BAB VII : Another Offer

369 192 7
                                    

Hallo ... Langsung cuss baca aja yuk 😉

Jangan lupa untuk share, vote and coment 🙏☺️

Happy reading guys 🥰

.
.
.

~*****~

Alif dan Ubay saling melirik satu sama lain. "Lif?" Panggil Ubay pelan yang memberi kode pada temannya.

Sontak, Alif langsung tersenyum di sebelah sudut bibirnya dan berbalik, berjalan menuju kearah Luluk yang sudah siap dengan jabat tangannya.

"Deal. 100 juta, tapi malam ini juga bukunya harus ada di tangan saya. Nanti tempatnya akan saya sharelock," ucap Luluk kembali menjelaskan.

Alif masih tersenyum di sebelah sudut bibirnya, ia melirik Ubay sekilas yang melihat mereka tapi masih berdiri pada posisinya.

Pandangan Alif tertuju kembali pada Luluk. "Oke, deal. Tapi saya minta DP-nya dulu sekarang," ucapnya seraya membalas Jabat tangan tersebut.

Perkataan itu membuat Ubay menghelah nafasnya, ia menggeleng seraya memijit pelipisnya sekilas. 'Gila. Berani banget Alif ngomong gitu.' batinnya.

Luluk yang sudah paham akan mahasiswa didepannya, ini. Ia mengangguk. "Oke. Berapa nomor rekening-nya. Saya akan transfer sekarang juga DP-nya," ucapnya yang langsung mengambil ponselnya di saku jas. Alif mengangguk lalu menyebutkan nomor rekening milik Ubay.

Beberapa detik setelahnya. "Udah masuk, kan?" Tanya Luluk yang tertuju pada Alif dan Ubay.

Alif menoleh kearah Ubay. "Bay?"

"Oke, Lif. Udah masuk," sahut Ubay seraya memegang ponselnya dan tertuju pada Alif. Alif kembali tertuju pada Luluk.

"Cukup, kan. 20 juta. Sisanya akan saya kirim nanti malam. Setelah saya menerima buku itu." Ujarnya yang dianggukan oleh Alif, lalu ia segera berbalik dan keluar dari ruangan itu bersama dengan Ubay.

Sementara, Luluk yang melihat mereka telah memasuki lift, maka dengan cepat ia mengirimkan pesan pada seseorang untuk melaporkan apa yang baru saja ia lakukan untuk negosiasi pada dua mahasiswa itu.

Ubay dan Alif yang sudah keluar dari lift berjalan menuju kearah kantin.

"Lif, Lo benar-benar gila ya. Bisa-bisanya lo minta nominal sebanyak itu ke dia. Heh, apa lo yang lakuin itu bisa buat kita kena masalah besar di kampus ini."

Bukannya merasa takut, Alif malah tetap jalan santai sambil merangkul temannya. "Udahlah, Bay. Tenang aja, nama kita pasti aman. Lagian juga nanti kita langsung lihat Ketika udah sampai kosan. Kita harus pastiin, sebenarnya itu daftar nama apa, sih. Gue penasaran, karena dia sampe rela ngeluarin duit segitu banyak yang gue minta."

Ubay Mendengus gusar, seraya melepaskan rangkulan dari Alif. "Ya tapi apa yang lo lakuin tadi, bisa buat kita terancam di DO, Lif. Lo ngerti ga sih," ucapnya yang kesal pada Alif.

Sontak, perkataan itu membuat Alif menghentikan langkahnya sejenak. Ia mengingat Oman yang juga hampir di DO.

"Bay ...." Panggilnya yang kembali mensejajarkan posisi langkahnya dengan Ubay tapi tak ditanggapi oleh Ubay.

"Ngomong-ngomong soal DO. Sebenarnya Oman juga lagi terancam di DO, Bay. Dan ini ada kaitannya sama gue."

Ucapan itu mampu membuat Ubay menghentikan langkahnya dan menoleh, begitu pula dengan Alif. "Kok bisa?"

BLACKLISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang