"Miss Greyrose, bukankah saya baru saja bertemu dengan mu kemarin sore?" Tanya sang dokter bingung, "apa kau merasa kelemahan di jari-jari mu?"
"Dia terjatuh," ucap Ace sebelum aku menjawab
"Kau terjatuh?" Ucap sang dokter mengulang, jawaban Ace, tapi tetap menatap ku
"Kelas olahraga," ucap ku mengangkat bahu
"Saya memberi mu surat dokter untuk tidak mengikuti kelas olahraga," sang dokter bersedekap, dan kali ini ia menatap ke arah Ace, "saya tidak bisa membantu kalau saya tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya."
"Apa yang ia katakan." Balas Ace datar
Tentu saja, sang dokter masih tidak percaya, kita tidak tepatnya berusaha untuk membuatnya yakin, "aku terjatuh karena ada bola basket salah sasaran mengenai wajah ku, membuat ku terjauh ke sisi kiri ku," jelas ku menghela nafas, "tangan ku berusaha untuk menahan beban tubuh ku, tapi jelas tidak sanggup, dan sekarang aku hanya bisa menggerakkan 3 jari ku." Mengangkat tangan ku dan menujukan kelingking dan jari manis ku yang tidak dapat bergerak bersamaan dengan jari lainnya
"Oh, itu buruk," sang dokter berdiri dari kursinya, "mari kita periksa," lanjutnya menujuk kasur periksa dengan kepalanya, "tutup mata mu dan katakan apakah kau merasakan sesuatu."
Aku melakukan apa yang diperintahkan dan diam menanti, "apa kau sudah melakukan sesuatu? Karena aku—" aku berhenti berbicara saat membuka mata ku dan melihat sang dokter sedang tengah memberikan rangsang nyeri pada jari-jari ku, "dok, kenapa aku tidak bisa merasakan itu?"
"Mari kita lakukan x-ray," ucap dokter mengangguk pada sang perawat, lalu kembali pada ku, "kita kemungkinan harus kembali membuka gips mu."
"Okay," aku mengagguk polos
Untuk mempersingkat cerita, hasil dari x-ray menunjukan prognosis kalau tangan ku membutuhkan operasi karena 3 hal yang saling menyambung, dimulai dari tulang ulnar ku retak, menyebabkan tulang pergelangan tangan ku yang tadinya retak berdislokasi, yang menyebabkan saraf ku ulnar ku terjepit—tidak heran aku menjerit seperti anjing laut sebelumnya—tapi untuk operasi terjadi dapat berlangsung, segalanya tidak semudah itu. Pertama aku tidak memiliki asuransi, kedua aku dibawah umur dan membutuhkan tanda tangan orang tua atau wali, ketiga dokter mencurigai kekerasan jadi ia menghubungi CPS, dan terakhir, aku adalah anak asuh yang lagi-lagi, harus berurusan dengan CPS. Untung saja saat ini rasa sakitnya sudah tidak begitu buruk setelah dokter memberikan ku painkiller, jadi sekarang aku bisa menanti dengan tenang di kamar rumah sakit
"Kenapa kau mengikuti ku?" Tanya ku pada Ace curiga
Untuk saat ia tidak menjawab apapun, dia bahkan tidak menujukan ekspresi apapun, seteiaknya tidak sampai ia menutup pintu dibelakangnya, "aku harus menjaga penampilan."
"Maksud mu?" Aku kembali bertanya
Alih-alih menjawab ku, ia segera membuka topik baru, "saat CPS datang nanti, jangan kau berani-berani mengadu tentang ku atau mengatakan apapun yang akan membuat mu dipindahlokasikan," ucapnya tajam, "percayalah Jazmyn kau tidak ingin melakukan itu."
"Apa yang lebih buruk dari kau akan membunuh ku?" Balas ku sarkastik
"Kematian yang lambat dan menyiksa," balasnya bengis
"Seperti kau tidak melakukannya saat ini," cemooh ku tertawa
"Oh, kau pikir patah tulang akan menghentikan ku?" Ia menjungkit dagu ku, "tidak perlu lakukan apa yang ku perintahkan dan kau akan lihat seberapa jauh aku akan membuat mu membayar, Jazmyn."
