Chapter 2

2.5K 393 24
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

"Kiri, kanan, lompat."

"Doori hati-hati, nanti kamu bisa jatuh." tegur Hari.

"Tunggu, aku hampir menyelesaikan level ini."

Saat Hari ingin menekan tombol lift untuk menuju ke lantai paling dasar, tiba-tiba Doori menghentikannya. Katanya sih dia masih takut dengan kejadian lift yang tiba-tiba mati itu. Dia takut kalau makhluk yang ada di lift datang lagi.

Ketika mereka bertiga sedang berjalan lewat anak tangga, tiba-tiba muncul sebuah makhluk kecil berwarna hijau. Makhluk hijau kecil itu menggunakan sebuah topeng untuk menutupi wajahnya. Saat mereka ingin lewat, mahluk tersebut malah menghalangi mereka. Sehingga mereka bertiga tak bisa lewat.

"Apa-apaan ini! Kenapa kamu menghalangi jalan kami?!" protes Hari.

"Kalian tidak bisa menggunakan tangga ini. Ini adalah wilayahku!" kata makhluk hijau kecil itu.

"Apa! Kamu tidak adil bersikap seperti itu!"

"Kalian pasti baru di sini. Kalian berjalan tanpa seizinku." makhluk hijau kecil itu malah tertawa.

"Kakak, kita bisa menggunakan tangga lain saja?" Doori bersembunyi di belakang Hari.

"Kenapa kami harus mendengarkanmu?!" Hari memasang wajah kesalnya.

"Lagipula kamu ini siapa?" tanya (Name) dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

"Apa, kalian masih berani?" tanya makhluk hijau kecil itu.

"Jangan sombong yah, aku tahu kamu itu lebih kecil dariku." ejek Hari.

"Huh, sekarang kamu mengejekku. Baiklah, apa kalian ingin bermain? Jika kalian menang, kalian bisa gunakan tangga ini."

"Untuk apa kami melakukan itu?"

"Bagaimana dengan ini?" makhluk hijau kecil itu memperlihatkan setengah dari wajahnya. "Kalau kalian menang, aku akan memberikan apapun yang kalian inginkan."

"Apapun?" Hari menjadi tertantang untuk menerima permainan dari makhluk hijau kecil itu. "Lalu, bagaimana kalau kamu yang menang?"

"Hehehe, akan kukatakan nanti. Bagaimana? Apa kalian takut kalah?"

"Ih! Siapa bilang aku takut? Ayo kita mulai, anak kecil yang aneh."

"Aku tidak aneh!"

"Hari, entahlah, aku tidak punya perasaan yang baik soal ini," ucap (Name) kepada saudara kembarnya.

"Tenanglah kakak, aku bisa menanganinya." jawab Hari sambil tersenyum lebar.

Permainan kelereng pun akhirnya telah dimulai. (Name) dan Doori hanya bisa menonton Hari yang sedang melakukan tantangan dari makhluk hijau kecil itu. Di saat makhluk hijau kecil tersebut ingin melempar kelerengnya, Hari dengan sengaja mengganggu agar lemparannya tidak sampai di penutup selokan.

Kelereng milik makhluk hijau kecil itu malah terlempar ke atas. Dengan cepat dia menggunakan kekuatannya agar kelerengnya sampai di penutup selokan.

"Ini baru benar!" kata makhluk hijau itu.

"Hei apa-apaan itu! Aku yakin tadi terlempar ke arah lain!" protes Hari.

"Bagaimana ini, anak ini seperti punya kekuatan kak." bisik Doori ke (Name).

Giliran Hari yang melempar kelerengnya. Ketika dia melemparnya, kelerengnya malah tidak sampai di penutup selokan.

"Ehehehe, aku menang!" kata makhluk hijau kecil itu.

Tapi Hari menggunakan cara curang dengan cara meniupnya sampai di penutup selokan tersebut. Kelereng milik Hari mendorong kelereng milik makhluk hijau kecil itu.

"Hei! Kamu itu curang tahu!" protes makhluk hijau itu.

"Tidak ada larangan menggunakan cara curang di dalam peraturan permainan ini."

"Aku tidak menerimanya! Ulangi sekali lagi!"

"Tidak bisa, kau bilang satu permainan saja. Apa kamu akan mengingkari permainanmu?"

"Aku selalu menepati janjiku."

"Jadi kami bisa meminta apapun, kan? Ataukah kamu hanya bisa pembohong kecil yang tidak bisa menepati janji-janjimu?"

"Aku bukan pembohong ataupun kecil! Jadi apa keinginanmu?"

Makhluk hijau kecil tersebut tampak tidak terima. Tapi ujung-ujungnya dia pasrah. Hari lalu mengatakan keinginannya.

"Ya, baiklah. Berikan 30 ponsel untuk semua teman di kelasku."

"Ponsel?"

"Ada apa? Kamu bilang kamu bisa mengabulkan apapun, ayo berikan."

"Benar-benar menjengkelkan!" makhluk hijau kecil itu malah memakan sesuatu.

Hari dan Doori menelan ludahnya. "Sudahlah kalau begitu."

"Apa? Kamu pikir aku tidak bisa? Aku selalu menepati janjiku," kata makhluk hijau kecil itu.

"Hah, terserah, lupakan saja. Tapi berikan permen yang kamu makan itu," kata Hari.

"Ini adalah permen khusus yang tidak bisa dimakan oleh orang lain."

Hari langsung merebut permen itu dari makhluk hijau kecil tersebut. "Tidak mungkin!"

Hari memberikannya kepada Doori. Ketika Hari ingin memberikan kepada (Name), (Name) menolaknya dengan halus.

"Sudah kuperingatkan itu bukan untuk semua orang."

Mereka bertiga berjalan pergi. "Baiklah, kami harus pergi. Lain kali ingat, jangan pernah hentikan kami lagi."

~~~ Bersambung ~~~

I am Her Twin (Shinbi House x Uchiha Female Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang