Brapp!
Seketika banyak lampu yang menyorot mereka. Alga dan Jack siap mengangkat pistolnya untuk berjaga-jaga.
Sial! Doyoung benar-benar mengacaukan rencananya.
"Kau membawa mainan baru, Tuan Alga?"
Ruangan ini yang semulanya minim cahaya, kini sangat terang dengan banyak lampu di sekelilingnya. Menyorot tiga orang, dua diantaranya sudah mengangkat senjata. Sedangkan yang satunya mematung di tempat.
Satu lampu lain menyorot sang pemilik derap langkah yang kini perlahan mendekat ke arah mereka.
"Sebutkan maksud dan tujuan kalian kesini."
Pria dewasa dengan pakaian yang rapih serta topi yang tersangkut rapi di kepalanya itu mulai tertawa remeh. Rokok listrik yang Ia hirup mulai mengeluarkan kepulan asap yang cukup padat.
Alga mengerutkan keningnya, guna untuk mencari cara dalam waktu yang singkat ini. Waktu singkat yang bisa saja membunuh tiga nyawa dalam sekaligus.
"Tuan Ferdick, ku pinta kau lepaskan adik ku sekarang." Geramnya Alga yang tak mampu Ia sembunyikan.
"Tidak."
"Lepaskan!"
"Tidak." Sahut Tuan Ferdick dengan santai.
"Lepaskan atau terjadi tumpah darah disini?!"
"Pihakmu atau pihakku?" Sahut Tuan Ferdick seraya menyapukan pandangannya ke arah belakang Alga.
Alga mengikuti arah pandangnya, rahangnya bergetar ketika sudah menebak cara licik dari seorang bajingan ini.
"Sekarang!"
Begitu komando yang diperintahkan oleh Tuan Ferdick, anak buahnya yang tiga kali lebih banyak dari pihak Alga, langsung mengarahkan senjata. Mau tidak mau, sulit atau tidak, mereka bertiga harus menghadapi tawanan bajingan ini.
Tentangan, pukulan, serta nyaringnya bunyi senjata yang beradu menambah kesan yang sengit.
Pertarungan yang sebelumnya sulit bagi pihak Alga, kini mulai melonggar. Banyak yang jatuh terluka dari pihak Tuan Ferdick. Bahkan Jack saja mampu mengimbangi serangan dari empat orang sekaligus.
Fokus Alga terganggu, Ia memerhatikan Doyoung sambil melawan pasukan Tuan Ferdick. Doyoung si anak SMA itu ternyata turut ikut dalam melawan mereka. Namun cara Doyoung melawan yang membuat Alga khawatir. Pasalnya anak itu beberapa kali terlihat hampir terkena senjata tajam.
Berbagai cara Doyoung lakukan untuk mengalahkan yang menyerangnya. Dari melemparkan kursi, sampai menggulingkan tong besi yang ada di tempat itu. Doyoung akui, Ia tidak pandai dalam bela diri. Namun untuk waktu yang sangat bahaya sekarang, apapun harus Ia lakukan agar selamat.
Perlawanan semakin sengit ketika Tuan Ferdick mengarahkan pistolnya ke arah Alga di saat laki-laki tengah sibuk menghadapi pasukannya.
Sayangnya Tuan Ferdick lupa, bahwa ada anak SMA yang sedari tadi terus memperhatikannya. Sebelah tangannya sudah mengangkat bangku kayu. Saat pelatuk itu di lepaskan, Doyoung langsung melemparkan bangku ke arah Tuan Ferdick. Peluru yang di tembakkan itu langsung tidak fokus arah hingga mengenai kaca.
Kaca yang pecah menimbulkan suara yang nyaring. Perhatian mereka teralihkan. Alga dan Jack sempat terdiam sejenak sebelum pada akhirnya Jack langsung mengarahkan pistolnya dan menarik pelatuk pistol tersebut ke arah Tuan Ferdick yang tersandar.
Peluru melayang dengan sempurna, tepat sasaran dan langsung mengenai kening Tuan Ferdick di saat pria itu tengah mennggaduh sakit. Tetapi, sakitnya hilang untuk selamanya.
"Doy, ampul pistolnya dan gunakan dengan sebaik mungkin!" Perintah Alga. Doyoung sempat menggeleng, namun tatapan tajam dari Alga mengalahkan keraguannya.
Ia mengambil pistol yang tidak jauh dari mayat Tuan Ferdick.
Dorr!
Satu tembakkan semakin membuat Doyoung ketakutan.
Dorr
Tembakkan kedua yang lebih menuntut.
Melihat Doyoung yang hanya diam, Alga mengarahkan pistolnya ke arahnya. Jarinya siap untuk menarik pelatuk.
"Kau bantu tembak, atau kau yang aku tembak?" Ucapannya penuh penekanan. Barulah Doyoung mengangguk mantap seraya merapal maaf di dalam hati karena telah menghilangkan nyawa banyak orang.
Ketiga langsung beralih tempat saling mendekati dengan posisi yang sama-sama membelakangi. Tembakkan beruntun perlahan terdengar. Doyoung yang awalnya sangat amatir dengan urusan tembak-menembak, kini harus berani.
Pasukan dari Tuan Ferdick perlahan berjatuhan. Hingga tembakkan terakhir dari Alga yang terdengar.
Kesadaran kembali hening, tetesan serta bau amis darah semakin menyeruak masuk ke dalam hidung mereka.
Alga langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara yang sangat Ia ketahui itu. Terdengar bunyi bom dengan durasi di hitung mundur.
"Sial! Tempat ini sudah dipasang bom. Kita harus cari Agya segera."
Jack mengangguk mantap, lalu kemudian menyusul Alga yang sudah lebih dahulu berlari. Namun ketika sudah hampir di ujung tangga, Jack berteriak memanggil Doyoung.
"Kalau kau masih ingin hidup, bertahanlah sebentar lagi dan ikut kami. Jika tidak, kau diam saja disitu. Dengan begitu tubuhmu akan hancur lebur."
"Apaan! Gue belum kawin!" Sahutnya.
Doyoung langsung berlari dengan sekuat tenaga. Napasnya sudah hampir tercekat. Ia langsung berhenti ketika sudah sampai pada Alga dan Jack.
"Jack, pintu ini terdapat bom dan waktunya hanya sebentar lagi. Kita harus segera mengeluarkan Agya dari dalam sini. Aku yakin dia ada di sana."
Satu pintu yang mereka hadapi itu penuh dengan berbagai rantai yang menguncinya.
Alga meraih saku jasnya, dan mengambil besi kecil yang selalu Ia bawa. Tangannya bergerak untuk membuka kuncinya. Sedangkan Jack mencari benda yang sekiranya bisa membantu memutuskan rantai-rantai itu.
Waktu bom sudah menipis, keringat semakin jatuh melewati pelipis mereka. Keadaan benar-benar genting dengan isi kepala yang berisik.
Mereka membukanya dengan sekuat tenaga. Ketika rantai itu mulai longgar, Alga langsung menarik dengan kasar dan langsung mendobrak pintu menggunakan kakinya.
"Agya!"
••••
Ini part terpendek.
Sorry kalau namanya beda, soalnya saya lupa sama nama itu. Nanti saya perbaiki jika mood.Untuk saat ini saya hanya bisa mengetik part ini. Ada kemungkinan akan lama banget buat update selanjutnya. Tidak usah di tunggu, karna cerita ini cerita yang gagal.
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
INTENTION || Doyoung ( Tidak Update Lagi )
Novela Juvenil"Kamu lemah, tidak menjamin bisa menjaga Agya." _______ Belum di revisi, harap maklumi jika ada kata yang typo.