27. Terror Again

16 6 0
                                    

Alez mengajak Grazlie ikut poto memenangkan perlombaan bersama timnya, juri, juga guru-guru.

Posisi Alez di tengah merangkul pundak Grazlie sambil memegang piala besar bersama tim dan pelatih. Beberapa hasil gambar bagus terdapat, hari ini SMA Galaxy memenangkan pertandingan ke sekian kalinya dan belum pernah kalah dalam cabang olahraga basket.

Selesai berpoto, banyak kaum hawa serbu mendekati Alez, Rion, Heikkal, Visel, dan juga Grazlie sebelah Alez.

"Tugas kalian bertiga noh." ucap Alez membawa Grazlie menjauh dari kaum hawa.

Rion, Heikkal dan Visel menggoda banyaknya kaum hawa, jiwa playboy tiga pria ini langsung keluar.

Kaum hawa masih ada yang mengejar Alez, tetapi karena mata Alez tajam, gadis-gadis mendekat jadi menjauh.

"Hai. Selamat!" seru gadis bermake-up tebal mengulurkan tangan di hadapan Alez.

Grazlie melihat datar gadis hadapan Alez, ya gadis ini pernah ia lihat kemarin. Gadis dugaannya menjadi pacar Alez di parkiran.

Alez tak menerima uluran tangan gadis bername tag bernama Nlea. Bukannya menjauh mendapat tatapan tajam Alez seperti kaum hawa lain, Nlea masih setia mengulur tangan.

"Ada apa?" tanya Alez tampak malas berhadapan dengan Nlea.

"Lo kemarin kok tinggalin gue? Padahal 'kan guru bilang anterin gue." Nlea menurunkan uluran tangan.

"Gue nyamperin PACAR gue." jawab Alez menekan kata pacar.

"Sebagai gantinya lo hari ini anterin gue pulang, ya..." mata Nlea memohon. "Habis keringatan lo ganteng banget Aleztan." Nlea memandang terpesona.

Grazlie tetap tenang mendengar itu, tapi kakinya ingin sekali menjauh hadapan Nlea.

"Gue bukan tukang supir lo." Alez semakin melihat Nlea tajam. "Graz, hari ini kamu cantik banget." Alez mengelus rambut Grazlie sengaja depan mata Nlea.

Nlea mendengus kesal. "Ish! Yaudah! Gue tarik ucapan barusan bilang lo ganteng."

Alez diam saja mendatarkan wajah, malas menghiraukan gadis lain.

Nlea memutar mata malas apakah ia di mata Alez di anggap patung? Nlea melangkah menjauhi Alez tanpa mengucap kata-kata lagi.

Wajah Alez dalam hitungan detik kembali melingkarkan senyum untuk Grazlie.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Grazlie heran.

Alez memudarkan senyum. "Graz, dari banyaknya cewe yang suka lihat aku senyum, lah kamu-"

"Iya-iya." potong Grazlie cepat.

"Dih gitu. Iya apanya?" Alez menaiki satu alisnya.

Grazlie menaiki juga satu alisnya. "Iya, aku suka senyum kamu."

"Masa?"

Grazlie memaksakan senyum malas.

Alez tertawa gemas melihat Grazlie.

"Aleztan, Grazlie. Selamat Aleztan!" Bu Lya mendekati Alez dan Grazlie memberi ucapan selamat.

Grazlie dan Alez terdiam mengingat kejadian kemarin ketahuan bolos oleh Bu Lya.

"Eh, Ibu nonton? Terima kasih, Bu." Alez berucap sopan.

"Iya. Sekalian Ibu mau tanya, kemarin masak nasi goreng siapa?" tanya Bu Lya penasaran.

"Saya, Bu." jawab Alez ragu-ragu melihat Bu Lya.

"Ooh, pintar masak juga kamu. Masakannya enak." puji Bu Lya.

Magic Glasses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang