VIII

127 11 0
                                    

Kotak kue ke 80 dalam satu tahun, hari ini hari pertama ia menginjak tingkat dua di SMA. Gadis yang potongan rambutnya hanya sebatas telinga dihiasi bando berwarna merah polos, berdiri di depan meja seseorang untuk meletakan kotak kue ke dalam laci.

"Gak capek, Ran?" Ujar Desfa.

Rania menggeleng, ia memerhatikan kelas yang baru saja ia tempati. Walaupun mereka naik kelas, tidak ada perubahan bangku. Begitulah seterusnya hingga mereka tamat.

"Kenapa harus Gama? Ada ketua kelas yang lumayan ganteng di kelas kita, si Junior. Tapi kamu tetap milih Gama yang pacaran sama Sophian," Desfa berdecak kesal, menarik kembali kotak kue yang diletakan Rania di laci lalu membawanya ke meja Desfa.

"Gama itu sudah punya pacar, ngapain harus kamu kasih beginian! Jadi perempuan harus punya harga diri!" Bentak Desfa.

Sudah cukup lama ia bersabar, selalu ia menasehati sahabatnya itu namun perkataannya bagaikan angin lalu. Desfa sudah cukup dengan semua ini.

"Ada apa ini?" Junior yang baru saja datang membuat Rania mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan Desfa.

"Loh, Rania sekarang lucu banget. Ini emang sengaja dipendekin atau dipotong kependekan?" Junior baru sadar akan penampilan baru Rania. Ketua kelasnya itu heran, mengapa wanita feminim seperti Rania lebih memilih rambut pendek yang terkesan tomboy.

"Sengaja dipotong!' ketus Rania.

"Galak amat," ucap Junior.

Rania duduk di bangkunya, membukakan kotak kue tersebut lalu memotongnya.

"Benar katamu, Des." Kemudian Rania memasukan potongan kue tersebut ke dalam mulutnya.

Desfa menghela nafas pelan, "Baru sadarkan?"

Rania mengangguk lalu mencomot buah stroberi yang menjadi hiasan kuenya.

"Buat kamu," Rania memberikan buah itu pada Desfa.

"Baru sadar aku, Des!" Ucap Rania.

"Barus sadarkan kalau kue buatan kita enak banget, kenapa harus kita kasih ke orang kalau kita bisa makan sendiri." Desfa mengunyah buah tersebut lalu mengambil potongan kue dan melahapnya.

"Devi, kemari!" Ajak Rania ketika ia melihat Devi baru masuk ke kelas.

"Wah bagi dong!" Seru Devi saat Rania mengangkat potongan kue tersebut ke udara untuk memamerkannya pada Rania.

"Mmmmm, enakkk!"

Gama dan Sophian masuk berbarengan tepat setelah bel berbunyi, seperti biasa Gama akan memeriksa lacinya. Biasanya ada sesuatu disana.

"Syukurlah kalau hari ini tidak ada," ujar Gama.

"Paling besok dikasih," Sophian memeriksa sekeliling ruangan, pandangannya terpaku pada Rania yang tengah memakan kue yang biasanya di beri kepada Gama.

"Gam, kok rambutnya pendek? Biasanya perempuan yang tiba-tiba rambutnya dipotong pendek itu karena patah hati," Tebak Sophian.

"Entahlah, kenapa kamu urusin hal seperti itu, lebih baik kamu bahas yang lain," jawab Gama.

Sophian mengedikan bahunya, "Semua orang juga tahu kali, Rania suka sama kamu,"

Junior berjalan menghampiri Sophian awalnya menggunakan bahasa isyarat, tapi karena Sophian tidak mengerti mau tak mau Junior harus berbicara.

"Kamu yang siapin kelas, aku mau ke toilet bentar!" Pinta Junior.

"Oke!"

Guru masuk dan Sophian pun menyiapkan kelas. Kembali seperti aktivitas biasa, mereka memulai pembelajaran hingga akhir.

RANIA✔️ [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang