❖7. Confess

2.7K 338 34
                                    

Kuminta bintangnya, ya?
50 vote update<3

Have a good day!

⋇⋆✦⋆⋇ 

[Name's POV]

Dengan mesin manuver, aku berpindah ke pohon yang sepi. Dari pohon ini, aku bisa melihat Kapten Levi yang sedang berbincang dengan Komandan Erwin. "MUNDUR!" Mendengar teriakan Komandan yang lantang, aku memikir tanya.

Kenapa Pasukan kita harus mundur? Apakah Pasukan Pengintai telah gagal dalam menjalankan misi kali ini?

Beirer memanggil namaku dari ujung sana. Aku tak menjawab, hanya menaikkan alis. "Ayo kembali ke markas!" Kira-kira itu yang aku dengar dari mulut Beirer.

Aku mengangguk sekali, lalu suar ditembakkan sebagai tanda kalau kami semua harus kembali ke dalam dinding. Para Pasukan menggunakan mesin manuver mereka untuk turun dan menunggangi kuda. Sementara aku tengah mencari kuda milikku yang tak tahu kemana.

Berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain, aku mencari Zach, begitu kupanggil kuda berjenis kelamin laki-laki tersebut. Hanya tersisa beberapa pasukan yang masih berada di atas pohon, kudengar dari belakang, Beirer meneriaki namaku.

Aku tidak acuh, menuju ke dalam hutan untuk mencari dimana Zach berada.

Diantara pepohonan besar, kulihat seseorang dengan jubah Pasukan Pengintai berdiri sendirian. Aku mendekatinya, "kau lihat Zach?"

Orang itu mencoba menutupi wajahnya dengan tudung jubah dan bahkan buang muka, seakan aku adalah hantu paling menyeramkan yang tidak ingin dia lihat. Kutepuk pundaknya, "aku bertanya padamu, apa kau lihat Zach?"

Dia tetap diam. "Katakan saja kalau kau tidak tahu siapa itu Zach atau mungkin kau tidak melihatnya, daripada kau hanya diam begini," Ujarku kesal.

Bukannya menjawab, orang itu justru pergi dengan mesin manuver, menyusul grup Kapten Levi yang masih beterbangan menggunakan mesin manuver mereka.

Omong-omong, orang itu cukup asing dan aneh. Sebelumnya aku tidak pernah melihat seorang Pasukan yang punya tubuh pendek selain Krista. Terlebih lagi orang itu tidak ingin menunjukkan wajahnya ke arahku, seakan-akan dia adalah penyusup.

Tunggu, penyusup?

Aku memicingkan mata sebentar dan menyusul Kapten Levi untuk memperingatinya soal orang asing yang berada di tengah-tengah grupnya.

Dengan cepat aku mendekat ke arah mereka yang hanya berjarak dua pohon. Karena aku tahu kecepatan Kapten Levi, aku memilih untuk berteriak, "KAPTEN, PENYUSUP!"

Tepat setelah aku berteriak, hawa panas menyeruak setelah petir menyambar ke atas langit. Aku terjatuh ke tanah setelah punggungku menabrak pohon besar. Penyusup itu telah berhasil merubah dirinya menjadi titan.

Setelah terjatuh, aku tidak dapat merasakan apapun, yang aku tahu, aku mendengar kebisingan. Kebisingan yang sering aku dengar ketika para titan melangkah.

***

Mataku terbuka, aku segera mengambil posisi duduk dengan deru nafas yang naik-turun. Saat menengok ke sebelah kiri, aku melihat Komandan Erwin yang sedang menatap ke arahku khawatir. Kami berdua berada di atas pohon besar, dengan sebotol air minum di tangan Komandan.

LOVESTORY | Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang