Karena kemarin ada yang minta extra part jadi aku bikinin. Sebenernya udah kepikiran sedari nulis part 23. Iya part yang end ityuuu. Tapi buat yang request makasiiih banget. Karena kamu udah request aku jadi dapet inspirasi dari situ. Makasi yaaaa. JANGAN LUPA VOTE!!
"Dulu gue sering ninggalin cewek-cewek yang lagi sayang sama gue. Sekarang gue yang ditinggalin sama cewek yang gue sayang. Jadi gini rasanya ditinggalin sama orang yang disayang. Sakit ya rasanya."
"Arkan, turun dulu sayang ... Sarapannya udah mateng," teriak seorang wanita berusia dua puluh lima tahun.Karena sang putra tak kunjung nampak, ia berjalan menuju kamar dimana pemilik nama berada. Arkano Ranggana Aksara, bocah kecil itu biasa menyebut dirinya dengan nama Ano.
"Arkano--- Pantesan aja nggak bangun-bangun. Orang dikelonin gitu," gumam wanita tersebut.
Dengan paksa wanita tersebut menarik selimut yang digunakan Arga dan Arkan untuk menutupi tubuh keduanya. Lalu ia berlanjut mematikan AC yang mungkin menyala semalaman.
"Arkan ... bangun yuk sayang. Nanti sekolahnya telat loh," ujarnya lembut sambil mengguncangkan badan Arkan pelan.
"Iya bunda, Ano bangun." Arkan membebaskan dirinya dari pelukan Arga yang juga masih tertidur.
"Bundaaa gendooong," rengek Arkan manja. Tentu saja bundanya langsung menggendong Arkan dengan sigap. Ia membiarkan Arga tertidur dengan lelap. Dua hari lembur pasti membuat suaminya itu terjaga terus menerus.
"Assalamualaikum, kak Nathaaa." Natha, yap nama wanita itu bernama Natha. Bukan Kinata Angelia, tapi Nathalie Lestari. Seperti yang kita tau Kinata atau sebut saja Nata telah tewas lima tahun yang lalu.
Sedikit cerita bagaimana Arga bisa menikah dengan Nathalie. Semua berawal dari Arga yang mendengar samar-samar suara seorang cewek yang menyebut nama Natha. Nata dan Natha, kedengarannya memang sama. Wajar saja jika Arga salah paham.
Dengan cepat Arga membalikkan badan. Ia melihat cewek yang dipanggil dengan nama Natha tersebut. Arga ingat betul, ia bertemu dengan cewek itu di dalam bis.
Saat itu saldo e-money milik Arga benar-benar kosong tak bersisa. Ia lupa untuk mengisi ulang kartu tersebut. Arga mencoba bernegosiasi dengan sang pramudi. Namun ia gagal.
Tiba-tiba suara lembut menyela diantara keduanya. Wanita itu berkata, "saya bayarkan saja ya pak." Begitulah kira-kira Nathalie menawarkan e-money miliknya. Tanpa persetujuan Arga ia langsung membayar begitu saja.
"Jangan manggil saya pak, saya nggak setua itu kok." Nathalie tertawa canggung dan meminta maaf. Setelah itu tak ada lagi percakapan antar keduanya. Canggung, begitulah suasananya.
"Saya duluan kalau gitu. Makasih atas pertolongan kamu tadi. Kalau saya ketemu kamu, saya berjanji akan ganti yang tadi." Arga meninggalkan Nathalie yang mematung.
Entah mengapa jantung Nathalie berdegup sangat kencang. Tidak biasanya hal ini terjadi padanya. Apakah karena mas-mas tadi sangat tampan. Tapi bertemu dengan pria tampan adalah hal biasa bagi Nathalie.
€€€
Arga masih mencari-cari jas yang akan ia pakai. Namun tak lama, ia menemukan jas abu-abu yang ternyata berada di tumpukan paling bawah. Arga menarik jas tersebut dengan pelan. Tanpa ia duga sebuah foto jatuh beriringan dengan keluarnya jas Arga dari tempatnya.
Foto tersebut membuat Arga mengingat hari terakhir dirinya bertemu dengan sosok cewek yang ada di foto tersebut.
"Nata..." lirih Arga. Ingatan Arga tentang hari pemakaman Nata langsung muncul begitu saja. Ia mematung, tak mampu bergerak seinci pun.
Flashback...
Hari ini, adalah hari dimana Nata akan dikebumikan. Semuanya merasa sangat kehilangan dan bersedih. Apalagi Arga, lelaki itu sangat terpuruk.
