Sebenarnya masa skorsing Agya sudah berakhir. Mestinya gadis itu sudah bisa turun ke sekolah lagi dari empat hari yang lalu. Namun karena kejadian reruntuhan salah satu bangunan sekolah, gadis itu harus tidak masuk sekolah seminggu lebih lamanya. Insiden itu membuat sebagian murid-murid yang berada di dalamnya mengalami nasib yang sama seperti Agya dan Doyoung. Bahkan ada beberapa yang trauma.
Agya mendudukkan tubuhnya diteras sekolah. Kakinya menendang-nendang angin yang tak bersalah. Hari ini adalah hari pertama Ia kembali sekolah setelah masa skorsing telah usai.
Gadis itu bersenandung kecil, menikmati alunan lagu yang menenangkan pikirannya. Namun itu semua tidak bertahan lama ketika ada seorang perempuan datang menarik earphone dari telinga Agya.
Agya mendelik menatap Sasha—perempuan yang beberapa Minggu lalu yang menjadi tawanannya. Kini berani mengusik ketenangan Agya. Rupanya gadis ini punya nyali ingin membalas perbuatan Agya yang dulu selalu membully-nya.
"Ada masalah sama gue, Lo?" tanya Agya menaikkan sebelah alisnya.
"Masih punya muka setelah nyaris jadi pembunuh?" Sasha menyunggingkan senyumnya.
"Lo kalo kudet mending gausah ngomong. Gak guna tau gak."
"Guna lah! Biar Lo sadar diri. Pem.bu.nuh! Ups, calon maksud gue hahaa." Ujar Sasha menekan kata terakhirnya.
Baik, sepertinya kesabaran Agya sedang dipermainkan. Gadis itu mendekat maju ke arah Sasha dengan senyuman yang tidak bisa diartikan. Tangannya terulur mencengkram rahang gadis itu dengan kasar.
"Lo mau geplakan tangan gue, atau cabe satu kilo?" Agya seolah memberinya dua pilihan. Kemudian Ia melepaskan rahang Sasha dengan sedikit hentakan.
"Sekarang!" Teriak Sasha.
Agya langsung memberontak ketika tangannya ditahan oleh dua orang teman Sasha. Kaki tidak mampu lagi bertahan, hingga terseret-seret. Dengan kasar mereka membanting Agya ke arah bangku rongsokan yang sudah rapuh. Menimbulkan suara gaduh. Agya meringis pelan.
"Sialan kalian!"
Agya menggulung tangan cardigannya. Ia berlari dan menempatkan tinjuan di perut Sasha. Tidak berhenti disitu, Ia juga menarik kasar dua temannya dan langsung menghantupkan mereka berdua. Agya tertawa melihat dua kacung Sasha yang tersungkur.
Arghh ....
Pundak Agya dipukul oleh Sasha dengan sebuah kayu. Agya memegang rasa sakit itu. Dirinya naik pitam, menghajar Sasha dengan membabi buta. Tidak peduli lagi dirinya yang baru saja keluar dari rumah sakit.
Semakin Ia menghajar, maka Sasha semakin berteriak. Dia juga melakukan perlawanan, dan tentunya kedua temannya itu juga turut membantu.
"Satu lawan tiga, mati Lo semua!" Geram Agya mengacungkan sebilah kayu.
Semakin lama suara kegaduhan di gudang itu semakin jelas terdengar. Bahkan perlahan murid-murid sudah berdatangan untuk memastikan suara kegaduhan itu, seperti suara orang yang sedang berantem. Barulah mereka mengetahui setelah melihat Agya, Sasha dan antek-anteknya saling menghajar.
Tak sedikit dari mereka untuk menyuruh ketiganya berhenti. Namun ada juga beberapa yang merekam kejadian tersebut bahkan ada yang live streaming disaat kondisi yang sedang kacau ini.
"Agya, berhenti!"
Doyoung datang dengan napas yang tersengal-sengal. Disaat berlari pun Ia beberapa kali hampir terjatuh kerena kondisinya belum benar-benar pulih sempurna.
Laki-laki itu merengkuh tubuh Agya, menguatkan genggaman tangannya.
"Lo baru pulang dari rumah sakit, Lo mau kenapa-kenapa?!" Ujar Doyoung yang juga ikut emosi melihat kekacauan yang dibuat gadis dihadapannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTENTION || Doyoung ( Tidak Update Lagi )
Novela Juvenil"Kamu lemah, tidak menjamin bisa menjaga Agya." _______ Belum di revisi, harap maklumi jika ada kata yang typo.