Chapter 22 : You've made me weak

225 22 7
                                    

If I can reverse the time, it better that we are never met. Now, I'm stuck with you and can't help it.
———

Aidan mematung, berdiri menghadap jendela berukuran sedang persegi panjang sebelah kanan dari pemilik rumah yang ingin ia temui. Tak ia hitung sudah berapa lama ia berdiri di luar pagar besi milik keluarga Abhim yang jelas sekarang sudah tidak ada orang lalu lalang di jalan, suasana semakin sunyi dan hawa dingin mulai menusuk tubuhnya.

Di lain sisi Toby mengintip sedikit di balik tirai jendelanya, di pikirnya Aidan sudah gila karena berdiri di luar sana selama lebih dari dua jam. Sebenarnya apa yang ia tunggu? Abhim juga sedang tidak ada di rumah.

Toby berdecak, mengangkat bahunya tidak perduli lalu membanting punggung ke kasur, salah Aidan sendiri jika besok ia berakhir sakit karena telah melakukan hal bodoh.

Ia mencoba memejamkan matanya, namun sayangnya kehadiran Aidan mengganggu kepalanya. Laki-laki itu masih tak mau pergi sesaat ia mengecek lagi.

—-

Sesekali Aidan meniup-niup telapak tangannya, sebenarnya ia sudah biasa menghadapi udara malam, tapi karena belakangan ini tubuhnya sedang tidak dalam kondisi baik ia sudah berpikir akan mengalami flu berat beberapa hari kedepan jika ia tidak bisa bertemu Abhim sekarang.

Kalau boleh jujur Aidan sendiri masih sedikit bingung dengan perasaan yang ia miliki, ia baru saja mengenal Abhim bahkan belum ada dua minggu tapi ia sudah mau melakukan beberapa hal bodoh salah satunya adalah ini.

Lagi pula Aidan juga tidak tahu bagaimana reaksi Abhim jika laki-laki itu tahu kalau dirinya gay, entah apa yang akan Aidan hadapi nanti, bisa saja ia di ludahi, di hina ataupun di tinggal begitu saja seperti pengalamannya dulu terhadap para straight.

Jika hal itu terjadi lagi, jika Abhim akan menunjukan salah satu reaksi itu maka ia harus bersiap untuk mundur, lupakan dan move on seperti yang seharusnya.

"Ck! Nggak Dan! Lo jangan nyerah!" Aidan menggeleng, mengetuk kepalanya pelan seolah menyesal akan weird night thoughts-nya. Tapi kalau boleh jujur lagi yang ia takutkan bukan reaksi Abhim melainkan Ezrha.

Kakaknya itu terbiasa mendapat apapun yang dia mau sejak kecil, hal yang ia takutkan akan berlaku padanya, jelas sekali Ezrha menyukai Abhim. Nyali Aidan sempat menciut saat perlakuan posesif Ezrha tempo hari terhadap Abhim. Orang gila, kenapa dia tidak mencari wanita saja? Ezrha selalu saja merenggut kebahagiannya, orang itu tidak pernah memikirkan perasaan orang lain selain dirinya sendiri. Ohh hampir lupa, Ezrha bisexual yang artinya dia tertarik pada wanita dan pria.

"Mau lo tunggu sampe ayam berkokok pun Abhim tetep nggak mau temuin lo."

Aidan tertegun, kepalanya yang tadinya tertunduk kini tegak menatap arah suara, itu Toby yang keluar menggunakan black bomber.

"Gue bakal tetap tunggu dia bang, sampe kapanpun asal gue bisa ketemu Abhim."

Rahang Toby mengeras tanpa sadar, perlu kesabaran yang tinggi untuk menghadapi Aidan.

"Batu lo di bilangin! Yaudah lo tunggu aja sampe seminggu di mari!"

Aidan terdiam sejenak menatap sepasang bola mata Toby nanar.

Steal My Boy [BxB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang