Sebagian bab sudah dihapus...
Tersedia versi karyakarsa juga ebook
****
"Gue masih gak percaya kalau ternyata lo bakalan nikah secepat ini, mana sama Aksa lagi." Rutuk Meyda untuk kesekian kalinya.
Keyla hanya bisa meringis pelan begitu mendengar rutukan Meyda. Sahabatnya itu, sudah beberapa jam yang lalu mengatakan hal seperti itu. Sedang dia hanya bisa diam dengan mengukir senyum semanis mungkin, mati-matian terlihat tenang padahal hati sudah nyaris jungkir balik lantaran status barunya kali ini.
Dari tiga jam yang lalu, statusnya telah berubah menjadi nyonya muda Bhaskara. Istri sah Aksa Bhaskara yang notabennya adalah sahabatnya sendiri.
Layaknya mimpi, Keyla bahkan bisa melalui segala proses pernikahan yang luar biasa mewah keluarga Bhaskara dengan mudah. Dia bahkan masih tidak percaya jika dia bisa melalui semua itu semudah itu.
Menikah dengan pria yang bertahun-tahun dia sukai---ah bukan suka--melainkan cinta, dengan mudah meski berbeda jauh dengan hatinya yang benar-benar nyaris keluar dari tempatnya adalah sesuatu yang harus dia banggakan. Belum lagi dia harus menghadapi tatapan mata Aksa yang terkesan begitu menghanyutkan, juga membuat hatinya terombang-ambing layaknya terkena badai.
Keyla bahkan nyaris pingsan di tempat begitu Aksa mengecup keningnya untuk pertama kalinya. Pria itu, bahkan tersenyum begitu manis layaknya gulali. Dan semua itu kian membuat Keyla megap-megap di tempat. Apa Aksa tidak tahu sebesar apa pengaruh senyum pria itu untuknya? Jika tidak, haruskah dia jujur? Dan setelah itu apa? Mereka akan hidup bahagia? Atau dia yang akan nampak tolol di mata pria itu? Keyla ingin terbahak memikirkan semua pemikiran konyolnya itu.
Teringat soal kecupan pria itu setelah acara ijab Kabul tadi. Keyla tidak mampu berkata-kata selain mengedipkan kedua matanya untuk menetralkan sarafnya yang mendadak terganggu. Masih terasa jelas bagaimana Aksa bergumam terima kasih setelah mengecup kening Keyla. Pria itu, benar-benar pintar dalam membuat hati Keyla melambung tinggi tanpa tujuan.
"Key,"
"Ah?"
Meyda mendengus begitu sadar sahabatnya sedari tadi melamun. Bukan mendengarkan apa yang tengah dia katakan. "Lo ngelamun?"
"Hah, eh--enggak." Gagap Keyla, tersadar jika dia tadi bersikap konyol.
Menatap Meyda yang kini menatapnya penuh curiga, Keyla mengibaskan tangannya. "Gue cuman merasa nerves aja. Lo tahukan, gimana tadi ramainya tamu undangan? Gue cuman takut bertingkah konyol."
Meyda mendesah panjang, tubuhnya sedikit menunduk untuk memberikan pelukan hangat pada sahabatnya yang sudah selesai dirias. Saat ini mereka sedang berada di kamar hotel untuk melakukan resepsi pernikahan ala keluarga Bhaskara. Yang benar-benar membuat geleng-geleng kepala karena kemewahannya.
"Gue tahu ini mungkin terlambat, tapi lo benar-benar cantik Key. Lo pantas ada di samping Aksa, jadi gak perlu nerves atau khawatir lo bakal bertingkah konyol. Gue tahu Aksa pasti bisa ngurus semua itu. Terutama jaga lo."
Keyla membalas pelukan Meyda tak kalah erat. Dalam hati bergumam, benarkah dia pantas berada di samping Aksa? Sedang dia bahkan tidak memiliki apa pun yang bisa di banggakan di depan pria itu? Sahabatnya itu, bahkan begitu sempurna.
****
"Siap?"
Keyla menahan nafas begitu Aksa mengulurkan tangannya ke arahnya. Sahabat sekaligus suaminya itu, suami? Uhg, Keyla merasa mulas memikirkan jika pria tampan di depannya ini adalah suaminya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Wife (SELESAI)
Storie d'amoreIni tentang perjanjian pranikah dua sahabat. Yang mungkin saling menguntungkan dan menguji kesabaran. Di mana perasaan ikut berperan di sana. Lalu, akankah perasaan itu dapat berperan lebih besar dibandingkan keuntungan yang di tawarkan sejak awal...