Bagian 4

14 8 2
                                    

_WAJIB VOTE DAN KOMEN SESAMA MANUSIA_

Susah tau mikirnya

☜☆☞☜☆☞

"Dih resek banget sih jadi cowok, untung gue baik Kalau gak udah gue pastiin gue cabik cabik rambut sama muka lo" batin Adira kesal.

"Emeng lo bisa"

"Ha?" bingung Adira bagaimana laki laki ini bisa berbicara seperti mengetahui isi hatinya.

"Emeng lo bisa" ucap Dilan sekali lagi

"l-lo kalau ngomong jangan Ngasal yah"

"lo yang ngasal"

"Trus?"Tanya Adira

"ya trus apa,lo gak jelas banget sumpah, gue lagi nelponan sama temen gue make eartport"kata Dilan

Hancur Sudah harapan Adira,mengapa laki laki ini membuat dirinya malu setengah mati.

Mungkin Adira hanya mendengar di akhir akhir percakapan ,karna dia juga memakai helm dengan gerimis yang masih berturunan.

"oh"

"gak punya malu banget sih lo udah di kasih tumpangan, malah nyaut di tengah jalan, mana gak jelas lagi"kata Dilan.

Mendengar itu Adira refleks memukul bahu Dilan.

"heh!! gue juga gak minta buat di tumpangin ya, lo nya yang numpangin gue, mana maksa lagi"papar Adira seperti tidak terima perkataan Dilan.

"gue kasihan sama lo"

"gue bukan orang susah"

"emeng yang bilang lo orang susah tuh siapa "

"dih si kodok! amnesia lo?"

"gak, otak gue masih bagus gak lecet"

"emeng yang bilang otak lo lecet siapa"

"lo"sahut Dilan

"dih gila"kata Adira

"lo"kata Dilan

"Lo"kata Adira tidak mau kalah

"lo"Dilan

"lo"Adira

"Lo"Dilan

"lo"Adira

"lo"Dilan

"yaudah lo aja!!" kata Adira ,otak anak ini memeng tidak usah di ragukan soal mengibuli.

"okey " kata Dilan senang ,dia benar benar telah di tipu oleh Adira.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"
Adira bahkan tertawa mendengar laki laki itu mudah sekali terjebak.

tak terasa bibir laki laki itu bergerak bentuk bulan sabit mendengar tawa Adira yang menggelegar di tengah tengah gerimis.

Dilan menjalan kan motor nya dengan kecepatan agar hujan tidak menggapai mereka berdua hingga Adira teringat bahwa laki laki ini tidak tau di mana rumah nya.

"woi!"

Tak ada sahutan

"......"

"woi!"

"......"

"woi!"

Plak

Adira memukul helm Dilan dengan tangan nya.

"awsh,napa sih lo ngeselin banget dari tadi"

"sifat asli gue"senyum Adira

"......"

Merasa tidak di pedulikan, lagi lagi Adira bertanya

"Emeng lo tau rumah gue Dimana?"

"tau"sahut Dilan

"tau dari mana?"

"ngak mungkin gue pengen nganter lo kalau gue gak tau!"

"oh, Iya juga"tanpa disengaja Adira mengeraskan suaranya dan sengaja memukul helm yang dipakai Dilan

"tapi arah nya beda woi"teriak Adira

"diem!!"

"Lo pengen nyulik gue?"

"brisik!"

"Hayo ngaku lo"

Sudah!!! cukup sakit kepala Dilan bersama Adira

Tanpa berfikir panjang dia meng gas motornya dengan kecepatan penuh hingga membuat Adira memeluk erat pinggang Dilan hingga hampir saja dia kejengkang kebelakang.

Sedangkan Dilan merasa puas kala Adira memeluknya

(yaiyalah gimana gak puas)

☜☆☞☜☆☞

Berhenti di rumah sakit Adira sedikit bingung.

"Lo Sakit cuman gara gara kena hujan?! ,atau karna gue gapok kepala lo??"tanya Adira yang masih berada di atas motor.

"lebay amat sih, gak sekalian ke rsj" Sungguh Adira tidak bisa diam saat ini.

Dilan pun turun dari motor nya lalu berkata.

"kaki lo!" tunjuk Dilan

"oh Baru ingat gue"Adira pun turun dari motor itu lalu berjalan pincang saat masuk.

Melihat itu dilan menggendong Adira tanpa sepengetahuan Adira,sehingga membuat orang orang yang berlalu lalang itu melihatnya.

"dih setan lo! turunin gak"

"gak!"

"gila sih ini orang"

"kaki lo luka"

"tapi gue masih bisa jalan kali!"

"infeksi!!"

"Lo gak Malu diliatin orang?"

"Malu lah orang nya aja kek lo, jelek!!"

"oh Bagus lah gue kira lo gak punya malu"

"terserah lo"

"dih kek cewek aja lo"

"diem atau "

"atau apa??, lo pengen ngelempar gue Kuy gas gue gak masalah, bayak orang yang pengen nolong gue!!"

"SUSTER, TOLONG SUS INI LAGI ADA KORBAN SAKIT JIWA"

Dua dari perawat itu pun lari menjumpai keduanya ,dan mengambil satu kursi roda

"silakan mas pacarnya di pake in kursi roda"

"dia bukan pacar saya"kata Adira dan Dilan bersamaan

"oh ma'af mas mbak saya kira pacaran soal nya serasi"

"gak"kata mereka lagi berdua

"berhenti gak ngikutin gue"

"berhenti gak ngikutin gue"

"lo yang ngikutin gue"

"lo yang ngikutin gue"

"apaan sih!! lo kodok"kata Adira pasal nya mereka dari tadi selalu berkata sama belum lagi ada dua perawat bersama keduanya.

"Gak jelas lo" Dilan pun beranjak untuk mendudukkan Adira ke kursi roda.

"mas mas dan mba mba tolong yah di jagain , jangan lupa juga mas buat ngasih obat bius, biar gak bisa sadar"

"Ihh ngeselin banget sih!"

"mbak ayo jalan Ngapain sih ngeliatin orang kek dia, ganteng enggak jelek iya, mana helm nya dari tadi gak di buka lagi , dasar pahlawan kehujanan"

Bersambung.........


ADA LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang