in the rain

55 24 7
                                    

Bell sudah mulai berbunyi menandakan berakhirnya waktu sekolah para siswa siswi.

Seperti yang direncanakan Arula sebelumnya ia akan pergi membeli beberapa bingkisan untuk ia bawa ke rumah sakit. Yaa, first time bertemu dengan calon mama mertua, biar first impression nya juga nggak jelek banget katanya.

Cuaca hari itu cukup terang dan nyaman, matahari tidak terlalu terik di musim panas, juga tidak ada awan awan tebal pertanda hujan. Langit yang indah, mood Arula semakin meningkat. Hanya kurang satu hal saat ini, Fajar.

Ia hanya pergi sendiri untuk membeli beberapa buah buahan, lalu segera menuju ke rumah sakit dimana mama nya Fajar di rawat.

Sesampainya ia di rumah sakit ia cukup kebingungan mencari ruangan yang Fajar tunjukan. Setelah dua jam lebih Arula hampir mengelilingi tiga perempat rumah sakit itu, namun pada akhirnya ia menyerah dan memilih untuk menelfon Fajar dan memintanya untuk menghampiri dirinya yang berada di kantin rumah sakit.

Selagi ia menunggu kedatangan Fajar, Arula melihat sosok yang tak asing baginya, seperti Senja. Mungkin itu hanya orang yang mirip dengan Senja mengingat wajah nya yang cukup bunglon. Beberapa saat setelahnya Fajar sampai dan menghampirinya.

"Rulaa"
Fajar melambaikan tangan nya cukup tinggi, ya meskipun badanya sudah tianggi ia tetap melambaikan tangan nya tinggi tinggi

Arula yang mendengar panggilan itu akhirnya menoleh dan melihat keberadaan Fajar. Fajar yang telah memastikan bahwa itu benar benar kekasih nya segera menghampiri Arula.

"Ayokk"
Ajak Fajar dengan menggenggam tangan  kanan Arula

"Iya, bentar buru buru banget sih"

"Mama gak ada yang jaga, takut kenapa napa"

"Hahh?!"

Arula tidak pernah menyangka bahwa Fajar benar benar menunggu mama nya sendiri benar benar sendiri, dan melihat wajah Fajar yang cukup khawatir ia segera mempercepat langkahnya mengikuti langkah jenjang Fajar.

Kreek

Fajar dan Arula memasuki ruangan yang hanya berisi satu orang wanita yang menutup matanya dengan perban dan selang infus yang terpasang ditubuhnya.

Arula menaruh satu keranjang buah di sebelah ranjang dan menduduki satu kursi disamping Fajar.

"Kamu ngapain bawa buah?"

"Ya masa aku jenguk mama kamu gak bawa apa apa"

"Tapi siapa yang mau makan, mama masih belum bangun dari semalem"

"Hahh?! Ihh kok bisa emang kenapa sih?"

"Aku juga gatau kemarin habis dari rumah kamu aku pulang liat mama udah jatuh di bawah tangga"

"Hmm, kamu yang makan aja kalo gitu"
Final Arula

"Kamu udah makan? Kok pucet gitu sih?"
Arula melanjutkan kalimat dengan pertanyaan

"Belum"

"Kenapa barusan gak bilang kan aku bawain makan sekalian kalo gitu"

"Disini juga ada kantin"

"Tapi rasanya makanan rumah sakit gak enak, enakan masakan bunda kan"

"Yaudah, daripada kamu gak makan"
Lanjut Arula seraya bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Beberapa saat setelah itu Arula kembali dengan membawa seporsi makan siang.

"Ni makan dulu, nanti kalo kamu ikut sakit kan ga lucu"
Ucapnya sambil mengeluarkan makanan dari kantong plastik

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang