29. Rahasia Yang Diketahu Jibeom.

156 23 7
                                    

Yohan mendekatkan wajahnya ke wajah Yena. Yohan akan menjadikan malam ini malam yang panjang untuk Yena. Ya, perempuan itu yang memulainya terlebih dahulu jadi Yohan akan membuat Yena bertanggung jawab atas apa yang telah perbuat padanya.

Sedangkan Yena tidak melawan seperti yang dia lakukan sebelumnya. Kali ini dia akan menerimanya karena di juga mencintai Yohan. Sehingga yang Yena lakukan saat ini hanya menutup matanya bersiap menerima apa yang akan Yohan lakukan.

Merasa tidak ada perlawanan dari Yena membuat Yohan semakin percaya diri dengan apa yang akan dia lakukan. Yohan mendorong Yena sehingga posisi perempuan itu kini berada di bawahnya.

Namun baru saja Yohan bersiap untuk mencium Yena, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar sehingga dua orang itu menoleh ke arah ponsel Yohan yang hanya terletak di samping bantal. Di layar tertera nama Kim Jibeom, sehingga Yohan akan memilih untuk mengabaikannya.

"Kim Jibeom, biarkan saja," ucap Yohan santai lalu kembali melanjutkan apa yang tengah dia lakukan.

Ting! Tong!

Tapi baru saja Yohan menempelkan bibirnya ke bibir Yena, bel pintu rumah mereka malah berbunyi. Sehingga Yena memilih untuk menghentikan Yohan.

"Ada yang datang," ucap Yena.

"Biarkan saja, kalau kita diam dia akan pergi sendiri," balas Yohan.

Dua detik kemudian bel pintu kembali dibunyikan, kali ini terdengar tidak sabar. Akhirnya mau tidak mau Yena mendorong tubuh Yohan dan bangkit dari tempat tidur lalu keluar dari kamar.

"Orang gila mana yang datang bertamu malam-malam seperti ini," kata Yohan dengan wajah kesal. Dia mengambil kaus bersih lalu dengan langkah lebar mengikuti Yena keluar.

Langkahnya terhenti saat melihat Jibeom kembali datang ke rumahnya. Kali ini pria itu membawa sebuah koper besar seperti orang yang akan pindah rumah. Jangan bilang Jibeom akan terus menempel pada Yohan dan Yena selamanya. Oh, ini tidak bisa dibiarkan. Bagi Yohan Jibeom adalah sumber masalah.

"Hei, kenapa kau kembali lagi ke sini?" Tanya Yohan.

Dia pikir masalah Jibeom dengan Ayahnya sudah setengah tenang kenapa dia malah kabur lagi? Kalau begini akan terjadi badai lagi.

"Tenang saja, aku hanya akan menumpang di sini malam ini. Besok aku kana mencari tempat tinggal baru," ucap Jibeom santai.

"Yang benar saja, kenapa kau tidak menumpang di tempat tinggal pacarmu?" Tanya Yohan dengan dengan nada mengeluh.

"Awalnya aku berniat seperti itu, tapi Minjeong tengah bersiap untuk ujiannya kalau aku di sana akan mengganggunya," balas Jibeom santai, "aku bisa menggunakan kamar  itu kan Adik Ipar," tambah Jibeom pada Yena.

"Ya," Yena mengangguk.

"Oke," Jibeom berjalan santai melewati mereka lalu masuk ke ruangan yang sebenarnya akan Yena gunakan menjadi ruang kerja.

Yena berniat untuk mengikuti Jibeom, namun Yohan lebih dulu menahannya.

"Ada yang ingin aku biacarakan dengan orang itu, beri kami privasi sebentar," ucap Yohan.

"Privasi? Baiklah," Yena mengangguk.

Setelah mendapat persetujuan dari Yena akhirnya Yohan berjalan mengikuti Jibeom dan masuk ke dalamnya.

"Astaga privasi lagi," keluh Yena namun tidak berani mengungkapkannya.

***

Yohan menutup pintu sehingga dia bisa lebih leluasa berbicara dengan Jibeom. Dia hanya diam sambil melihat Jibeom yang dengan santainya melepaskan jaket yang dia pakai lalu merebahkan dirinya di sebuah sofa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Crazy Husband || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang