❖8. Regret

2.6K 337 28
                                    

Boleh kuminta bintangnya?


Semoga kalian suka!

⋇⋆✦⋆⋇ 

Levi mengacak rambutnya frustasi, benih-benih penyesalan mulai tumbuh dalam lubuk hatinya. Ia tidak seharusnya memaki (Name), gadis yang dia cintai, sebegitu jahatnya. Sekarang Levi mulai dirundung rasa bersalah juga menyesal.

Dirasa si gadis belum terlalu jauh melangkah, pria itu berjalan menuju pintu, berniat berlari mengejar (Name) untuk meminta maaf. Namun, ketika pintu di buka, pemandangan yang ditampakkan kurang mengenakan hati.

(Name) sedang memeluk tubuh Erwin erat-erat sambil menangis, Levi tahu, kalau dirinya yang telah membuat gadis itu menangis. "Levi," Guman Erwin saat melihatnya.

Karena mendengar ucapan Erwin, (Name) juga ikut menengok ke arah Levi, tapi tidak lama kemudian gadis itu kembali memeluk Erwin. Tanpa berkata apapun, Levi segera menutup pintu ruangannya dan kembali menyesap teh yang mulai dingin.

Wajahnya datar, namun hatinya tidak demikian. Seribu rasa berkecamuk dalam dada. Bahkan kata tidak bisa mewakilkannya. Dia, Levi Ackerman, dengan julukan 'Pria Terkuat', kini tengah dirundung perasaannya sendiri.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Suara burung-burung meramaikan pagi ini. Markas Pasukan Pengintai dihantui aura kegelapan. Semua orang memasang wajah murung. Tidak terdengar suara canda tawa seperti yang biasa terlontar antar anggota.

Mereka semua hening, berduka atas kepergian rekan-rekan mereka.

Jelas saja sangat sulit untuk membiasakan diri tanpa orang-orang yang biasa berada di sekitar kita. Beirer yang biasanya ceria, kini tengah terduduk di bawah pohon Apel sambil menopang dagu. Tatapannya kosong membayangkan sahabat karibnya, Eldo dan Gunther tewas akibat peristiwa kemarin.

Hange, Erwin, dan beberapa senior lainnya sedang melakukan rapat juga penelitian soal adanya Titan Wanita kemarin. Mereka menduga-duga adanya pengkhianatan yang telah dilakukan oleh anggota Pasukan Pengintai sendiri.

Di dalam biliknya, Sasha dan (Name) sedang berbincang-bincang singkat. "Kejadian kemarin benar-benar menyeramkan, bukan?" Sasha menguncir rambutnya ke belakang.

(Name) yang sedang memandang ke arah jendela menengok, "iya. Tapi itu semua adalah resiko yang harus kita tanggung sebagai Prajurit."

"Betul! Walaupun sedih, kita tidak boleh berlarut-larut. Benar, kan?" Sasha tersenyum ke arah sahabatnya, (Name) membalas dengan anggukan disertai senyuman. "Semoga penelitian keluar dinding kemarin bisa membuahkan hasil dan semoga kita bisa menemukan siapa Titan Wanita itu sebenarnya," Ujar Sasha.

"Semoga saja. Kita sudah banyak mengorbankan semua hal. Mulai dari tenaga, anggota, dan juga persenjataan, kalau sampai tidak membuahkan hasil apapun, hanya akan membawa Pasukan Pengintai dalam kehancuran," Balas (Name) sambil berdiri. Gadis itu menyisir rambutnya dengan jari ke belakang.

Melihat temannya berdiri, Sasha bertanya, "kau mau kemana?"

"Aku ingin keluar sebentar."

***

LOVESTORY | Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang