"Woii tiang listrik tungguin, Lo jalan apa lari sih? Susah gue ngikutin nya" dari tadi Diera terus mendumel kesal sambil menyeret kopernya yang cukup besar itu karena Agral tidak mau membantu membawakan, terlebih lagi dia yang masih memakai gaun pengantin yang cukup berat di tubuh mungilnya.
"Lo aja yang pendek, dasar bocil" ledek Agral terus berjalan mendahului Diera.
"Siapa yang bocil, gue udah kelas 3 SMA ya, enak aja bilang gue bocil"
pada akhirnya mereka sampai di dekat anak tangga, dan Agral berbalik melangkah mendekat ke arah Diera tanpa sepatah katapun langsung mengambil alih koper yang ada di tangan Diera dan dengan antengnya Agral mengangkat koper itu menaiki satu persatu anak tangga
Memang sekarang mereka sudah berada di rumah mereka sendiri yang di berikan Leo untuk mereka sebagai hadiah pernikahan tapi rumah yang di berikan Leo kepada mereka tak kalah jauh seperti mansion yang ditinggali oleh keluarga Deodra tersebut.
Diera hanya mengikuti Agral dari belakang mengikuti arah tujuan cowok yang sudah resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu.
Agral tiba-tiba berhenti di sebuah pintu besar dengan disain melengkung dan ukiran ditepi tepinya menambah kesan aestetik yang sempurna, tanpa sengaja Diera yang berjalan tidak memperhatikan kedepan menumbruk punggung Agral yang berhenti tiba tiba
"Duukh"
"Auuhh"
Sambil mengusap usap kepala nya Diera menatap Agral kesal "kalau berhenti tu bilang-bil-" belum sempat Diera melayang kan protesnya Agral lebih dulu berbalik dan meletakkan jari telunjuk nya di bibir Diera
"Shutttttt"
"Di rumah ini semuanya sudah di pasang cctv, kecuali kamar utama, so Lo harus nurut sama gue"
"cctv?" Tanya Diera memastikan
Agral Hanya mengangguk untuk mempertegas jawaban nya
Hanya ekspresi cemberut yang ditunjukkan oleh Diera, seperti nya niat sekali orang tua mereka atas perjodohan ini "Trus kita harus satu kamar gitu, kan masih sekolah"
Agral menunduk menyamakan tinggi nya dengan Diera, sekarang wajah Agral sudah tepat berada di depan wajah Diera menatap wajah cantik itu dengan tatapan jahil nya
"Emang ada ya undang-undang yang melarang tidak boleh satu kamar dengan istri kalau masih sekolah?"
Diera yang hanya berdiri mematung menatap Agral, cukup terkesima melihat pahatan wajah yang begitu sempurna di depan nya ini dan itu membuat jantung nya tidak aman seperti sekarang ini.
"Pletak"
sebuah jitakan mendarat sempurna di kening Diera, siapa lagi kalau bukan Agral yang melakukan nya.
Aksi Agral Barusan sontak membuat Diera tersadar dari khayalan nya yang sudah melalang buana memikirkan ketampanan Agral Barusan, Diera juga tidak munafik kalau Agral memang tampan tidak hanya tampan tapi sangat sangat tampan menurut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAL [ON GOING]
Teen FictionAGRAL Keputusan yang di putuskan oleh kedua belah pihak orang tua nya Tampa sepengetahuan mereka mungkin akan menjungkir balikkan dua kehidupan yang sebelumnya terlihat biasa saja menjadi hal yang berbeda bagi keduanya . Agral avriel Deodra remaja y...