05. Sheirra and Her Enemy.

82 10 0
                                    

"Give me a chance, Sheirra."

chapter 05. Sheirra and Her Enemy.
―――――――――――――――――

Prangg!

Serpihan vas kaca itu berhamburan di lantai. Sang pelaku yang memecahkannya kini tengah menutup rapat-rapat telinga, sesekali menjambak rambut coklat tuanya.

Bisikan-bisikan itu kembali datang.

"KAMU TUH GAK BISA, YA SEKALI AJA BANGGAIN ORANG TUA KAMU SENDIRI! UNTUK APA KAMU PULANG? HAH? CUMA MENUMPANG?!"

"Masih berani kamu pulang? Apa yang kamu bawa? Peringkat yang semakin turun itu? Gak punya malu kamu!"

"Jangan berani-beraninya kamu pulang kalau masuk tiga besar saja tidak bisa."

"Gue jatuh cinta sama lo, Sheirra."

"Apa? Ulang sekali lagi. Jokes lo belum kecerna tadi,"

"Gak bercanda, gue cinta sama lo, Sheirra Queisha. Bahkan dari pertemuan awal kita,"

Cewek itu berteriak histeris sembari melempar selimutnya ke sembarang arah.

Ia menyeka air matanya. Kepalan tangan itu mengeras mengingat satu nama.

Sheirra. Ya, Sheirra.

"FUCK! Big hate for you, Sheirra!"

Jika sedari awal kalian mengira Sheirra dan Kai sudah resmi menjadi pasangan, salah besar. Nyatanya hari-hari mereka sampai sekarang hanya berisi adegan romantis dengan berbalut alasan sebagai sahabat (SAtu HAti BAngeT). Bukan dengan status lebih, meskipun seluruh penghuni Binar Berlian bahkan sudah menganggap mereka sebagai sepasang kekasih―terkecuali fans pribadi Kaiven.

Sesampainya dirumah, Sheirra mengganti pakaiannya dengan kaus kuning berlengan pendek dan celana jeans sepanjang paha. Gadis itu menggerai rambut lurusnya sebelum merebahkan tubuh diatas kasur berukuran queen size di kamar bernuansa putih itu.

Ia membuka asal lembaran-lembaran pada buku paket biologi, sebelum kembali menutupnya rapat-rapat.

Cewek itu menghela nafas, memijit pelipisnya pelan.

Biologi tidak penting untuk saat ini. Karna yang saat ini ada dipikirannya hanyalah Kai, Kai, dan Kai.

Percakapan tadi siang antar kedua insan itu tidak bisa hilang sedikitpun dari benak Sheirra. Juga bayang-bayang masa lalu yang membuat Sheirra semakin tidak yakin dengan semua itu.

Menjadi kekasih dari seorang Kaiven Aldaren? Ah, dia bisa mati konyol karna aksi demo para fans sahabat kecilnya itu!

Tapi tidak bisa ia sangkal, ia memiliki perasaan yang sama.

Sheirra memiliki itu.

Sheirra sangat menyesal. Beberapa kali umpatan keluar dari mulutnya.

Jika saja tadi ia tidak teringat dengan kejadian kelam itu, Sheirra tidak akan berlama-lama lagi. Sudah jelas dia akan mengatakan iya. Lalu berkata bahwa dirinya juga ingin memiliki Kai.

Ya, jika saja.

Jika.. Sheirra benci kata itu.

Flashback on :

BUGH!

Berbagai bogeman dari Kai yang mendarat di wajah dan tubuh Chandra terdengar seperti tragis. Kai bak kesetanan setelah mengetahui bahwa Sheirra hanyalah taruhan yang hampir saja diperlakukan hal yang tidak senonoh oleh Chandra.

HEKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang