18. Hari Ulang Tahun

121 29 3
                                    

Yena telah tiba di sebuah cafe tempat Yeonjun mengajaknya bertemu. Dia pikir Yeonjun akan memintanya menemui di galeri, tapi ternyata malah di sebuah cafe. Yena jadi penasaran bantuan apa yang Yeonjun butuhkan dari Yena hingga mengajaknya bertemu di cafe seperti ini.

Cring!

Lonceng pintu cafe berbunyi tanda ada seseorang masuk. Terdengar suara bisikan-bisikan dari perempuan yang berada di dalam cafe. Namun Yena tidak terlalu menghiraukannya, perempuan itu malah memilih meminum kopinya sambil melihat keluar.

Seseorang duduk di hadapan Yena sehingga perempuan itu mengalihkan pandangannya. Dia cukup terkejut melihat sosok Yeonjun yang sudah duduk di hadapannya dengan penampilan yang sedikit berbeda dari biasanya. Pria yang sering kali terlihat berandalan dengan menggunakan berbagai aksesoris, hari ini terlihat sangat rapi menggunakan setelan jas berwarna putih dan rambut yang disisir.

"Yeonjun? Kau terlihat berbeda," ucap Yena secara langsung.

"Apa ini terlihat sangat aneh?" Tanya Yeonjun.

"Tidak, apa hari ini hari spesial? Kau berpakaian seperti seorang mempelai pria," kata Yena.

"Astaga sepertinya aku sangat berlebihan, pantas saja orang-orang terus memperhatikanku," balas Yeonjun.

Yena melihat ke sekeliling, benar saja gadis-gadis yang berada di sana tengah memperhatikan Yeonjun sambil terus berbisik satu sama lain. Tapi Yena tahu dari tatapan mereka, mereka tengah terpesona pada penampilan Yeonjun. Pria itu memang selalu menjadi pusat perhatian di manapun dia berada.

"Tidak usah berpura-pura, kau menyukainya kan?" Tanya Yena, mengingat saat SMA dulu Yeonjun adalah tipe cowok narsis yang suka menjadi pusat perhatian.

"Jujur, aku cukup menyukainya," balas Yeonjun sambil tertawa.

"Lihatlah," Yena ikut tertawa, "tapi kau belum sempat menjawab pertanyaanku, kenapa kau berpakaian seperti ini?" Tanya Yena lagi.

"Ah, sebenarnya hari ini ulang tahun ibuku," balas Yeonjun.

"Benarkah? Lalu tujuanmu memanggilku?"

"Kau ingat kita pernah merayakan ulang tahun ibuku?" Tanya Yeonjun balik.

Yena terdiam sesaat, lalu mengangguk.

"Aku ingat saat itu aku membantumu memilihkan hadiah untuknya," balas Yena.

"Hm, dia sangat menyukainya, bahkan menggunakannya hingga usang," ucap Yeonjun.

"Benarkah?"

Yeonjun mengangguk, "hari itu adalah pertama kali aku memberi kejutan di ulang tahunnya, dan dia sangat menyukainya, semua berkat dirimu Yena kalau kau tidak memaksaku melakukannya saat itu aku tidak bisa membuat kenangan indah untuknya," kata Yeonjun.

Yena hanya tersenyum.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarnya sekarang? Sudah lama sekali aku tidak melihatnya," ucap Yena lagi.

"Dia cukup bahagia, oleh karena itu aku ingin mengajakmu bertemu dengannya hari ini," kata Yeonjun.

"Aku? Tapi, kenapa aku?" Tanya Yena.

"Sudah lama sejak kita bertemu kembali, aku pikir akan lebih baik kalau kau menemuinya di hari ulang tahunnya seperti dulu," ucap Yeonjun.

"Huh? Tapi... ,"

Melihat Yena yang terlihat sedikit kurang nyaman dengan permintaan Yeonjun, membuat pria itu merasa bersalah. Memang Yeonjun akui dia cukup melewati batas karena mengajak seorang perempuan bersuami untuk bertemu dengan orang tuanya.

"Maaf seharusnya aku tidak meminta sesuatu seperti ini, kalau kau tidak nyaman kau tidak perlu melakukannya," ucap Yeonjun lagi.

"Ah bukan begitu, hanya saja dilihat dari pakaianmu sepertinya ini adalah hari yang sangat penting untuk kalian. Pantaskah jika orang asing sepertiku ikut bergabung?" Tanya Yena sambil tersenyum canggung.

My Crazy Husband || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang