Rania membuka matanya dan membangkitkan tubuhnya, "Loh, kok aku disini?"
"Kamu ngapain aja Ran? Kok makin hari kamu makin sering kumat?" Desfa berjalan mendekati galon air minum dengan penghangat. Mengambil air lalu memberikannya pada Rania.
"Kalau kamu merasa gak kuat, panggil aku aja." Ujar Desfa.
Rania meminum air perlahan sembari memijit kepalanya yang nyeri.
"Kalau gak kuat tidur aja lagi!" Ujar Desfa.
Rania menggeleng.
"Aku buka pintu ya." Desfa beranjak dari duduknya, berjalan membuka pintu UKS yang terketuk dari luar.
"Gama, Sophian, ada apa?" Ucap Desfa.
Mendengar nama Gama disebut, Rania kembali memejamkan matanya walaupun sedikit mengintip memastikan apakah benar orang itu Gama.
"Saya menggantikan ketua kelas untuk memastikan bahwa teman kita benar tidak mampu mengikuti kelas," jelasnya.
"Jadi maksud kamu, Rania pura-pura sakit?" Desfa mendengus kesal.
"Kenapa kamu marah, lagian Gama cuman gantiin ketua kelas," timpal Sophian.
"Eh, kamu tuh gak ada urusannya di masalah ini. Gak usah sok deh!" Desfa semakin menarik nafasnya, bibirnya ikut ia miringkan.
"Maaf, aku bicara baik-baik kok. Dan ya, satu lagi saya dipilih menjadi wakil ketua kelas kamu tidak ingat?" Jawab Sophian.
Desfa memutar bola matanya kesal, "oh iya lupa, soalnya gak cocok jadi wakil,"
Desfa mempersilahkan mereka masuk, disaat yang tepat mereka melihat Rania terlelap. Tak enak menganggu, akhirnya mereka pergi tanpa sepatah kata.
"Hu, gak percaya sih!" Kesal Desfa.
Rania membuka matanya, lalu membangkitkan tubuhnya lagi. Wajahnya tampak kesal ditambah perasaan yang menggebu.
"Cuma segitu doang? Gama gak ada niatan bangunin aku terus ajak aku ke kelas?" Rania bersungut sambil menendang selimut yang menutupi tubuhnya.
"Ya gimana lagi?" Desfa mengedikan bahunya pelan.
"Kenapa aku gak tahu ada pemilihan?"
"Kamu bodoh ya, Ran. Waktu kamu sakit tiga hari, kamu ketinggalan pemilihan pejabat kelas!" Desfa menyelentikankan jarinya ke kening sahabatnya itu. Rania pun meringis.
"Desfa jelek, awas aja ya!"
"Rania lebih jelek!" Desfa menjulurkan lidahnya.
•••
Tidak tahan berada di UKS, Rania memilih kembali ke kelas. Setidaknya ia bisa duduk dan mengikuti pembelajaran. Desfa sedari tadi khawatir, ia masih takut terjadi suatu hal pada sahabatnya itu.
"Ran, pulang aja deh!"
"Gak!"
"Sekolah masih 6 jam lagi!" Mohon ya.
Rania memilih tidak mendengar sahabatnya itu. Walaupun nafasnya hangat dan tubuhnya lemah, ia masih mengurungkan diri untuk pulang.
Mata pelajaran hari ini adalah bahasa Indonesia, favorit Rania. Semangatnya kembali, wajahnya cerah jika pelajaran itu datang.
"Hari ini kita akan mempelajari materi debat, siapa yang suka berdebat?" Ucap guru sebelum memulai ke pelajaran inti.
"Saya, Bu!" Rania mengangkat tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANIA✔️ [REVISI]
RomancePeramal bilang hidup Rania tinggal 10 tahun lagi, memercayai hal tersebut Rania mengakhiri hubungannya dengan Gama pujaan hatinya. Hanya saja ia melakukan hal tersebut dengan cara yang sangat buruk. Ia membuat luka yang membekas di hati Gama. Yang t...