Bagian 16

3.4K 222 58
                                    

Siapa yang tungguin TOXIC update cungg☝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa yang tungguin TOXIC update cungg☝

Jangan lupa vote dan komennya ya gaesss biar pink semakin semangat updatenya. Ohh iya kalau kalau mau kelanjutan PO Victor bisa cek ig aku yaaa🤩

@pnkknarlly

Happy Reading
.
.
.
.

Clarissa terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya yang sempat kabur. Ia berdesis merasakan sakit pada bagian kepalanya.

Ketika kedua matanya ingin kembali tertutup, pikirannya justru tertuju pada sosok Dylan dan kejadian tadi malam. Sontak hal tersebut membuat Clarissa tersentak lalu merasa pakaiannya.

Clarisaa menarik napas lega saat ia masih bisa merasakan bahwa pakaiannya dalam kondisi lengkap. Ia sudah berpikiran yang tidak-tidak jika sudah mengenai Dylan.

Karena gerak-gerik cowok itu terlihat aneh. Tampilan Dylan itu urakan, persis seperti preman-preman yang pernah Clarissa lihat di pasar. Tidak ada yang bisa mengubah presepsi Clarissa tentang cowok itu walaupun Dylan sudah menolongnya tadi malam.

Ya, mungkin saja itu sebuah kebetulan.

"Udah bangun?"

Clarissa menoleh cepat dan mendapati Altair yang tengah menatapnya. Wajah angkuh itu tampak meninggi tanpa adanya rasa bersalah. Tidak ada rasa penyesalan sedikit pun pada pahatan tampan bak Dewa Yunani itu.

Tatapan Clarissa tampak datar. Tangannya sibuk mengambil segelas air yang sudah tersedia di atas nakas.

"Ngapain Kak Atar di sini?"

Bukannya menjawab Altair justru melempar satu box donat yang sedari tadi ia tenteng. Clarissa tidak menerimanya, perempuan itu menatap Altair dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Makan," titah Altair mutlak.

Clarissa terkekeh singkat. "Peduli apa Kakak sama Cla?"

"Lo tau kan, kalau gue gak suka ngulang perkataan?" Altair mengangkat sebelah alisnya.

Clarissa mengalihkan pandangannya. "Cla nggak laper." sahut Clarissa singkat tanpa tambahan apapun.

"Makan."

"Enggak!"

"Makan!"

"Aku. Gak. Mau!" tekan Clarissa membalas tatapan elang milik Altair.

"Gue bilang makan Cla!" sentak Altair meninggi.

Clarissa menunjukkan wajah kesalnya. Sedetik kemudian ia mengambil box donat tersebut lalu melemparkannya ke wajah Altair. Napasnya tampak menderu saat menatap Altair.

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang