13. Bermalam Bersama

153 28 9
                                    

Setelah mengunci pintu Yohan berjalan perlahan menghampiri tempat tidur Yena.

"Yohan, Sungyoon Oppa akan marah kalau mengetahui ini," ucap Yena berusaha menghentikan Yohan.

"Biarkan saja, lagipula temperamennya memang sangat buruk," balas Yohan terdengar santai sambil melepaskan sandal rumah yang dia pakai dan naik ke tempat tidur.

Yena berusaha untuk tetap tenang, dia tidak boleh panik seperti saat pertama kali Yohan bertingkah seperti ini. Karena Yena yakin yang ingin Yohan lihat adalah reaksi panik Yena seperti saat itu. Pria ini benar-benar doyan sekali memancing emosi dan keributan, oleh karena itu Yena harus belajar untuk membuatnya lebih jinak? Baiklah anggap saja seperti itu.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Yena lagi meskipun sebenarnya dia sangat gugup.

Apalagi saat ini Yohan sudah memposisikan dirinya duduk di samping Yena sambil terus menatap perempuan itu dengan senyuman tengilnya.

"Pintunya terbuka dan tidak ada orang jadi aku masuk," kata Yohan.

Sekarang Yena ingat, saat pulang tadi ayahnya masih di galeri sedangkan Sungyoon mau kembali ke galeri juga selain itu ibunya pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri sebagai perancang busana di ruangannya. Pantas saja Yohan bisa masuk dengan mudah.

"Kau... ," Panggil Yohan dengan nada menggantung.

"Huh?" Yena menoleh dan kini tersadar kalau jarak wajahnya dengan wajah Yohan sangat dekat sehingga perlahan dia mulai menggeser tubuhnya.

"Kau dan pria tadi memiliki hubungan spesial di masa lalu ya?" Tanya Yohan.

"Kenapa kau bertanya?" Balas Yena sedikit gelagapan.

"Bukan apa-apa, hanya saja dia bertingkah seakan kau adalah kekasihnya mungkinkah kau adalah cinta pertamanya? Dia masih menyukaimu," kata Yohan.

Yena hanya terdiam. Namun diamnya Yena, Yohan anggap sebagai jawaban Ya.

"Jadi, benar?" Yohan mengangguk lalu mengalihkan pandangannya dari Yena, "kalau begitu ini akan semakin menarik," tambah Yohan sambil tertawa sendiri.

"Apa yang kau coba lakukan? Jangan melibatkan dia dalam keributan apapun yang ingin kau timbulkan," kata Yena mencoba menghentikan Yohan.

"Kenapa? Kau juga menyukainya? Aneh sekali sebelumnya kau menangis karena Jibeom mengkhianatimu, lalu kau menciumku dan menantangku agar tetap bertahan dengan tidak melibatkan perasaan romantis apapun padamu, tapi sekarang kau mencoba untuk melindungi Yeonjun. Apa kau ini tipe yang suka mempermainkan pria?" Tanya Yohan dengan ekspresi menggoda Yena.

"Bukan begitu aku hanya... ,"

"Diam, tidak perlu menjelaskan apapun. Dengan kau yang seperti ini aku jadi sangat menantikan bagaimana kau akan mempermainkan perasaanku," ucap Yohan dengan wajah antusias.

Yena menatap Yohan dengan tatapan tidak percaya.

"Setelah banyak bicara denganmu aku menemukan satu fakta baru tentangmu," kata Yena dengan wajah tidak percaya.

"Hm, apa itu?" Tanya Yohan sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Yena.

"Kau sangat polos," ucap Yena membalas tatapan Yohan.

"Huh?" Ini pertama kali Yohan dibuat bingung oleh ucapan Yena.

"Apa kau tahu rasanya dipermainkan? Ah, atau sebenarnya selama ini kau tidak pernah berpacaran makannya tidak tahu?" Tanya Yena balik.

Baiklah kali ini Yena berhasil membalikkan posisinya. Yohan pasti kebingungan menjawab pertanyaan Yena saat ini. Memangnya hanya Yohan saja yang bisa menyerang? Yena juga bisa.

My Crazy Husband || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang