Keyla hanya bisa menurut begitu Bhaskara menuntunnya masuk ke dalam kediaman super megahnya. Hingga dia di dudukkan di sofa panjang yang berada di ruang tamu. Keyla pun masih menurut. Duduk diam dengan pria tua itu yang berteriak memanggil pelayan.
"Tolong buatkan cucu menantu ku minuman yang spesial!" Teriak Bhaskara keras membuat Keyla meringis. Teriakan Bhaskara membuatnya malu. Cucu menantu? Dia bahkan baru mengaku sebagai kekasih? Lalu dari mana bahasa seperti itu bisa keluar dari mulut pria tua itu?
Dan sepertinya Keyla dalam masalah sekarang. Karena dia yakin setelah ini dia tidak akan bisa lari.
"Jadi nak, katakan pada opa. Sejak kapan kamu berkencan dengan cucu tak tau diri itu?"
Keyla mengerjab terkejut yang buru-buru membuat Bhaskara mengkoreksi kata-katanya.
"Maksud opa Aksa."
"Ah itu sebenarnya--" Keyla menelan ludah gugup. Salah tingkah sendiri begitu Bhaskara menatapnya menuntut. Menunggu jawaban Keyla dengan wajah tak sabaran.
"Opa," seru Aksa menarik perhatian Bhaskara juga Keyla.
"Aksa dan Keyla baru berkencan. Jadi kalau opa ingin bertanya soal itu, opa bisa tanya kan langsung pada Aksa. Jangan Keyla."
"Kenapa? Orang opa ingin tahu dari Keyla. Opa lebih percaya Keyla dari pada kamu."
Keyla meringis pelan. Menatap bersalah pada Bhaskara. Dan semua itu ditangkap oleh Bhaskara dengan baik.
"Ah sudahlah. Kamu pasti malu ya membahas masalah itu dengan opa. Baiklah kalau begitu jangan di bahas, Key. Opa tidak akan bertanya lagi, yang terpenting sekarang opa tahu jika kamu adalah cucu menantu opa. Jadi opa harap kamu akan betah bersama Aksa."
Aksa mendengus. Menatap kesal pada kakeknya. Demi tuhan kata-kata opanya itu terdengar begitu melukai harga dirinya.
"Dan kamu Aksa! Awas saja kamu berani macam-macam dengan cucu menantu opa. Opa tidak akan menganggap mu cucu jika berani menyakiti wanita secantik Keyla."
Keyla tergelak. Tertawa renyah dengan kata-kata Bhaskara. Bukankah kata-kata pria tua itu terdengar manis juga penuh perhatian. Keyla bahkan tidak menyangka jika dia akan disambut sehangat ini oleh kakek Aksa. Karena selama ini pria tua itu terkenal ke galakaannya juga mulut pedasnya.
"Ckk, seharusnya aku memang tidak membawa Keyla sekarang."
"Kamu bilang apa?"
Aksa meringis. Menggeleng malas membalas pelotottan Bhaskara. Dan semua itu membuat Keyla tersenyum lebar. Di matanya kini Aksa benar-benar nampak manis. Meski dia selalu berdebat dengan opanya, entah mengapa di mata Keyla Aksa terlihat begitu menyayangi opanya. Dan semua itu semakin menambah poin plus di mata Keyla.
"Sudah ayo nak, opa akan meminta pelayan untuk memasak makan malam untuk kita. Dan kamu harus menemani opa makan malam." Tanpa menunggu jawaban dari Keyla, Bhaskara menarik tangan Keyla. Membawanya melangkah menjauh dari Aksa yang lagi-lagi mendengus kesal. Namun tak berapa lama sudut bibirnya tertarik ke atas. Nampak tersenyum lega.
Setidaknya kali ini dia berhasil mereda rasa khawatir opanya. Dan semoga saja opanya tidak akan kecewa suatu saat nanti ketika Aksa dan Keyla tak bisa bersama.
*****
"Lo yakin gak mau mampir?"
Aksa menggeleng. Kedua matanya melirik jam di pergelangan tangannya. Mengetuknya pelan dengan jari tangannya.
"Udah jam segini. Mending lo istirahat aja."
Keyla mengangguk mengerti. Melempar senyum sekali lagi sebelum membuka pintu mobil dan bersiap turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend My Wife (SELESAI)
RomanceIni tentang perjanjian pranikah dua sahabat. Yang mungkin saling menguntungkan dan menguji kesabaran. Di mana perasaan ikut berperan di sana. Lalu, akankah perasaan itu dapat berperan lebih besar dibandingkan keuntungan yang di tawarkan sejak awal...