24

3 0 0
                                    

Sebelum meninggalkan ku, Lily memberitahu ku di ketinggian berapa mereka akan berada, dan setelah meyakinkan diri ku kalau aku bisa mengambil tantangan lebih sulit, aku membawa diri ku ke ketinggian tersebut. Oh boy, aku merasa pusing hanya melihat dari kereta gantung bagaimana orang-orang meluncur begitu hebatnya dan bagaimana kecuraman bukit jauh lebih curam dibandingkan yang ku coba sebelumnya. Ku harap aku tidak akan mematahkan leher ku dan mati. Ini menakutkan!

"Hey!" Sapa ku pada Lily

"Kau bercanda?" Lily membelak terkejut, "ku kira kau takut naik ke atas sini?"

"Aku belajar bagaimana cara bermain ski," balas ku menyeringai

"Secepat itu?" Lily menatap ku tak percaya

"Ku rasa begitu," aku mengangguk

"Mari lakukan kalau begitu," balas Lily mengajak dengan kepalanya, "dengan ketinggian ini, kacamata pelindung diperlukan, mata kering dan benda terbang bukan hanya lelucon," ucap Lily menunjuk kacamatanya

"Gotcha!" Aku mengangguk dan mengangkat jempol ku

"Kau siap?" Ia menurunkan kacamatanya, aku mengangguk

Beberapa detik kemudian, kita sudah meluncur.

Harus ku akui, skiing itu sangat menyenangkan. Dari cara papan ski di kaki ku bergerak di salju, sangat lembut, aku menyukainya. Aku bahkan mempelajari beberapa trik, Lily mengajarkannya kepada ku, sekarang aku bisa menukik dan memelankan kecepatan ku lebih lembut. Kita tertawa dan bersenang-senang, naik turun gunung berkali-kali tanpa memperdulikan jam sampai waktu makan siang datang, dan itu artinya aku harus mengembalikan papan ski sewaan ku.

Dalam perjalanan turun terakhir sebelum makan siang, aku dan Lily mengambil waktu kita untuk turun gunung perlahan sementara menikmati perjalanannya.

"Woah, itu luar biasa!" Ucap ku terpesona melihat seseorang melakukan trik dengan snowboard

"Ace memang luar biasa," Lily mengangguk

Untuk sesaat aku tidak mengerti, bahkan mencoba melihat pada dia yang melakukan triknya, walaupun jelas sekali ia sudah menghilang

"Kau mengatakan orang itu, yang baru saja melakukan trik dengan snowboard, adalah Ace Bricklin?" Tanya ku tak percaya

"Yeah," Lily mengangguk, "bukan hal istimewa, dia sudah bermain sejak kecil, kita semua melakukannya," Lily mengangkat bahunya, "Titans biasanya memiliki kompetisi kecil-kecilan siapa yang bisa menunjukkan trik paling keren," jelas Lily, "jadi kita akan mengumpulkan orang-orang asing untuk bersorak, dan siapapun yang paling banyak mendapatkan sorakan menang."

"Biar ku tebak, Ace selalu menang?" Ucap ku sarkastik

"Nope," Lily menggeleng, "kebanyakan Nate."

"Apa kalian mengambil kursus atau sesuatu?" Tanya ku penasaran

"Aku kebanyakan belajar dari internet," balas Lily mengangkat bahu, "tapi kebanyakan kita belajar dari pengalaman."

"Pengalaman bagaimana?" Tanya ku bingung

"Orang tua kita, orang-orang sekitar, mencoba dan gagal," jelasnya, "pengalaman bebas lebih berharga dari apapun, kau tahu?" Aku mengangguk, "okay, kita sebaiknya menaikan kecepatan kita," ucap Lily serius, "bertemu kau di bawah sana?"

"Tentu, sampai jumpa."

Aku memantau Lily meluncur cepat sambil menghindari orang lain dan kerumunan. Dari caranya bergerak, ia terlihat seperti profesional. Tapi lagi, aku menganggap semua yang terlihat handal di landasan ini seperti profesional. Mereka bergerak sangat halus, seperti sebuah otomatisasi sinkronisasi antara pergerakan tangan dan kaki, satu hal yang aku masih merasa cukup kesulitan, tapi tidak begitu sampai membuat ku tertahan seperti sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang