"Bhim lo di apain sama Kevin!?"
"Lo gak apa-apa?"
"Bhim?"
Demi apapun gue masih bengong, beneran gue nggak bisa bersuara atau bergerak sedikit pun. Gue masih shock.
Sekarang gue, bang Toby dan juga... Aidan lagi ada di kos-an.
Dan lo tau di kos-an siapa? Iya, Aidan.
Idenya bang Toby.
Katanya kalo gue di bawa pulang takut bunda yang shock liat keadaan gue kaya orang kesambet jin, di tanyain gak di jawab kaya orang bego apalagi gue harus ngejelasin semua kejadian menjijikkan tadi. Gue nggak bisa.
"Nggak, gue nggak apa-apa." Bohong gue. Iya gue bohong supaya bang Toby nggak nanya-nanya terus, kuping gue pengang. Gue pengen cepat-cepat lupain kejadian tadi.
Bang Toby yang udah hidup bareng gue selama belasan tahun pasti nggak gampang ketipu sama omongan gue. Gue tau karena dari raut wajah dia yang tegang banget, urat tangannya juga ikut kaku. Bang Toby marah.
"Ini semua gara-gara lo!!" Bang Toby ngedorong tubuh Aidan, keras banget sampe itu anak hampir kesungkur.
Aidan natap bang Toby dengan tatapan bersalah.
Gue juga bingung ini semua salah siapa? Salah Aidan atau salah gue?
"Kalo aja adek gue nggak ngikutin kata-kata lo, sekarang dia nggak kaya gini! Bangsat!"
"Maaf."
Buat pertama kalinya gue denger kata itu keluar dari mulut Aidan, orang yang kalo buat kesalahan bukannya ngaku malah membela diri kalo dia benar, orang yang selama ini gue tau kalo Aidan nggak akan pernah tunduk pada siapapun.
Sekarang dia ngomong 'maaf' ke gue.
"Terus? Apa yang bakal berubah kalo lo ngomong maaf? Kejadian tadi bakal hilang gitu aja dari ingatan Abhim? Lo mikir pake otak dong! Itu juga kalo lo punya!"
Gue udah berusaha buat misahin bang Toby dan Aidan tapi karena badan gue masih lemas dan efek obat tadi masih ada, tenaga gue nggak cukup kuat buat misahin mereka.
"Gue harus gimana? Gue tau ngehajar Kevin doang emang nggak cukup jadi kasih tau gue, gue harus gimana lagi?" Jujur gue kasian liat Aidan, dia sama kaya gue, Sama-sama shock seakan kejadian tadi nggak pernah dia duga bakal terjadi.
Kalau ditanya gue baik-baik aja atau nggak? Ya jawabannya pasti tidak.
Barusan kaya mimpi buruk buat gue.
Mimpi buruk yang kembali terulang.
Tapi gue nggak bisa diam aja, gue nggak mau mereka berdua berakhir babak belur. Buat masalah jadi tambah runyam.
"Bang gue beneran nggak apa-apa! Sumpah!"
"Lo jangan bohong! Gue tau semuanya!"
"Iya gue tau! Gue tau! Udah, jangan berantem lah. Suara lo gede banget kaya toa masjid, gue takut di hajar sama warga kalo gini."
Niat gue ya sekalian becanda gitu supaya suasananya sedikit cair, abisnya tegang amat. Mana Aidan serius banget, itu anak ampe nunduk gitu. Kan...
Kan gue kasian liatnya.
"Terus lo tadi di apain sama dia? Bilang ke gue biar gue bisa nambahin lebam di muka Kevin!"
Buset dah, gue harus ngarang gimana lagi coba.
Males banget make otak gue buat mikir pas kondisi lagi kaya gini.
"Itu, gue cuma di..."
Di- apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Steal My Boy [BxB]
Teen Fiction🔞INI CERITA HOMO, HOMOPHOBIC DILARANG MEMBACA🔞 ---------------------------------------------------------- Cerita ini nggak akan jauh-jauh dari tiga orang di bawah ini ; Abhim Julius Zoran. Aidan Yukazi. Ezrha Hayden. ...