promise

18 10 12
                                    

Happy reading ><

Kresekk kresekk

"Wahh"

Tampak mata Zula yang berbinar setelah membuka sekantong plastik berisi beberapa minuman kaleng. Ia mengambil tiga buah lalu menaruhnya diatas meja dan sisanya ia taruh ke dalam kulkas.

Arula dan Fajar baru saja tiba. Mereka tiba tepat setelah matahari tenggelam. Baru saja mereka menginjakan kaki ke dalam rumah, Zula sudah kegirangan menyambut mereka lebih tepatnya menyambut barang yang mereka bawa.

Namun berbanding terbalik dengan Zula, Arula yang baru saja tiba menampakan wajah kusutnya. Sepanjang perjalanan pulang pun ekspresi tersebut sudah nampak di wajah Arula.

Itu sebab Fajar bersikeras menolak semua makanan yang dibeli tadi. Hingga berakhir ditempatkan kembali pada tempatnya dan tidak jadi ia beli. Yang mereka bawa hanya telur, roti, mie instan, selai, dan minuman kaleng.

Fajar menolak dengan berdalih ia masih bisa membeli makanan diluar atau bahkan bisa saja Arula yang mengantarkan makanan untuknya. Lagipula orang tua Yuna masih sering mengiriminya makanan.

"Nonton ayok nonton yokk"
Seru Zula yang berakhir hanya diacuhkan Fajar dan Arula.

"Gue yang pilihin ya"
Lagi lagi ia hanya diacuhkan kedua kawannya.

"Hehh"
Seru Zula kembali

"Iya sana"
Suara Fajar yang menyauti Zula.

Yaa, akhirnya Zula yang memilih dan mencari film yang akan mereka tonton.

Mereka duduk bertiga disebuah sofa panjang dengan sebuah meja di depannya. Diatas meja sudah ada tiga kaleng minuman, tiga piring nasi goreng dan handphone Zula yang menayangkan sebuah film.

Sepertinya hanya Zula yang benar benar menikmati film yang ia putar. Sementara Fajar sedang sibuk mendekati dan membujuk Arula yang merajuk. Arula masih merajuk perihal kejadian di supermarket tadi.

Fajar menggeser duduknya untuk mendekati Arula, dan Arula yang mulai terusik bergeser pula menjauhinya. Terus berulang hingga Arula berada di pojok sofa dan sudah tidak bisa bergeser lagi. Ia hanya bisa terdiam dan mengacuhkan Fajar yang kembali bergeser mendekatinya.

"La, udahan marahnya"
Bujuk Fajar pada Arula

Tidak ada jawaban dari Arula, Arula hanya mengacuhkan kata kata Fajar.

"Kan kamu jadi bisa sering sering kesini"

"Nanti makanan apa aja yang kamu bawa aku makan, serius"

Setelah diam selama beberapa saat, dan tidak menyauti sedikitpun kata kata Fajar. Akhirnya ia membalas dengan satu kata. Ia menghadapkan wajahnya pada Fajar dan mengacungkan satu jari kelingkingnya.

"Janji?"

Fajar membalasnya dengan sebuah anggukan lalu menutkan satu jari kelingkingnya dengan jari kelingking Arula.

"Jangan ngilang juga"
Ucap Arula

"Iya"

"Mungkin"
Lanjut Fajar dalam gumam kecilnya.

Mereka kembali melanjutkan santap makan malamnya ditemani sekaleng minuman.

Namun sepertinya tanpa mereka sadari Zula memperhatikan mereka sejak Fajar membujuk Arula. Setelah Arula menerima bujuk rayu dari Fajar, Zula kembali mengalihkan perhatiannya pada film yang diputarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang