21. Cemburu

238 12 0
                                    

Makasih 90 vote nyaaaaa. Jujur seneng bangeeett ㅠ 3 ㅠ. Makasih yang udah support cerita iniii. Jangan lupa absen!!

Hari ini, Nata tidak ada kelas pagi. Kini, ia tengah bersantai di depan televisi. Berbeda dengan Arga yang sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus pukul tujuh nanti.

"Ini udah setengah tujuh loh, kamu nggak berangkat?" tanya Nata.

"Iya bentar, nyari charger laptop ini."

"Bukannya semalem masih nancep di stop kontak?" tanya Nata.

"Iya semalem di situ. Tapi sekarang nggak ada," jawab Arga.

Nata meninggalkan Arga yang masih sibuk mengobrak-abrik isi laci di kamar. Beberapa hari ini, sifat pelupa Arga mulai muncul. Nata jadi khawatir, jangan-jangan itu karena Arga menikah dengannya. Karena Arga kebanyakan beraktivitas tapi jarang tidur.

"Lah ini charger-nya." Nata segera membawa charger yang ternyata ada di meja makan.

"Ini nih ketemu," ucap Nata pada Arga.

"Alhamdulillah ketemu. Makasih," ucap suaminya itu lalu tersenyum senang.

"Aku anter aja ya?" tawar Nata.

"Nggak usah lah. Kan biasanya aku berangkat sendiri," tolak Arga. Namun, bukan Nata namanya kalau nggak ngeyel.

"Makanya aku anter biar nggak kayak biasanya. Kamu nyetir tiap hari nanti kecapean. Pokoknya hari ini aku anter, titik, no debat," ucap Nata.

"Iya deh iya." Pada akhirnya Arga tak mau menolak. Ia menurut saja jika hari ini harus diantar oleh istrinya.

Setelah perjalanan menuruni bukit, mendaki gunung, mengarungi samudra, dan melewati warung pecel Mbah Minah, Nata dan Arga sampai di fakultas tempat Arga kuliah. Fakultas teknik sipil YuJiEm.

"Kamu hati-hati ya pulangnya," pesan Arga.

"Iya," ucap Nata.

"Eh bentar, kiss nya lupa loh."

Arga bermaksud untuk menggoda Nata. Seperti slogannya "tiada hari tanpa menjahili istri." Ya begitulah, suami macam Arga ini memang halal untuk digadaikan di shopee.

"Apaan sih. Udah lah aku mau pulang."

Nata langsung menancap gas setelah Arga menggodanya tadi. Mengingat kejadian kemarin, membuat pipi Nata kembali memerah. Lagian kemarin Nata tidak sengaja melakukan hal itu. Ia hanya ingin, eh bukan. Maksudnya khilaf, seharusnya Arga tak perlu mengungkitnya.

Mobil Nata membelah jalanan dengan cepat. Bisa dibilang ia sedikit ngebut. Semoga saja tidak ada semut melintas yang akan membuat Nata mengerem secara mendadak. Kalau saja hal itu benar-benar terjadi, maka mobil akan nyusruk, dan setelah itu pasti ada kerusakan. Kalau saja ada sedikit kerusakan, ia harus menjual ginjalnya untuk memperbaiki mobil Arga.

Selang beberapa waktu, Nata sudah sampai di kediamannya. Ia kembali menyalakan tv lalu menghubungkannya dengan aplikasi nonton kesukaannya.

"Astaghfirullah kuliah Nataaa," ucap Nata pada dirinya sendiri.

Ia baru ingat, bahwa ia ada kelas pukul delapan pagi. Dan sekarang sudah pukul delapan kurang dua puluh menit. Sesegera mungkin Nata menyiapkan peralatan kuliahnya. Lantas segera menaiki mobil untuk menuju ke kampus.

My Tengil Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang