broken heart

108 41 37
                                    

Happy reading ><

"Kenalin gue Fajar yang ganteng." Ucap pria itu sembari mengangkat tangannya dan mengusap rambutnya.

"Iya iya ganteng kaya kuda, udah sono, ganggu banget lo gue lagi makan."

"Dih sini balikin hp lo."

"Apa apaan si lo!!"

Arula mendorong badan pria itu, meskipun dia tak terpengaruh sedikit pun. Haha iya, tubuh pria itu terlalu besar dan tubuh Arula yang terlalu kecil.

Oke, sekarang kita berhenti menggunakan kata pria itu sekarang sudah terungkap siapa nama lelaki itu, siapa itu? Fajar.

"Iya yaudah nanti gue ke rumah lo awas aja lo bohongin gue"

Setelah mengatakan beberapa penggal kata itu Fajar pergi meninggalkan Arula, dan Zula yang sedari tadi hanya terdiam memperhatikan mereka berdua.

"Rul, cakep tuh." Tutur Zula dengan mata dan bibir yang menunjuk pada Fajar.

"Terus? percuma ganteng tapi kayak berandal."

"Hmm, gak capek emang lo jomblo terus."

"Emm."

Tak ada yang bisa gadis itu jawab.

"Lagian gak kayak berandal banget tu anak"

"Gak usah galau-galauan deh tau gue, udah lah si Senja tuh-"

Arula memicing tajam, wajah Arula memang imut, lucu, tapi tatapannya saat serius seperti ingin menerkam manusia, bukan menerkam dalam arti sesungguhnya oke.

"Siapa sih yang bilang gue suka sama Senja."

Suasana hening sesaat setelah itu Arula kembali melemparkan suatu kalimat.

"Gue tau, gue tuh sahabat lo, dari cara lo liat Senja tuh udah beda."

Itu seperti menuduh, tapi memang kenyataannya benar.

"Ciee korban friendzone." Zula melanjutkan kata katanya sambil menggoda Arula.

"Serah lo deh, males gue." Arula menurunkan pandangannya dari Zula dan kembali bertemu dengan setengah porsi makan siang yang tengah ia santap.

* ⋆  ⋆  ⋆ *

"Galak ye si Arula." Itu Cakra, ia berada di meja yang sama dengan Fajar.

"Gak juga sih, tapi cantik sih dia." Ucapnya tanpa memalingkan pandangannya dari Arula.

"Cihh, cantik kata lo? Muka cupu gitu cantik?!"

"Kalo kacamatanya dilepas cupu nya ilang, yakin gue, cakep tu anak." Ucap Fajar untuk meyakinkan Cakra

"Demen lo?" Terka Cakra.

Hening sesaat.

"Gak sih, tapi gak tau gue kalo nanti."

"Aelah buaya lo." Cakra memukul pelan bahu si lawan bicara.

"Yehh emang situ enggak." Fajar membalas pukulan itu.

Entah sejak kapan hubungan mereka sedekat ini, mereka memang ada di kelas yang sama tapi hubungan mereka tak sebaik itu.

* ⋆  ⋆  ⋆ *

"Woii! Senjaa!"

Tak perlu menunggu lama si pemilik nama sudah menyahuti panggilan itu.

"Hahh, paan Ru." Senja yang hendak menghampiri motornya yang masih terparkir menoleh, dan berbalik, namun saat ia akan melangkahkan kaki...

"Haii."

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang