3

20 1 0
                                        

Mrs. Zore menyambut ku di pintu depan saat aku baru saja sampai dari sekolah. Aku tidak mengharapkan Ace untuk mengajak ku pulang bersama dengannya saat ia jelas-jelas melihat ku menunggu bus di halte, sendirian, karena seluruh siswa Baxterview memiliki supir dan atau membawa mobil pribadi. Tidak, aku sudah diberikan peringatan kalau itu tidak akan pernah terjadi.

"Miss," sapa Mrs. Zore, "saya ditugaskan untuk mengantar Anda ke kamar."

"Aku sudah tahu di mana kamar ku, Mrs. Zore," balas ku yakin sambil menghindarinya

"Kamar baru anda," sergahnya kembali menghalangi jalan ku, "barang-barang Anda sudah dipindahkan."

Tidak seperti aku memiliki banyak barang personal, tapi tetap saja, "kenapa aku dipindahkan?" Cecar ku bersedekap

"Permintaan dari tuan muda."

"Apa masalah dia dengan ku?!" Aku melayangkan tangan ku frustrasi, "kenapa ia seperti membenci ku?"

"Saya tidak memiliki jawaban untuk itu," balas Mrs. Zore simpul, "sekarang ikuti saya."

Kamar baru ku ada di belakang rumah. Aku tidak tahu apakah aku seharusnya berterima kasih atau tersinggung telah diasingkan ke pool house. Maksud ku, tempat ini jelas lebih besar dari kamar ku, dengan pemandangan yang indah dan juga dapur kering, tapi di sisi lain, aku seperti anjing yang tidak diterima dan diusir keluar rumah, aku bahkan tidak perlu melewati rumah utama untuk sampai di sini. Kenapa mereka setuju mengadopsi ku awalnya kalau aku tidak diterima oleh seluruh anggota keluarganya? Mungkin aku sebaiknya berbicara dengan petugas sosial ku yang mengirim ku kemari, tapi aku akan lakukan itu nanti, untuk saat ini, aku memiliki urusan dengan Ace. Sekarang di mana bocah itu mungkin berada?

Kembali ke rumah utama setelah mandi dan berganti baju, aku mencari Ace, tapi alih-alih menemukannya, aku bertemu dengan pria lain dalam potret keluarga, si kepala keluarga, Bricklin Sr. Ini adalah saat pertama aku bertemu dengannya secara langsung, sedikit terlambat, tapi seperti yang mereka katakan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

"Mr. Bricklin," panggil ku merasa sangat formal

Saat pria itu mengadah menatap ku, ada sesautu dari caranya menatap ku, sesuatu yang aku tidak bisa jelaskan, tapi singkatnya tatapan itu terlihat aneh, "mengapa begitu formal?" Ucapnya tensenyum, menujukan kesantaian yang aku bisa lihat tidak ia rasakan, "panggil aku Simon."

"Simon," ucap ku mencoba namanya, membuat senyumnya melebar

"Maaf aku tidak menemui mu langsung saat kau baru datang," ucapnya mendekati ku, "aku sedang... sibuk."

"Tidak apa," aku mengagguk, "aku seharusnya berterima kasih pada keluarga mu yang telah membukakan pintu rumah kalian dan membiarkan ku tinggal," lanjut ku mengangkat bahu

"Tidak masalah," Simon menyentuh bahu ku, "lagipula rumah ini terlalu besar untuk hanya ditinggali oleh Ace dan diri ku."

Huh, hanya mereka berdua? Di mana istrinya? "Bagaimana dengan Mrs. Bricklin?" Tanya ku bingung

"Daphne meninggal beberapa tahun lalu, jadi sekarang hanya ada aku dan Ace."

"Oh," gumam ku mengangguk. Sejak aku tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan, jadi aku mengatakan hal basa-basi klise, "aku turut berduka."

Dan itulah saatnya sebuah suara baru, bergabung, "duka mu tidak dibutuhkan."

Ah, tepat seseorang yang sedang ku cari! "Ace, bisa kita berbicara?"

Life As Of All The What IfsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang