Yang nungguin My Tengil Husband up absen duluuuu!! Kawal cerita ini sampai 1k:) Mostly dari part ini kutulis sambil ngantuk. Jadi kalau banyak typo bertebaran tolong kasih warning.
Hari ini Nata dan Arga memutuskan untuk survive kontrakan yang ada di sekitar kampus. Mereka berangkat menggunakan motor karena mobil Arga mengalami kerusakan rem. Dan menaiki motor dengan jarak cukup jauh dan cuaca yang panas mengundang omelan Nata.
"Naik motor? Nggak salah?" tanya Nata dengan kesal.
"Emang kenapa, kayak nggak pernah naik motor aja." Arga menjawab dengan santai.
"Ini panas terik loh. Lagian kita perginya jauh sayang, bukan mau ke minimarket depan taman," ujar Nata berapi-api.
"Cieee manggil aku sayang," ucap Arga menggoda.
"Itu nggak penting. Kalau kamu nekat naik motor aku nggak ikut. Lagian kenapa nggak nunggu mobilnya dibenerin aja," kata Nata.
"Kalau nunggu mobil dibenerin masih lama sayaaaang," ucap Arga lembut.
"Ya lagian kan mulai kuliahnya masih lama. Besok-besok juga nggak pa-pa," ucap Nata. Berharap Arga mau menunda rencananya itu.
"Bukan perkara kuliah. Papa mau nitip kantornya yang di Jogja ke aku. Dan lusa aku harus udah kerja di sana. Jadi kita harus cepet-cepet nyari rumah buat kita. Kalau nggak cepet-cepet nanti keduluan yang lain," jelas Arga panjang lebar.
"Ya udah iya deh, maaf aku ngeyel terus."
"Makasih udah minta maaf," ucap Arga membuat Nata tersenyum.
Arga mulai menyalakan motornya dan segera melajukan motor dengan kecepatan sedang. Kalau Arga pikir kasihan juga Nata, naik motor itu tetap capek meskipun dibonceng. Arga jadi bimbang, dan akhirnya Arga memilih untuk ke minimarket terlebih dahulu.
"Kok ke minimarket?" tanya Nata.
"Iya aku mau beli sesuatu," jawab Arga.
"Aku tunggu sini aja deh," ucap Nata. Sebenarnya Nata hanya mager untuk melepas-memakai helmnya.
Arga tak menjawab, ia langsung masuk ke dalam minimarket. Arga berjalan menuju minuman dingin. Ia mengambil beberapa botol minuman yang ada di dalam pendingin. Lalu Arga juga mengambil satu eskrim untuk Nata. Juga tak lupa beberapa kotak susu siap minum.
"Ini aja kak?" tanya mbak kasir pada Arga.
"Iya ini aja mbak," jawab Arga.
Drrrt... Drrrt...
Ponsel Arga yang berada di saku celananya bergetar. Dengan tangan kirinya Arga mengangkat telepon. Sementara tangan satunya ia gunakan untuk memberikan uang kepada kasir lalu membawa belanjaannya. Arga berjalan begitu saja, bahkan ia lupa akan uang kembaliannya.
"Siapa yang telepon?" tanya Nata pada Arga yang masih berbicara dengan seseorang di ujung sana.
"Papa," ucap Arga tanpa suara. Nata merespon dengan menganggukkan kepala tanda mengerti.
Nata mengulurkan eskrim pada Arga. Dan Arga menerimanya, ia langsung membuka eskrim tersebut lalu memberikan eskrim itu pada Nata. Dengan mata yang menyorotkan kebahagiaan, Nata menikmati eskrim dengan riang.
"Kamu ngobrolin apa sama papa, kok serius gitu?" tanya Nata dengan penasaran.
"Kata papa kontrakannya udah dicariin. Jadi besok Sabtu tinggal pindah aja. Dan rumah yang ini langsung disewain, karena papa udah sepakat sama orang yang mau nyewa," jelas Arga panjang. Nata kembali mengangguk seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tengil Husband (Tamat)
AcakWARNING !! CERITA BUKAN UNTUK DIPLAGIAT!! Katanya cowok bad boy itu lebih oke dari pada cowok-cowok good boy. Tapi Nata, ia lebih menyukai cowok-cowok good boy yang lembut sama cewek. Sebenarnya bad boy juga masih oke sih, kalau dikasih bad boy yan...