Teman-teman Nata hadir tanpa absen satu pun. Mulai dari teman sekelas sewaktu ia kelas dua belas, beberapa teman mainnya, serta teman seprodi yang juga mewakili universitas.
Sahabatnya pun tak luput dari sana.
Dahulu, ia sering meninggalkan orang yang menyayanginya. Sekarang, ia turut merasakan ditinggalkan orang yang disayang. Bahkan, ia tak bisa sekedar melihat wajahnya lagi.
Pemakaman hari ini akan menjadi hari paling menyedihkan untuk Arga. Nata sangat mempengaruhi hidup Arga. Arga yang awalnya belajar sesuai mood dan kesadarannya kini bisa belajar setiap hari. Ia mengingat semua, momen bahagia sekaligus berharga itu. Terlalu banyak kata jika harus dijelaskan satu persatu.
"Ga yang sabar ya. Gue harap lo bisa nge-ikhlasin Nata ya," hibur Zion. Ia memeluk Arga dan mengelus pundaknya. Lelaki dingin itu langsung berubah menjadi sehangat coklat panas di musim dingin.
"Makasih banyak Yon. Mungkin ini adalah hari pembalasan gue. Dulu gue sering ninggalin cewek-cewek yang lagi sayang sama gue. Sekarang gue yang ditinggalin sama cewek yang gue sayang. Jadi gini rasanya ditinggalin sama orang yang disayang. Sakit ya rasanya," ujar Arga panjang lebar.
"Lo jangan gitu Ga, berprasangka baik sama Allah." Gara mengingatkan.
Setelah tangisan mulai reda satu persatu dari mereka pulang. Yang terakhir Sania, bahkan Zion sampai menjemput Sania agar mau pulang ke Jakarta. Saat akan pulang pun, Sania masih menangis tersedu-sedu.
Dua puluh menit setelahnya Arga baru beranjak dari makam. Ia mengelus batu nisan Nata seperti mengelus kepala Nata dengan sangat lembut. Sebelum air matanya menetes lagi, Arga segera beranjak pergi.
Flashback end ...
"Ayah jadi nganterin Ano kan?" tanya Arkano dengan mata penuh harap.
"Jadi dong," jawab Arga bernada.
"Mau gendong nggak?" tawar Arga pada putra kesayangannya itu.
"Mau, mauu." Arkan menjawab dengan sangat antusias.
"Oh iya, kuncinya lupa. Ano duduk sini dulu ya. Ayah mau ngambil kunci mobil." Arga segera bergegas mengambil kunci yang mungkin ada di kamar. Ia tak sadar, jika Arkano melihat Arga saat tengah mengingat Nata.
"Ayah kenapa keliatan sedih ya tadi, apa habis dimarahi bunda?" tanya Arkano pada dirinya sendiri. Pikiran kecilnya belum mampu mengetahui apa yang tejadi pada Arga. Ia tak tahu bahwa ayahnya itu sedang mengingat kematian istri pertamanya, Kinata Angelia Permata.
BENERAN TAMAT ...
MAKASIH 1K VIEWERSNYAA!! I'M SO PROUD SAMA KALIAN GAIISSS. HUUAAA RASANYA TERHARU BANGET. Eh maaf capslocknya jebol:) Aku tadi sampek ngira wp nya eror atau gimana. Dan berkat kalian juga, rank-nya juga naik (sekarang udah turun, but it's okay) Makasih kaliaaan, Neomu-neomu saranghaeee.
Btw, aku mau up lagi other storyku yang masih jadi draft. Sebenernya ada dua cerita, tapi aku mau up salah satu aja. Biar bisa fokus mikirin isinya. Kira-kira kalian mau vote nggak cerita mana yang di up dulu?
Karena ceritanya udah beneran tamat, kasih votenya doong. Tinggal klik bintang kecil ceria berwarna oren nan indah yang ada di sisi kiri bawah. Support juga dengan cara share cerita ini di sosmed kalian. Terserah deh, mau pakek surat juga boleh.
Sekian kecerewetanku hari ini. Makasih udah baca. Oh ya ini pesan terakhir (pesan dariku, bukan dari Lyodra) "JANGAN LUPA FOLLOW AKUNKU JUGA. SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAK. BABAAAYYY, LUV KALIAN SO MUCH:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tengil Husband (Tamat)
RandomWARNING !! CERITA BUKAN UNTUK DIPLAGIAT!! Katanya cowok bad boy itu lebih oke dari pada cowok-cowok good boy. Tapi Nata, ia lebih menyukai cowok-cowok good boy yang lembut sama cewek. Sebenarnya bad boy juga masih oke sih, kalau dikasih bad boy yan...