya Amora melihat Agya yang selalu tertolak. Bahkan dengan sindiran kasar pun gadis itu tidak mau berubah pikiran. Itu hanya sia-sia, Doyoung tidak akan tertarik dengannya. Apalagi baru saja Agya membuat kesalahan besar. Doyoung pasti marah dengan Agya.

***

Gadis itu meringkuk gelisah dalam tidurnya di ujung ruang perpustakaan. Keringat kecil nampak terlihat diwajahnya. Bibirnya merapalkan kata-kata yang entah apa disebutkan.

"Ma, bang Arga sakit."

"Urusan dia, bukan urusan saya."

"Tapi ma, dia masuk rumah sakit."

"Saya tidak peduli."

______

"Jahat! Mama gak peduli dengan bang Arga sedikitpun, sampai sisa napas penghabisan dia. Bang Arga meninggal ma!"

Agya semakin gelisah, keringat demi keringat mulai mengucur jatuh. Keningnya berkerut. Mimpi itu, bayangan-bayangan dulu masih menghantuinya. Ia tidak kuat, tidak kuat mengingat disaat Ia setia menemuinya abangnya yang terbaring lemas di rumah sakit. Ia merasa orang yang tidak berguna disaat nyawa itu di ambil.

Seseorang berjongkok untuk melihat kondisi Agya yang sekarang. Ruang perpustakaan ujung ini memang sangat jarang dikunjungi murid-murid, makanya Agya sering tidur disini.

"Agya, bangun. Lo kenapa?"

Laki-laki itu menepuk pipi Agya dengan pelan. Ia khawatir Agya kenapa-kenapa, lantaran melihat kondisinya sekarang yang tidak terbilang baik.

Tidak lama laki-laki itu membangunkannya, mata Agya perlahan mulai terbuka. Namun air matanya masih saja menetes.

"Lo kenapa? Sakit?"

Agya menggeleng pelan, menjawab ucapan Jaehyun yang entah sejak kapan datang ke perpustakaan dan melihat Ia begini. Agya menutup mulutnya, Ia tidak mau memberitahu kepada Jaehyun kalau dia punya masa lalu yang sakit.

"Tapi Lo keringat dingin gini, gue anter ke UKS ya!"

"Enggak usah. Kak Jaehyun ngapain disini?" ujar Agya sengaja mengalihkan pembicaraan. Supaya Jaehyun tidak semakin penasaran tentang apa yang dialaminya.

"Gue tadi nyari buku fiksi, tapi ngeliat Lo ngeringkuk terus keringat dingin gitu jadi bikin gue khawatir."

"Lo dengar gue ngomong apa aja?"

INTENTION || Doyoung ( Tidak Update Lagi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang