24. Tetangga Baru

128 31 1
                                    

"Hei, apa kau yakin kau baik-baik saja kalau dia berada di sini?" Pertanyaan Yohan berhasil membuat Yena berhenti.

Perempuan itu menarik nafas satu kali lalu berbalik. Dan kembali menunjukkan raut wajah kalau dirinya tidak apa-apa.

"Aku sudah melupakannya, dan bukankah kau ada di sampingku? Aku pikir semuanya akan baik-baik saja," kata Yena.

"Kau percaya padaku?" Tanya Yohan lagi.

"Kenapa kau banyak bertanya? Apa ini interogasi?" Balas Yena lalu meninggalkan Yohan tanpa menjawabnya.

Yohan menatap kosong pintu kamar yang sudah ditutup. Tangannya terangkat untuk memegangi dadanya sendiri. Entah kenapa saat Yena mengatakan semuanya akan baik-baik karena ada dirinya, rasanya jantung Yohan ingin meledak. Ini pertama kalinya dalam hidupnya seseorang mempercayainya, dan entah kenapa Yohan merasa senang mendengarnya.

"Astaga Choi Yena... , Kalau kau terus seperti ini aku akan jatuh cinta padamu," ucap Yohan.

Pria itu kini menoleh ke nakas di mana foto pernikahannya dengan Yena yang terlihat canggung terpajang di sana.

"Tidak, sepertinya aku memang sudah mencintainya," tambah Yohan sambil tersenyum.

***

Mereka telah selesai makan, dan kini Yena tengah mencuci piring kotor bekas mereka pakai. Karena Yohan yang tidak mau membayar seseorang untuk bersih-bersih, Yena terpaksa sesekali melakukan pekerjaan rumahan. Untunglah meskipun Yena tumbuh seperti tuan putri, dia sesekali ikut mengerjakan pekerjaan rumahan untuk berjaga-jaga kalau dia harus tinggal dengan mertua yang cerewet.

Jibeom kini tengah mandi, sedangkan Yohan yang biasanya menghilang setelah makan tiba-tiba muncul di belakang Yena. Perempuan itu masih belum menyadari keberadaan Yohan di belakangnya, sehingga dia masih fokus mencuci piring.

"Yena," panggil Yohan berhasil membuat Yena terlonjak kaget.

"Kau mengagetkanku," ucap Yena kesal sambil berbalik dan memberikan tatapan tidak suka.

Yohan tidak peduli dengan Omelan Yena, dia malah berjalan mendekat menghampiri Yena.

"Mau melanjutkan yang tadi siang tidak?" Tanya Yohan.

"Yang tadi siang?" Dahi Yena mengkerut.

Namun seketika wajahnya memerah saat mengingat apa yang dia lakukan dengan Yohan siang ini sebelum Jibeom datang.

"Yak! Apa kau gila?" Tanya Yena sambil melihat sekitar takut kalau-kalau Jibeom muncul.

Tapi Yohan malah menggunakan kedua tangannya untuk mengurung Yena.

"Kau lupa? Aku memang gila, tapi kali ini aku ingin memastikan sesuatu," kata Yohan.

"Apa?" Tanya Yena panik.

Memang benar yang tadi siang Yena yang memancing Yohan. Tapi saat itu rumah mereka hanya ada mereka berdua, dan sekarang di tempat ini ada Jibeom. Di tambah lagi Yohan sangat tidak tahu tempat dia pasti akan melakukannya di manapun dia mau.

"Pokoknya ada, meskipun sebenarnya aku sudah yakin tapi tidak ada salahnya memastikan," kata Yohan lalu dalam sekali gerakan dia mengangkat tubuh Yena untuk naik ke samping wastafel.

"Yohan bagaimana kalau Jibeom muncul?" Tanya Yena mencegah Yohan yang sudah memajukan wajahnya bersiap mencium Yena.

"Ck, siapa suruh menumpang di rumah pengantin muda," balas Yohan santai lalu mulai mencium bibir Yena.

Namun baru saja Yohan berniat melanjutkan kegiatannya, tiba-tiba Yena mendorongnya. Perempuan itu terlihat kaget dengan tatapan yang mengarah ke belakang Yohan. Sehingga tanpa di suruh Yohan ikut melihat ke arah tatapan Yena.

My Crazy Husband || Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang