broken screen

183 44 52
                                    

Happy reading ><

"Arulaaa!! Cepett, senja udah datang nih."

"I,iyyaa bundaa." Gadis SMA berambut lurus itu menuruni tangga sembari sesekali membenarkan tas yang dipakainya.

"Vanaa, kacamataku dimana??" Langkahnya terhenti tepat di depan pintu.

"Nih, kamu yang simpen di meja barusan, udah sana Senja nunggu tuh."

Dara, kakak sulung gadis itu, suaranya yang selembut kapas selalu dapat menghangatkan hati kecil Arula meski tak setiap hari suara lembut nan halus itu terdengar.

"Emm, iya aku berangkat dulu." Ucap si gadis seraya mengambil kacamatanya dan bergegas menghampiri sang teman.

"Kak!! Kak Rula tungguu." Devana, dia berteriak memanggil sang kakak perempuannya.

Sang kakak yang dimaksud pun menoleh pada adik bungsunya itu. Vana segera menghampiri kakaknya yang sudah lebih dulu bersama Senja. Namun bukannya berbicara pada Arula, Vana malah berbicara pada Senja.

"Haii kak Senja, aku ikut nebeng boleh gak?" Ucap Vana to the point pada teman kakaknya.

"Van, kamu ngapain, semalem bilang mau berangkat sendiri." Bisik sang kakak yang mendelik sembari mencubit kecil tangan adiknya.

"Emm, udah telat kesiangan tar, aku ikut kak Senja aja yaa." Balas si adik dengan sedikit anggukan dan senyum nakal nya.

"Yaudah sana."

"Ru, lo berangkat sama siapa? Udah siang ini, nanti telat."

Si laki laki pun menanyakan pertanyaan yang mungkin cukup sulit dijawab Arula saat ini, di rumahnya sudah tidak ada kendaraan, ayahnya sudah berangkat lebih dulu ke kantor menggunakan mobil, mungkin ada satu sepeda motor milik Dara, namun Dara sedang mandi bersiap berangkat ke kampusnya dan tidak ada yang bisa mengendarai sepeda motor itu. Jarak dari rumahnya menuju halte bus pun cukup jauh.

"Udah bawa aja tu si Vana, gue belakangan nanti juga sampe." Si gadis membalasnya dengan sedikit dorongan kecil.

"Ya, yaudah pake ni Van." Senja menyodorkan sebuah helm pada Vana.

"Iya, makasih kak"

Yaa, seorang kakak mengalah untuk adiknya (dengan terpaksa), meski dia tau hari ini dia akan datang terlambat. Akhirnya ia memilih berjalan kaki menuju halte bus dan berangkat menaiki bus.

Vana dan Senja sekarang sudah pergi menjauh.

Senja dan Arula sudah lama saling mengenal, bahkan Senja tak ragu pergi ke rumah Arula hanya untuk menumpang makan, atau bahkan menginap.

* ⋆ ⋆ ⋆ *

Brukkh

"Ah, maaf yaa."

Kalian pasti tahu apa yang terjadi, dia menabrak seorang pria.

Ia berhenti sejenak menatap pria itu, entahlah badannya cukup tinggi jika dibandingkan dengannya.

Ia mulai tersadar dari lamunannya dan menyadari bahwa handphone mereka terjatuh.

"Lo tuh-" ada sedikit umpatan yang terpotong bell.

Kriiing kriiing

Pria itu tidak melanjutkan kata-kata nya, hanya melayangkan tatapan yang sedikit tajam dan menusuk, lalu mengambil handphone yang terjatuh, dan pergi meninggalkan Arula.

Arula juga bergegas mengambil handphone miliknya, dan membenarkan kacamata. Ia berlari melewati lorong sekolah dan menuju ruang kelas.

"Rula!!"
Perlu diketahui yang satu ini bukanlah Senja. Senja selalu memanggilnya dengan sebutan ru ruru ru layaknya sebuah rumput.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang