Ready?
.
.
.
.
.
Knock knock.. Anybody there? Miss me? :) haha.. Yuk ahh
Lets go.
Sedari tadi Sunghoon sibuk berjalan bolak balik di ruang keluarga sambil beberapa kali menggigiti kuku jari nya yang tiap hari ia rawat dengan sedemikian rupa. Hati nya nampak tak tenang. Ia juga beberapa kali kerap menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul sebelas siang.
"Aduhh.. Gimana ya enak nya? Masa harus di telepon sih?"
Ia menggerutu seorang diri tanpa mendapat suatu jawaban yang jelas.
Hal yang membuat ia seperti ini tak lain dan tak bukan adalah keadaan sang anak yang tiba tiba mengalami demam setelah pulang dari sekolah. Seungwon kecil nya mengeluh pusing dan panas. Ia sebagai seorang ibu tentu merasa khawatir dengan hal ini. Tindakan yang ia lakukan pertama kali adalah mengecek suhu badan sang anak dan memberi paracetamol. Tapi itu juga tak kunjung meredakan panas yang di derita sang buah hati tercinta.
Batinya ingin sekali menelpon sang suami agar ia lekas pulang. Tapi ia juga ingat bahwa tadi pagi sang suami berkata bahwa hari ini ada tender besar yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan sang suami. Ia tidak mau merusak itu. Tapi bagaimana dengan nasib sang anak?
Ia bisa saja ke dokter seorang diri, tapi entah mengapa akal dan tubuh nya seakan tak sejalan jika yang menyangkut kata sakit adalah anak nya.
"Persetan! Telpon mas Hesa ajalah."
Tutt..
Tutt..
Tutt..
Dering telpon terus seperti itu sampai beberapa kali, namun tak kunjung mendapat jawaban dari sebrang sana. Ia pun akhir nya memutuskan untuk menelpon orang lain.
"Hallo, Ki? Sibuk ga? Bisa tolongin gue ga Ki?"
"Ya, Hallo.. Ada apa bang?"
Dalam hati Seunghoon sedikit ber terima kasih karena tak susah untuk menghubungi remaja yang kini sedang mencoba bergabung dengan perusahaan saudara sepupu nya itu.
"Lagi meeting sama Hesa kan? Udah atau belum ya Ki?"
"Wah bang, gue ga ikut meeting nya. Bang Jaka yang ikut. Nih gue lagi nongkrong di starbuck mangkanya bisa angkat telepon."
"DUHH.. trus gimana dong?!"
"Gimana apanya bang? Kenapa sih? Ada yang bisa Riki bantu gak?"
Sunghoon menghela nafas nya gusar. Ia takut akan menganggu waktu banyak orang. Tapi demi tuhan, anak adalah segala nya. Itu prinsip yang di pegang Sunghoon selama ini, jadi untuk kali ini saja, ia akan nekat untuk menganggu acara meeting seorang Mahesa Adinata.
"Tolong dong Ki, lu masuk ke ruangan nya trus suruh mas Hesa angkat telpon gue."
Ada nada terkejut dari sebrang telepon. Nampak nya ini seperti gurauan di tengah musim panas. Bagaimana bisa menghancurkan rapat yang begitu penting, pikirnya.
"Apa?! Yang bener aja.. Nanti yang ada gue di tonjok sama bang Hesa. Lagian ini tender gedhe bang. Bang sathya kalo ada perlu mending gue bantuin deh. Serius."
"Masuk aja. Bilang ada telepon dari Sunghoon. Biar nanti gue yang tanggung jawab. Cepetan!"
Tahu nasehat nya tidak akan di dengar, Riki lebih memilih menurut. Siapa tau ini memang hal mendesak yang hanya ingin dibicarakan oleh keluarga. Bagaimanapun Riki mengidolakan seorang Sathya Kalandri, tapi ia juga masih tau diri untuk tidak mengacaukan rumah tangga orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enhypen Family AU.
FanfictionKeseharian rumah tangga di Enhypen beserta anak-anak mereka. Heeseung x Sunghoon Jay x Jungwon Jake x Sunoo Niki Beware plis. karena ini adalah BXB plus Mpreg. menerima Kritik dan saran, apabila menyingung pembaca harap cantumkan pesan lewat DM. I c...