Jangan lupa klik bintang, ya?
Terimakasih banyak-!⋇⋆✦⋆⋇
(Name) melepas pelukannya dan menatap Levi dengan senyuman manis, sementara pria itu hanya memandangnya datar. Menyadari tatapan itu, (Name) berpikir kalau Levi hanya kelelahan akibat aktivitasnya yang padat hari ini.
Tidak mungkin ia marah padaku, tadi siang, kan ia mengirimkan surat untukku.
"Apa harimu sangat melelahkan?" (Name) mengelus kening Levi lemah lembut.
Levi diam membisu, hanya menatap wajah si gadis, berharap (Name) dapat membaca kedua bola matanya dan mengerti apa yang tengah terjadi.
Melihat Levi tidak meresponnya, (Name) mundur beberapa langkah menjauhi si pria. Beberapa tanda tanya muncul dalam kepalanya, tapi gadis itu tidak berani berucap. "Apa ada sesuatu yang buruk hari ini?" (Name) bertanya sekali lagi.
Levi tetap tidak menjawab, ia berbalik badan memunggungi (Name) dan menatap ke arah rumah-rumah penduduk.
Respon yang diberikan Levi membuat (Name) merasa sedikit sakit hati. Tadi, pria itu sama sekali tidak membalas pelukannya, dan sekarang Levi tidak menjawab pertanyaannya sama sekali.
Akhirnya gadis itu memilih untuk mengalah, menurunkan rasa ego, dan pergi meninggalkan Levi sendirian di teras. "Aku kembali ke kamar, jika ada sesuatu yang ingin diceritakan panggil aku," Ujar (Name) dengan senyuman tipis, walaupun Levi tidak bisa melihatnya. Gadis itu menutup pintu teras dan kembali melangkah menuju kamarnya.
Angin berhembus kencang tiba-tiba, meniup seluruh bagian tubuh Levi. Pria itu tengah tertunduk lesu setelah kepergian perempuan yang ia cintai. Kini, hanya tersisa ia dan isi pikirannya yang kacau.
Perlakuan manis yang baru saja ia terima membuat dirinya semakin bingung, apakah harus meninggalkan sang gadis atau tetap berdiri di sini bersamanya, sementara ada sebuah janji yang harus ia penuhi.
Sementara itu, sambil berjalan menuju kamar, (Name) tengah berpikir. "Besok pagi aku ingin membuatkan Kapten sarapan. Kira-kira dia suka apa ya?"
⋇⋆✦⋆⋇
Pagi-pagi sekali semua anggota Survey Corps diperintahkan untuk berkumpul ke lapangan untuk membahas rencana pengintaian Titan Wanita di luar dinding yang tertunda kemarin. Semua anggota Survey Corps telah berkumpul di lapangan, membentuk beberapa barisan dengan seragam lengkap mereka.
Walaupun suasananya sangat ramai, hanya satu hal yang dapat menyita perhatian seorang (Name). Kedua bola matanya tidak mau diam. Sedari tadi menyapu kerumunan demi mencari seseorang.
Kapten Levi.
Sosok pria itu tidak terlihat sejak ia datang kemari. Gadis itu hanya melihat Komandan Erwin dan juga Section Commander Hange yang sedang berdiri di depan barisan. "Kemana Kapten Levi?" Gumam gadis itu pelan.
Apa dia sakit? Apakah dia baik-baik saja? Batinnya bertanya. Setelah kejadian semalam, (Name) berpikir jika mungkin saja Levi sedang sakit akibat terkena paparan udara dingin malam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESTORY | Levi Ackerman
FanfictionKetika seorang Levi Ackerman mencintai (Name) Genieve. Tetapi, Levi harus mengingat janjinya kepada Ayah Petra. Janji sebagai prajurit yang harus ditepati. Story and cover by Lavendie Corinne. [Attack on Titan ©Hajime Isayama]