14. Saat Yena Tidak Ada

145 25 7
                                    

"Yena... ," Terdengar suara Ibu Yena memanggil dari luar kamar.

Karena pintu kamar dikunci semalam oleh Yohan, Ibu Yena jadi tidak bisa masuk dan hanya mengetuk pintu dari luar. Yena membuka matanya di tengah ciumannya dengan Yohan, dan secara otomatis dia melirik ke arah pintu. Sedangkan Yohan tidak peduli dengan suara ibu mertuanya dan menciumi bibir Yena.

"Yena, bangunlah apa kau tidak mau pergi ke galeri?" Ibu Yena kembali melanjutkan ucapannya.

Mendengar ibunya kembali bicara, Yena mendorong Yohan sehingga pria itu terpaksa melepaskan bibirnya dari bibir Yena. Mereka saling menatap beberapa saat, lalu Yena mengembalikan fokusnya.

"Aaa... , Aku akan keluar lebih dulu, kau bisa keluar setelah aku bicara dengan semuanya," ucap Yena dengan sedikit canggung.

Setelah mengatakan itu, Yena bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar dengan buru-buru. Setelah keluar dan menutup pintu, Yena mengatur kembali nafasnya sambil memegangi dadanya berusaha untuk menenangkan jantungnya yang berdebar dua kali lebih cepat.

"Yena, kau tidak seharusnya seperti ini," ucap Yena sendiri sambil menggelengkan kepalanya.

Di sisi lain Yohan masih terdiam di tempatnya sambil menatap langit-langit kamar Yena. Dia masih memproses apa yang barusan terjadi antara dirinya dan Yena, lalu beberapa saat kemudian dia bangkit.

"Tidak, kenapa dia langsung pergi setelah... , Aish! Aku tidak peduli," kata Yohan mengacak rambutnya.

***

"Apa ini? Kau benar-benar tidur di sini semalam?" Tanya Ayah Yena setelah melihat putrinya ikut duduk di meja makan.

"Semalam Ayah terus menuduhku berbohong tentang kau," ucap Sungyoon pada Yena.

Yena hanya tertawa pelan.

"Kalau tahu Yena akan pulang, semalam Ayah tidak lembur," tambah Ayah Yena.

"Oh ayolah, Ayah masih bisa melihatku di galeri," balas Yena.

"Kalau hanya melihatmu di galeri apa bedanya dengan kurator dan karyawan di sana," kata Ayah.

"Seharusnya Ayah tidak menikahkannya cepat-cepat kalau masih belum rela," timpal Sungyoon.

"Ish! Ayah pikir Yena akan menikahi Jibeom, dengan begitu Ayah jadi bisa tenang tapi ternyata yang Yena nikahi si biang kerok itu," kata Ayah Yena.

"Dia memang sangat meresahkan, Yena bagaimana kalau kau pulang saja? Biar Oppa bisa menjagamu," ucap Sungyoon.

"Yohan juga menjagaku Ayah, Oppa, dia tidak seburuk yang kalian pikirkan, cobalah untuk mengubah sudut pandang kalian padanya ke arah yang lebih baik," kata Yena mencoba membela Yohan padahal sebenarnya Yohan sendiri belum menunjukkan kebaikan yang cukup menonjol pada Yena.

Bahkan pria itu membawa Yena pergi ke club' malam. Yena yakin kalau dia pria di depannya ini tahu mereka pasti akan langsung membawa Yena pulang dan menghajar Yohan. Yah... , Mereka memang seringkali kehilangan wibawa mereka saat berhadapan dengan masalah yang membuat Yena kesulitan. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa Yena terus menjaga perilakunya di manapun dia berada.

"Ayah... , Umm sebenarnya Yohan... ," Yena mencoba untuk membuka pembicaraan tentang Yohan yang menginap semalam.

"Good Morning," sapa Yohan tiba-tiba muncul dari kamar Yena dengan ekspresi tanpa dosanya.

Mereka bertiga menoleh ke arah suara Yohan muncul. Mata Yena membulat seketika saat melihat Yohan malah keluar dengan santainya ikut duduk di meja makan tepatnya di kursi yang ada di samping Yena.

My Crazy Husband || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang