Bab 1 - Masalah

8K 299 2
                                    

"Apa opa gila?"

"Tutup mulut kamu, Aksa! Berani sekali kamu berbicara kasar seperti ini? Kamu sudah bosan hidup?" Tegur Bhaskara penuh peringatan. Menatap marah cucu lelakinya.

Wajahnya bahkan langsung mengeras seiring dengan nafasnya yang memburu kasar. Nampak jelas tersinggung dengan apa yang cucunya katakan.

Aksa mendengus dingin, wajahnya kian tak bersahabat menatap pria tua di depannya. Pria tua yang selalu dia panggil opa.

"Aksa tidak akan bersikap seperti ini jika opa tidak bicara omong kosong." Sahutnya tak mau kalah. Nampak kian kesal.

Opanya berbicara seakan tak punya salah. Dia bersikap layaknya Aksa yang salah. Padahal jelas-jelas permintaannya yang salah.

"Apanya yang omong kosong? Opa hanya ingin kamu menikah. Apa itu sulit?" Sindir Bhaskara sarkas. Kian menatap Aksa marah.

Dia hanya ingin cucu lelakinya lekas memikirkan hidup ke depannya. Bukan malah berleha-leha menikmati hidup layaknya dia remaja terus.

Aksa memutar bola mata malas, wajah jengah kian menghiasi wajahnya. Membuat suasana kian terasa mencekam. Tidak suka dengan apa yang baru saja di katakan oleh Bhaskara.

Cucu dan kakek itu tidak pernah berdebat sebelumnya. Karena biasanya Bhaskara akan membiarkan cucunya berlaku sesuka hati. Pengecualian kali ini. Dia menuntut Aksa untuk menikah dan semua itu membuat Aksa layaknya kebakaran jenggot.

Dia sudah seperti di minta lekas kembali angkat kaki dari rumah opanya. Padahal sudah sering dia katakan jika dia tidak akan menikah dalam waktu dekat. Tapi seakan tak peduli dengan apa yang cucunya katakan, Bhaskara malah meminta Aksa untuk segera menikah. Membina rumah tangga layaknya pria seusianya.

"Sudah Aksa katakan bukan. Jika Aksa tidak akan menikah. Sampai kapan pun akan selalu begitu. Apa opa tidak mengerti juga?"

Bhaskara mendengus.

"Bagus, jika begitu mulai besok kamu bisa mengundurkan diri dari perusahaan!" Seru Bhaskara dengan nada serius. Tidak peduli jika dia akan bersikap layaknya seorang opa tiri tapi Bhaskara benar-benar mengeluarkan ancamannya. Ingin melihat sejuah mana Aksa berani mendebatnya.

"Opa!" Aksa mengacak-acak rambutnya frustasi. Kesal karena opanya tak kunjung mengerti dengan apa yang dia katakan.

Oh tuhan, harus bagaimana lagi dia menjelaskan apa pada opa nya? Kenapa opanya tak kunjung mengerti?

"Kenapa? Kamu keberatan dengan perintah opa?" Sindir Bhaskara. Melipat kedua tangannya. Menatap Aksa meremehkan.

Tidak peduli dengan respon Aksa, kali ini Bhaskara akan tetap pada pendiriannya. Memaksa Aksa untuk segera menikah. Dia sudah jengah dengan gosip di perusahaan. Di mana cucunya terkenal sebagai pria penyuka sesama jenis.

Dan semua itu akhir-akhir ini begitu mengganggu untuknya.

"Bagaimana mungkin opa mengatakan itu. Opa sadar dengan apa yang baru saja opa katakan?" Aksa menjambak rambutnya frustasi. Merasa kesal juga marah. Tapi tidak bisa mengungkapkannya.

"Tentu saja." Sinis Bhaskara. Wajahnya bahkan terlihat begitu serius, membuktikan jika tidak ada candaan kali ini. Dan itu artinya Aksa harus memikirkan cara untuk merubah pemikiran opanya. Tapi bagaimana?

"Opa sudah memikirkan semuanya. Dan opa ingin kamu segera membawa cucu menantu untuk opa!"

Aksa mengerang. Kian mengacak-acak rambutnya kesal. Bagaimana lagi dia menjelaskan semuanya kepada opanya agar mengerti? Tidak mungkin kan dia mengatakan rahasianya kepada satu-satunya keluarga yang dia miliki di dunia ini saat ini juga? Bisa-bisa kena serangan jantung opanya nanti.

My Friend My Wife (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang