2. First Day

655 34 1
                                    


"Jangan nyentuh-nyentuh nanti sayang."

"Tumben dingin gini," keluh Arga.

"Heh lu sini!" perintah Arga pada Nata. Sementara yang disuruh hanya diam, menoleh sebentar lalu berlalu begitu saja.

"Manggil itu pakek nama," ujar Nata ketus.

"Sayaang sini," panggil Arga membuat Nata membeku di tempat.

Dan entah mengapa ia malah menghampiri Arga, ikut duduk di sofa ruang tamu. Lihat saja nanti ia akan merutuki kebodohannya ini. Atau ia akan menyalahkan dirinya karena tamengnya yang lemah.

"Apa?" tanya Nata ketus ,setelah ia duduk di sofa bersama Arga.

"Ohh jadi maunya dipanggil sayang?" tanya Arga sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Dih apaan sih, kalau nggak penting gue pergi." Nata berdiri dari sofa, akan menuju kamar. Namun langkahnya terhenti, ia kembali menghadap Arga.

"Satu lagi, nama gue bukan sayang."

"Apaan dah, emang salah kalau gue manggil dia gitu?"

~~~

Arga terbangun dari tidur singkatnya. Ironisnya ia terbangun dengan terkejut. Bagaimana tidak terkejut kalau ia bermimpi dirinya dikejar Mbak Kunkun .Ada yang pernah nggak sih begitu? Mungkin bener dikala senja akan menghilang dilarang untuk tidur.

"Laper lagi, punya istri nggak punya istri sama aja."

Arga memutuskan untuk pergi ke dapur. Ia ingin memasak sebungkus mie kuah dengan telur yang diaduk hingga mengentalkan kuahnya. Beuh sedep tuh, apalagi sedari tadi hujan enggan untuk berhenti membasahi bumi. Membuat bumi semakin dingin saja.

"Lah itu siapa yak?" batin Arga. Ia melihat seorang perempuan sedang berdiri di depan kompor. Bajunya putih dengan rambut digerai. Arga jadi teringat akan mimpinya tadi.

Dengan perlahan namun pasti, Arga menghampiri perempuan tersebut. Saat sudah hampir dekat tangannya hendak menyentuh pundak perempuan tersebut.

Sambil membaca ayat kursi, Arga menjulurkan tangannya dan mendekatkan posisinya. Arga menepuk pundak perempuan tersebut.

"AAAAAA!!" Arga berteriak sejadi-jadinya.

"AAAAAA!!" teriak perempuan yang terlihat seram tersebut.

"Kok hantu takut sama manusia sih? Apa jangan-jangan gue adalah syaiton sesungguhnya," ujar Arga pada dirinya sendiri.

"Heh ini tuh gue, Nata."

"Pantesan serem," ujar Arga lirih. Namun bukan berarti Nata tidak mendengarnya.

"Dasar suami kampret lo," umpat Nata.

"Gue cium lo ngatain gue kampret. Ganteng kayak Kim Seok Jin gini dikatain kampret," ancam Arga pada Nata.

Siapa tau Nata takut, terus berlutut sama Arga. Eh nggak juga sih, itu terlalu tidak realitas. Kayak haluannya yang bikin cerita.

"C--cium aja siapa takut," ujar Nata sok berani.

Sedetik kemudian Arga mendekatkan wajahnya pada Nata. Tenang nggak sampek nyosor kok, Arga masih pilih-pilih kalau mau nyium cewek. Dan pilihannya bukanlah cewek seperti Nata.

My Tengil Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang