Bagian 11

7K 551 81
                                    

Happy Reading!

"Ehhh calon mantu Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ehhh calon mantu Bunda."

Baru saja Clarissa menginjakkan kaki di istana besar milik Altair, dirinya sudah disambut hangat oleh teriakan Linda. Wanita dengan baju merah muda itu berjalan menuruni anak tangga dengan cepat. Altair yang melihat itu memutarkan bola matanya malas.

"Udah berapa kali Atar bilang, Bunda jangan lari-lari nanti jatuh," omel Altair pada Linda yang baru saja sampai di lantai dasar.

"Ishh! Cerewet kamu! Bunda kan mau sambut calon mantu Bunda yang cantik ini," elak Linda sembari menatap Clarissa kagum. Lengkap dengan senyuman manis di wajahnya.

Clarissa menyengir kuda ketika mendapat perlakuan tersebut. Ini bukan yang pertama kalinya Clarissa berada di sini. Ia sudah terbiasa dengan sikap Linda yang seperti ini bahkan saat pertama kali ia menunjukkan batang hidung di sini, dengan tangan terbuka Linda menyambutnya masuk.

Saat perasaan takut dan ragu menggerogoti perasaannya dengan sikap Linda yang hangat, pemikiran buruk itu langsung lenyap tanpa tersisa. Tidak sekali pun Linda merendahkan dirinya walaupun Ayahnya bekerja di bawah naungannya. Benar-benar mertua idaman.

Clarissa membuka tangannya, menyambut Linda dengan sebuah pelukan dan tanpa berpikir panjang Linda menyambutnya.

"Bunda apa kabar?" tanya Clarissa di sela kegiatan berpelukan tersebut.

"Bunda baik, sayang, Cla gimana kabarnya?"

"Baik, Bunda."

Setelah acara saling sapa itu, Linda membawa Clarissa masuk dan mendudukkannya di ruang tamu. Sementara itu Altair pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Bosan berdiam diri tanpa melakukan sesuatu, Clarissa bangkit dari posisinya dan bergerak menuju dapur mewah istana tersebut. Ia berniat untuk mengekplor lebih jauh isi dari rumah besar milik Altair.

Clarissa berjalan mendekati Linda yang tengah sibuk dengan kuenya. Sepasang matanya melihat betapa lengkapnya peralatan memasak yang ada di sana. Alat-alat masak yang berantakan tersebut seolah tidak merusak pemandangan yang Clarissa lihat.

"Cla boleh bantu gak, Bun?" celetuk Clarissa membuat perhatian Linda mengarah pada dirinya untuk beberapa saat.

"Jangan dong sayang, Bunda gak mau mantu bunda kecapean. Udah duduk aja tungguin Atar turun," tolak Linda halus.

Bibir Clarissa maju beberapa sentimeter. "Tapi kan, Cla juga mau bantuin Bunda buat kue." sedih Clarissa.

Pasalnya ini bukan yang pertama kali. Sudah berulang kali Clarissa berniat untuk membantu Linda tetapi wanita itu selalu saja menolak dan alasannya pun sama. 'Tidak ingin membuat Clarissa letih'. Ayolah membuat kue tidak sesusah itu. Walaupun Clarissa tidak yakin dengan hal itu.

"Jangan, sayang ...," cegah Linda saat Clarissa mulai mengambil alih adonan yang tengah ia aduk rata.

"Tapi Bun—"

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang