8. Competition Preparation

63 41 7
                                    

Sorry guys kalau ada typo :(

***

Grazlie mendekat sedikit melihat beberapa materi di pegang oleh Alez, kedua remaja itu membaca serius materi di tangan Alez. Melupakan sesuatu di bahas barusan mengenai keluarga Alez, pria itu tampak tak ingin membahas keluarga akan membuat wajah berapi-api.

"Kecerdasan, kecepatan, dan kerjasama yang harus kita jalankan besok." ucap Grazlie menyimpulkan.

"Oke. Kesusahan lo di materi ini bagian mana? Nanti gue kasih pendapat, begitupun sebaliknya."

Grazlie tampak bingung kesusahan bagian mana, bukan merasa sudah sangat hebat, tapi memang ia mengerti semua, pelajaran fisika adalah pelajaran paling mudah nyambung, bagi seorang Grazlie Xendrick. "Lo sendiri susah di bagian?"

Alez menggarut kepala tak gatal. "Gak ada sih."

"Kecerdasaan gak ada masalah, sekarang kecepatan dan kerja sama. Latihan soal dari kertas-kertas di kasih bu Lya akan kita jawab untuk menghitung seberapa cepat." ucap Grazlie serius. Ia mengambil stopwatch berukuran sedang miliknya dari dalam tas.

Alez mengikuti ucapan Grazlie yang seperti pemimpin. Alez memberi latihan soal di tangan kepada Grazlie.

"Kita isi lima belas soal terlebih dahulu lihat berapa waktunya." ucap Grazlie menyiapkan alat tulis bersiap mengisi soal.

Setelah dapat anggukan dari Alez, Grazlie menekan tombol mulai dari stopwatch, angka hitungan mulai berjalan.

Kedua remaja itu mengisi soal tanpa kendala terlihat lancar, soal yang di isi harus dengan jabaran detail. Ketika selesai mengisi, Grazlie lebih dulu selesai, sesudahnya Alez menjawab Grazlie baru melihat berapa selisih waktu.

"Gue 3 menit 1 detik. Lo 4 menit 1 detik." ucap Grazlie memberitahu. Dirinya dan Alez hanya beda 1 menit.

"Sorry, lo bisa ajarin gue biar lebih cepat ngisinya? Kalau waktu ktia gak kompak kerjasama kita menurun. Juga beberapa detik dalam perlombaan itu berharga."

Mendengar perkataan Alez ada benarnya, Grazlie berniat mengajari Alez agar lebih cepat. "Pertama lo harus siap dan buang pikiran lain, sehingga pikiran lo hanya tertuju pada soal, jangan khawatir lingkungan kanan atau kiri, cukup bola mata lo aja yang bergerak membaca soal, soal bukan hanya di baca tapi di pahami, karena detik begitu berharga usahain pahami soal hanya sekali jangan di ulang-ulang. Setelah itu lo tulis jawaban, ingat keindahan tulisan bukan yang di nilai tapi jawaban benar atau salah, tulisan cukup di mengerti aja, jadi saat otak lo udah tahu jawaban langsung jabarkan jawabnya nulis ekstra cepat. Dan jika ada soal susah jangan stuck, isi yang lo bisa, maka dari itu pemahaman dalam materi di perlukan biar lancar." jelas Grazlie panjang lebar. Ia tersadar berbicara panjang kepada pria baru kali ini, kalau bukan karena lomba Grazlie tak akan mau berbicara panjang lebar.

Arlez antara memperhatikan ucapan Grazlie dan memperhatikan Grazlie berucap. "Oke, thanks ternyata lo bisa bicara sepanjang ini. Kesalahan gue kayaknya lama nulis biar tulisan rapi."

Grazlie diam tak merespon perkataan itu.

"Hm, Alraight, isi soal sekali lagi buat tes udah kompak atau belum nyelesaiin jawaban soal." ucap Alez memberikan sekali lagi soal latihan fisika.

Grazlie dan Alez mulai fokus kepada soal latihan ketika stopwatch di mulai. Selang beberapa menit, Grazlie dan Alez kompak berhenti menjawab dengan waktu sama yaitu 2 menit 59 detik.

Alez tersenyum tipis kecepatan waktu baik. "Next kerjasama, oh ini gak susah."

Grazlie membatin terdengarnya memang mudah, tapi bekerjasam besok sudah pasti membuat dirinya dan Alez terlihat akrab dan dekat, ia bimbang jika harus seperti itu. Berharap jangan sampai gagal hanya karena kerjasama.

Magic Glasses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang