Lavisha masih berdiri kaku sesaat setelah tubuhnya ditarik menjauh dari area pelataran hotel, menuju sisi yang lebih sepi---dekat dengan jalan menuju area parkir.
Di hadapannya sendiri, berdiri tegak sosok seorang wanita paruh baya yang sangat ia kenali. Walaupun tidak pernah menghabiskan waktu lama dengannya, tetapi bagi Lavisha, hanya dengan menghafal raut wajah dan segala jenis ekspresinya saja sudah jauh dari kata cukup.
"Kamu ngapain di sini?" tanya wanita paruh baya itu dengan intonasi suara yang terdengar ketus. Lavisha otomatis meneguk salivanya susah payah karena rasanya benar-benar semenakutkan itu ketika bertemu dengan sosok orang yang telah melahirkannya ke dunia itu.
Ya, wanita paruh baya yang telah menariknya tadi adalah ibunya. Entah bagaimana caranya sang ibu kandung bisa berada di tempat yang sama dengannya. Akan tetapi, seketika Lavisha ingat jika ibunya menikah lagi dengan lelaki kaya raya yang pastinya kemungkinan besar juga diundang ke acara ulang tahun perusahaan sebesar AYG Corp. itu.
"Ibu apa kabar?" Bukannya menjawab, Lavisha malah mengalihkannya kepada pembicaraan lain. Bukan karena apa-apa, Lavisha hanya merasa ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, ia harus menjaga yang namanya sopan santun.
Akan tetapi, sudah jadi barang pasjti kalau sang ibu membalas dengan nada tak senang. "Jangan kebanyakan basa-basi." Begitu katanya. Lavisha sudah tahu, kok. Ia sengaja memancing emosi sang ibu, sebenarnya karena jujur saja masih sakit hati karena chatnya beberapa bulan lalu saat dirinya bertanya kabar malah dibalas dengan kata-kata yang tidak mengenakkan.
Padahal, selama ini Lavisha tidak pernah meminta uang barang sepeser pun dari sang ibu sejak ia masih kecil. Semua biaya hidupnya ditanggung oleh paman dan bibinya walaupun ketika besar, ia harus membayar semuanya dengan kerja keras banting tulang. Dari pihak keluarga bibi dan ibunya juga sebenarnya tidak lagi pernah terlibat dalam sebuah obrolan sejak puluhan tahun lalu.
Paling hanya sebatas ingat dan tahu kalau masih memiliki saudara walaupun sudah sejak lama tak lagi dianggap. Lagi pula, mau dilupakan pun bagaimana? Anaknya saja dititipkan dan tidak pernah dianggap lagi, kok.
Kalau diingat-ingat, semua hal yang berhubungan dengan sang ibu kandung hanya membuat Lavisha sakit. Rasanya sesak kala setiap waktu selalu saja ada update baik dari Instagram maupun aplikasi bertukar pesan---WhatsApp---yang menampilkan betapa bahagianya keluarga baru sang ibu.
Hampir setiap waktu, Lavisha hanya dicekoki oleh segala macam kebanggaan 'ibunya' atas anak-anaknya yang lain yang tentunya memiliki ayah. Bukan seperti dirinya yang tahu siapa ayahnya saja tidak.
Kalau ditanya, bagaimana caranya ia bisa menyimpan nomor sang ibu begitu juga dengan ibunya yang menyimpan balik nomornya? Jawabannya adalah karena mendiang sang nenek. Iya, kalau saja tidak atas wasiat almarhumah neneknya yang mengatakan, "Seburuk apa pun Ibumu, jangan sampai lepas hubungan dari dia, ya. Kalau kamu suatu hari nanti menikah, kasih tahu Ibumu. Mau dia datang atau enggak, dia harus tetap tau."
Pertama dan terakhir kali ibunya datang ke kediaman sang bibi adalah ketika neneknya meninggal. Sewaktu almarhum kakeknya berpulang, Lavisha masih sangat kecil untuk sekadar tahu jika wanita yang menangis di samping jasad sang kakek adalah ibunya. Ia bahkan diminta diam di kamar tanpa diberitahu perkara 'ibunya'. Barulah ketika neneknya sakit, beliau menceritakan banyak hal tentang sang ibu, serta memberikan wasiat terakhir sebelum Tuhan menjemputnya kembali.
Lavisha juga tahu, kok, ibunya pasti merasa 'ogah' untuk sekadar menyimpan nomor ponselnya. Mungkin kalau bukan karena terpaksa, seumur hidup pun tak akan pernah dilakukannya. Ah, atau jangan-jangan motifnya menyimpan balik nomor Lavisha hanya karena ingin memamerkan betapa berprestasinya anaknya yang lain? Betapa bahagianya keluarga barunya yang utuh dan saling mendukung satu sama lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVORENT✓
Romance16+ "Kalau begitu, boleh nggak, saya ganti agennya sama Mbak operatornya aja?" Bukan sekali dua kali, tetapi sudah sangat sering Lavisha mendengar pertanyaan seperti itu ketika dirinya memposisikan diri sebagai operator di aplikasi penyedia jasa tem...