9 - Menagih Janji

3.2K 236 15
                                    

Sebuah rumah di pinggir jalan desa tengah diterpa sesuatu yang mengerikan malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah rumah di pinggir jalan desa tengah diterpa sesuatu yang mengerikan malam itu. Rumah itu adalah rumah milik Pak Ganda. Seorang tukang sayur keliling yang cukup terkenal di desa ini. Ia tengah tidur nyenyak di ranjangnya malam itu, di tambah kipas angin yang semakin membuat nyaman dirinya meski berada di kamar sempit dan sederhana.

"Pak, pak!"

Tapi tidurnya harus terganggu karena ada sebuah suara memanggilnya. Suara itu halus dan lirih, suara seorang perempuan. Pria paruh baya berbadan gemuk itu pun membuka mata dan terbangun. Dengan mata mengantuk ia melihat sekitar.

"Pak!" panggil sang istri.

Saat Pak Ganda bangkit dan duduk, ia melihat istri bersama kedua anaknya yang masih kecil sedang duduk meringkuk di lantai. Kedua anak perempuannya itu sama-sama memeluk sang ibu. Wajah mereka tampak ketakutan.

"Lho? Kenapa, Bu? Udah malem gini kok masih bangun?" tanya Pak Ganda sambil melirik jam yang menunjukkan pukul dua belas malam.

"Pak," panggil sang istri dengan nada pelan. "Bapak denger gak?" tanya sang istri.

"Denger apa?"

"Coba pasang telinga baik-baik, Pak!"
Pak Ganda pun terdiam, di tengah suasana hening. Ia mencoba mempertajam indera pendengarannya. Berusaha menangkap suara yang ada di sekitarnya. Sampai akhirnya, pelan-pelan ada suara yang masuk ke telinganya.

Jangan lupa pilih saya, Pak!

Pilih saya, Pak.

Saya akan jadi kepala desa, pilih saya, Pak!

Pria gemuk itu langsung kaget dan memasang wajah takut. Pasalnya ia sudah sangat familiar dengan suara dan kalimat yang ia dengar itu. Suara itu persis dengan suara Joko saat masa kampanye.

Pak Ganda juga semakin ketakutan saat ia teringat bahwa dahulu di masa kampanye, Joko telah banyak memberinya uang dan sembako. Akan tetapi pada saat pemilihan, Pak Ganda malah memilih Anwar sebagai kepala desa.

Dengan tatapan tegang, Pak Ganda menoleh ke istri dan anaknya. Meski jantungnya berdetak cepat, ia tetap berusaha tenang agar anak istrinya tidak ketakutan. Ia turun dari kasur dan mendekati sang istri.

"Tenang aja, baca doa sama-sama. Dia di luar, gak akan sakitin kita kok."

"Rina, Rani, baca doa ya! Bisa, kan?" ucap Pak Ganda kepada dua anaknya.

"Doa kaya di pengajian, Pak?" Rani bertanya.

"Iya, doa kaya guru ngaji kamu ajarin."
Sama-sama mereka pun berdoa meminta perlindungan. Kedua anaknya memejamkan mata. Sementara suara Joko masih terdengar di luar rumah.

Suara itu sendiri berpindah-pindah. Kadang terdengar dari samping, lalu di depan rumah, pindah ke belakang bahkan terdengar dari atas atap rumahnya.

"Bismillah."

Pocong Nagih Janji (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang