the truth

53 28 8
                                    

Happy reading ><

"Cel." Sentuhan lembut dari tangan Arula mengenai paha cantik Michelle dan membangunkannya dari dasar alam lamunannya.

"Hah."

Tatapan mata Arula seolah olah menanyakan keadaan hati Michelle dengan sedikit memiringkan kepalanya.

Michelle membalasnya dengan menggerakan tangan dan sedikit menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis seolah mengatakan bahwa dirinya baik baik saja. Tapi itu bertolak belakang dengan yang ada di dalam pikiran Arula.

Michelle tidak sampai hati untuk terus berdusta pada hatinya sendiri bahkan pada Cakra. Sesungguhnya hati Michelle masih menjadi milik Darren sepenuhnya, ia hanya tak tega pada Cakra yang begitu mencintai dirinya. Namun dengan begini bukan kah justru akan menyakiti Cakra lebih dalam? Haruskah ia pergi?

"Dahlah tu orang lagi down tar juga balik kaya biasa kalau moodnya dah baikan." Fajar berucap.

"Dah lanjut lo aja La." Lanjut Fajar dengan menggedikan dagu pada Arula.

"Kok gue? Puter dulu lah."

"Udah biar cepet, abistu gue udah buruan."

"Gakk! Lo dulu aja mending."

"Udah buruan kalo lu terakhir harus pilih dare gak mau tau alesanya gue suruh nyemplung got."

"Gak, ga bisa gituuu." Tolak Arula yang tidak terima.

"Bisa aja, suka suka gue."

"Yaudah tapi nanti lo harus pilih dare."

"Ya, yaudah gue tanya sekarang lo suka sama siapa? Hati lo ada di mana?"

Perdebatan kecil Arula dan Fajar selesai dengan Arula dibuat terdiam oleh pertanyaan yang dilemparkan Fajar. Bukankah dia sudah tahu bahwa Arula mencintai dirinya? Bukankah dia tahu bahwa hati miliknya ada padanya?

"Ada orang pokoknya, masih ada di tubuh gue lah hatinya."

"Kok gitu sih Laa."

"Terus gimana? Hati nya keluar dari tubuh gitu?"

"Yang bener lah gobl*k." Ucap si adik dengan asal.

"VANAA NGOMONG APA BARUSAN!!"
Bunda berteriak dari dalam kamar mendengar kata kata yang keluar dari mulut anak bungsunya terlebih itu juga ditujukan untuk kakaknya sendiri.

"Rul i,itu sapa?!! K,kun."

Arula dengan cepat menoyor kepala Fajar setelah mendengar apa yang dikeluarkan dari mulut temannya.
"Kun, kun, kun itu bunda enak aja lo sebut kunti."

"Gue gak nyebut kunti itu lo yang ngomong barusan."

"Iya tapi lo barusan bilang kun itu apa lanjutan nya?!! kuntilanak kan!"

"Sotoy"

"Terus apa kun WayV gitu? Qian kun?! Suara bunda gue normal ya suara CEWE!"

Tring tring

Handphone Fajar menyala dan menampilkan dua notifikasi chat dari teman perempuannya, emm entah itu teman atau bukan. Yuna, itu nama yang tertera disana.

Yuna

Jar dmn?
Jemput dong


"Jadi, daritadi bunda denger kita gitu?" Tanya Fajar.

"Bukan bundamuhh."

"Yaudah tante."

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang