26. Basketball

19 5 0
                                    

Grazlie sudah berada dalam ruangan perlombaan basket di SMA Galaxy yang menjadi tuan rumah. Banyak sekali penonton duduk di barisan untuk melihat perlombaan pria populer bermain basket, kaum hawa berteriak heboh ketika perwakilaan SMA Galaxy berjalan ke tengah, yaitu ada Alez sebagai kapten memipin di depan, belakangnya ada Rion, Heikkal, Visel, dan satu teman basket lainnya.

Pertandingan segera di mulai, tim lawan dan tim Alez sudah bersiap-siap. Selama ini Sekolah Galaxy tak pernah kalah dalam perlombaan olaharga di bidang basket yang di pimpin oleh Alez.

Kaum hawa berjerit semakin heboh, tangan di atas memberi dukungan semangat terutama pada Alez, banyak kaum hawa menjerit memanggil nama Aleztan.

Rion, Heikkal dan Visel melambai-lambai tangan menebar pesona menyapa kaum hawan, sontak membuat tempat pertandingan semakin heboh mendapat sapaan dari tiga teman Alez.

Jika saja Alez malam tadi tidak menyuruhnya menonton, kemungkinan besar Grazlie sekarang ada di perpustakaan membaca buku tenang dari pada berada di kerumunan ramai berteriak kagum. Grazlie mendatarkan wajah sinis pada sekeliling, ia duduk di tempat paling belakang karena di depan sudah di isi oleh kaum hawa centil.

Mata Alez mencari-cari di mana Grazlie duduk, ketika matanya menangkap mata Grazlie di belakang, Alez mengembangkan senyum melambaikan tangannya ke arah Grazlie.

Grazlie melambai balik tangan hanya beberapa detik, ia masih menampilkan wajah tanpa ekspresi di keramaian.

Suara nyaring kaum hawa semakin bersorak-sorak ramai kala melihat Alez mengembang senyum tidak seperti biasanya jarang sekali senyum. Tangan kaum hawa semakin tinggi melambai tangan ke Alez karena mengira lambaian untuk penggemar.

Alez mendatarkan lagi wajahnya kaum hawa semakin heboh, mendengus kesal padahal ia memberi lambaian untuk Grazlie seorang.

Waktu sudah tepat untuk mulai, para pengawas dan juri bersiap melihat perlombaan, terutama penonton mereka paling siap.

Saat di beri aba-aba dari wasit bertandaan bahwa perlombaan telah mulai, bola basket terlempar ke atas segera di rebut oleh kapten basket masing-masing.

Dengan mudah serta lincah Alez mengiring basket jatuh ke tangannya. Suara kaum hawa mulai mereda, perlombaan basket membuat mata penggemar Alez jadi tak berkedip.

Grazlie akui dalam benaknya Alez hebat sekali saat ini menggiring bola agar masuk ke ranjang menggunakan teknik-teknik dalam permaianan basket.

Menghindar dari lawan ingin merampas bola, Alez berlari kencang melemparkan bola ke Visel. Tim lawan berlari di sebelah Visel berusaha merampas, sedikit lagi jarak akan sampai di tangan lawan, tetapi Visel melempar cepat bola ke Heikkal. Heikkal memantulkan basket dengan satu tangan, tangan satunya lagi membelakangi rambut mengundang teriakan kaum hawa.

"Fokus Heikkal!" seru pria satu tim basket dengannya, berlari belakang Heikkal memperingati.

"Iya-iya." sewot Heikkal melempar bola ke Rion.

Rion tersenyum senang bola ada padanya, ia memantulkan bola lincah. "Wle! Enak aja lo!" Rion menjulurkan lidah pada lawan saat bola tidak berhasil lawan rampas.

Gelak tawa penggemar Rion berteriak mengatakan Rion gemas sekali memajukan lidah.

Rion melempar bola ke Alez di sampingnya, lawan mulai ganas Rion menjulurkan lidah seperti meremehkan.

Tanpa kendala, Alez berlari kencang melompat memasukkan bola ke dalam ring. Berhasil, bola pertama di masukkan mudah oleh Alez.

Teriakan kencang kaum hawa SMA Galaxy berteriak menjadi-jadi Alez tepat memasukkan bola.

Magic Glasses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang