AGRAL
Kriiiiing....... kriiiiing........kriiiiing.........
nyaring bunyi jam Becker terdengar di telinga gadis yang masih tertidur pulas. Dengan perlahan kedua bola mata berwarna emerald itu pun mengerjap ngerjap kan mata menyesuaikan kapasitas cahaya yang masuk ke kornea mata nya."Loh kok alea ada di sini ?" Dengan suara serak khas bangun tidur nya, Diera mencoba duduk untuk mengumpulkan kembali setengah nyawanya yang hilang akibat tidur.
Ternyata bunyi alarm yang tadi berdering di sebab kan oleh alea adiknya sendiri. Terbukti sekarang gadis kecil itu masih menggenggam alarm bewarna biru berbentuk seperti kepala Doraemon itu.
"Alea tadi di suruh bunda untuk bangunin kak Ara karena mau sekolah" Alea berucap dengan polosnya sambil mengerjap ngerjapkan mata besarnya.
Memang Alea memanggil Diera dengan sebutan Ara, karena waktu masih cadel Alea sangat sulit untuk mengucapkan Diera sehingga Ara menjadi panggilan Alea ke Diera.
"Astaga kakak lupa kalau hari ini adalah hari pertama masuk sekolah" Diera menepuk jidatnya dan langsung meloncat turun dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi, ini mungkin karena ia marathon wattpad semalaman sehingga lupa untuk ngidupin alarm, Untung saja Alea membangun kannya kalau tidak pasti tak akan masuk sekolah ia hari ini .
Alea yang melihat tingkah kakaknya itupun hanya memandang dengan polosnya.
Tak butuh waktu lama Diera mandi dan bersiap siap untuk ke sekolah.
Morning Ayah..... Bunda.... Alea......
Sambil mencium pipi shyena dan Darren di ikuti mencupit pipi Alea gemas.mendudukkan dirinya di sebelah kiri sang ayah yang berhadapan dengan Alea adiknya.
Mengambil roti tawar yang di atas nya terdapat selai strawberry dan melahap nya sampai habis dan tak lupa juga segelas susu hangat buatan sang bunda menu sarapan nya pagi ini.
"Emang masakan bunda tiada duanya" sambil mengacungkan kedua jempol ke arah sang bunda
"Bunda cuman ngolesin selai ke roti tawar aja dibilang nya, uhhh masakan bunda tiada duanya" sambil memperagakan cara bicara anak gadis nya itu "udah bosen bunda dengarnya" lanjut shyena sambil terkekeh kecil.
Sambil Memonyongkan kedua bibirnya kedepan tak terima apa yang bunda nya ucapkan "Ihhhh bunda kok gitu sih kan Diera cuman mau muji bunda doang" menolehkan pandangan ke arah lain dan melipat kedua tangan di depan dada.
Sambil menyeruput kopi nya Derren hanya geleng geleng kepala melihat interaksi antara istri dan anaknya.
💫💫💫
Lyandrea adalah sekolah swasta paling bergensi di Jakarta
Diera menyusuri setiap Lorong lorong sekolah setelah tadi bertanya kepada kepala sekolah di mana letak kelas XII IPA 1.
Banyak siswa yang berbisik bisik atas kedatangan nya.
"Aku dengar ada anak baru Lo masuk kelas kita, katanya sih pindahan dari Jerman" ucap cia salah satu siswa kelas XII IPA 1.
"Iya aku dengar juga gitu" siswa lain menimpali.
"Mungkin dia hebat sehingga bisa masuk kelas XII IPA 1" ucap Gracya juga ikutan nimbrung "Tapi Kalau dia hebat mungkin dia akan menggeser posisi Mesya di kelas" lanjutnya lagi.
dia memang salah satu siswa yang membenci Mesya karena Mesya sangat suka melakukan bullying dan perundungan bagi siswa yang lemah.
"Tapi ngga mungkin deh secara kan Mesya primadona sekolah dan ayahnya juga konglomerat yang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia mau " kata yang lain juga menimpali.
Diera masih mendengar dengan jelas bisikan-bisikan yang berasal dari beberapa siswa dan siswi itu hingga ia sampai pada suatu lorong dimana satu siswi yang sedang di bully oleh beberapa orang dan yang lainnya hanya diam menonton saja. Apakah mereka takut akan dibully juga? sehingga tak menolong siswi yang sedang di bully itu ataukah itu memang tontonan yang menarik bagi mereka sehari hari yang notabenya first class semua entah lah?
"Mesya kembaliin buku aku, aku mohon" pinta gadis berkacamata itu memohon "itu adalah buku peninggalan kakak aku" ucap nya sendu dengan mata yang sudah berkaca-kaca dengan dua orang anak buah alias pengikut setia Mesya yang masih memegangi kedua tangan nya kebelakang.
Mesya tak memperdulikan ucapan gadis yang sedang dirundung nya itu, membuka buku diary bewarna pink yang mulai usang itu dengan senyum mengejek "seberapa berharga buku jelek ini bagi lo?"
"Itu sangat berharga, aku mohon Mesya aku akan lakukan apapun yang kamu suruh asal jangan rusak buku aku" ucapan yang semakin sendu dengan air mata yang mengalir bebas membasahi kedua pipi mulusnya.
"Gue akan balikin buku jelek Lo ini asal dengan satu syarat, Lo harus cium sepatu gue untuk menebus satu buku ini, gimana?" sambil menunjukkan senyum jahat nya.
Dan kedua temannya Bella dan Jessie itu pun spontan menendang kaki Gea sehingga refleks membuat Gea seperti berlutut di depan Mesya.
Malu di permalukan di depan banyak teman teman nya sudah pasti, tak ada yang orang yang rela harga diri nya di injak injak dan jatuhkan oleh orang lain, tapi tak ada pilihan lain lagi untuknya, Gea semakin menundukkan tubuhnya ke arah Mesya yang sedang memegang buku diary milik nya sambil bersedekap dada.
"Ohhhh jadi gini kelakuan yang katanya primadona sekolah, anak dari konglomerat!! tapi sayang sukanya membully anak yang lemah ciihhh" Diera berdiri tidak jauh dari Mesya sambil mengarahkan kamera ponselnya yang menampilkan durasi waktu yang terus berjalan perekam video ke arah Mesya yang sedang melakukan perundungan.
Spontan atensi Mesya dan kedua orang sahabat nya teralih kan kepada Diera yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Mesya Berjalan perlahan mendekati Diera "Siapa Lo macam macam sama gue, Lo ngga tau gue yang berkuasa di sini!!"
"Lo anak baru?, Pantesan Gue baru liat Lo sekarang, kalau Lo masih mau hidup berlutut minta maaf sama gue " menelisik penampilan Diera dari atas sampai bawah dengan gaya angkuhnya.
"Lo ngga mau kan kalau Vidio Lo ini viral di medsos?" Diera mengangkat ponselnya tepat di depan wajah Mesya yang sedang memperlihatkan putaran video Mesya yang sedang membully Gea.
"Brengsek" Mesya berdesis kesal.
"Hapus nggak? Atau Lo mau keluar dari sekolah ini sekarang juga" dengan nada yang mengancam menatap Diera tajam mengibarkan bendera perang antara keduanya.
Tampa takut sedikitpun dengan Mesya Diera berjalan perlahan mengikis jarak antara keduanya "gue penasaran gimana reaksi kedua orang tua Lo melihat anaknya menjadi seorang pembully, dia akan sedih atau dia akan senang?" Berbisik tepat di telinga Mesya.
Tangan yang mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya itu sudah siap untuk melayangkan tamparan ke wajah Diera.
Sebelum tangan itu sampai pada wajah cantik dan mulus Diera sudah lebih dulu di tahan oleh tangan seseorang.
"Ngga yangka dari dulu Lo emang ngga pernah berubah, jijik gue kenal lo"
Semoga suka ya para Readers 🤗
Jangan lupa ya
vote
Komen
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAL [ON GOING]
Teen FictionAGRAL Keputusan yang di putuskan oleh kedua belah pihak orang tua nya Tampa sepengetahuan mereka mungkin akan menjungkir balikkan dua kehidupan yang sebelumnya terlihat biasa saja menjadi hal yang berbeda bagi keduanya . Agral avriel Deodra remaja y...