Entah bagaimana, aku rasa ia tidak main-main dengan ancamannya. Ace sungguh bisa membunuh ku dan tidak menerima konsekuensi apapun, dan itu tidak saja karena faktor ia memiliki uang untuk membebaskan diri, tapi ia juga memiliki kemampuan untuk lolos dari pembunuhan karena dia adalah seseorang yang licik dan cerdas. Dia bisa membuat kematian ku terlihat seperti sebuah kecelakaan ataupun sesuatu yang aku lakukan sendiri. Jadi aku sebaiknya melakukan apa yang ia minta untuk saat ini, dan nanti saat aku sudah memiliki kesempatan yang lebih baik, aku akan bertindak. Semua akan ada waktunya, yang dibutuhkan saat ini hanyalah sebuah kesabaran yang sangat melimpah.
««»»
Setelah operasinya, aku dibawa kembali ke kamar ku untuk observasi 24 jam, sejak aku hanya menjalani operasi kecil, aku tidak diharuskan menginap lama-lama. CPS telah menemui ku di kamar rumah sakit sebelum operasi dilakukan, wanita itu mengusir semua pendamping ku yakni Pope dan Lily, dan mulai mewawancarai dan setengah menginterogasi ku tentang situasi dirumah baru ku. Tentu saja, aku tidak menceritakan tentang ancaman dari Ace atau apapun yang terjadi di sekolah. Berkat 2 tahun lebih sedikit aku tinggal dengan ibu ku dan suaminya, aku sudah handal dalam menyembunyikan kenyataan. Tidak seperti itu hal yang sulit, mengingat CPS tidak akan melakukan apapun kalau salah satu dari 5 kriteria bertindak ada yang tidak dicentang. Kebijakan bodoh.
Aku kembali ke sekolah keesokan harinya, dan untuk pertama kalinya sejak hari pertama ku, aku mendapatkan hari tenang. Tidak ada peloncoan, hanya aku, Lily, dan Pope.
Side note. Apa aku sudah mengatakan aku dan Pope sekarang sudah resmi? Sebenarnya itu terjadi setelah kencan tiba-tiba kita di mall. Maksud ku, kita sudah membicarakannya, tapi sungguh resminya baru 3 minggu lalu. Okay, kembali ke cerita.
Tidak ada yang mengganggu ku di kelas, tidak ada spitball, tidak ada swirly, tidak ada batuk palsu, tidak ada dorongan atau sandungan sengaja, dan yang paling penting adalah tidak ada hadiah tak terduga di dalam loker ku. Mungkin hari-hari menyiksa ku di sekolah sudah berakhir? Seseorang hanya bisa berharap, walaupun aku meragukannya, karena selama Ace masih menyimpan dendam yang salah pada ku dan menjabat sebagai salah satu raja Baxterview, ku rasa siksaan ku tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Mari bicarakan topik lain yang lebih menyenangkan, seperti... pesta. Yeah, tentang itu, aku belum mendatangi pesta lainnya sejak yang terakhir di rumah Cain. Setelah apa yang terjadi malam itu, aku sedikit merasa waspada, tapi sepertinya malam ini aku tidak bisa mengelak, sejak pesta benar-benar berlangsung tiga langkah dari pintu ku, dan hari ini adalah hari yang baik, jadi mengapa tidak?
"Hey, bestie!" Lily merangkul ku
"Apa kau bersembunyi di semak-semak menanti ku atau sesuatu?" Tanya ku menyindir
"Duh... jelas tidak!" Balasnya memutar mata, "kenapa?"
"Kau selalu muncul entah dari mana, Lil!" Balas ku tertawa
"Itu keahlian ku," ucapnya bangga, "serangan diam-diam!" Lanjutnya mengacak rambut ku
"Hei!" Sembur ku menampar tangannya cepat, "kau menghancurkan tatanan rambut ku!"
"Oh, okay, Jaz," balasnya sarkastik lalu tertawa, "mari kita mabuk!"
"Sure..." kali ini aku yang membalas sarkastik
KAMU SEDANG MEMBACA
Life As Of All The What Ifs
ChickLitHidup penuh dengan tantangan. Kau tidak pernah tahu bagaimana hidup mu akan berlangsung, kadang kau bisa ada di bawah, kadang kau bisa berada di atas. Dengan situasi ku saat ini, aku tidak tahu bagaimana hidup ku akan berlangsung, tapi satu hal yan...