008. Muak

96 21 5
                                    

— ∞ —

Winter menatap sengit pada Junkyu. Bab ini dibuka dengan pertengkaran mereka sebab Junkyu yang lagi lagi mengambil ponsel Winter entah di pertemuan mereka yang keberapa.

Winter yang hari itu memang sedang dalam suasana hati yang buruk, lebih mudah tersinggung. Ia bahkan meninggikan suara karena hal itu. Wajar, ia sedang dalam periode.

"Lo jadi orang gak bisa menghargai privasi banget ya?!"

"Kan udah gue bilang tata kra–"

"Terus lo jawab pesan roomchat gue sama orang lain, lo pikir itu yang disebut tata krama?! Lo jangan kira gue bodoh ya!!"

Winter menggebrak meja kafe, membuat perhatian pengunjung terpusat pada mereka. Tapi masa bodoh, Winter bahkan tak peduli itu sekarang.

Beruntung pengunjung kafe kali ini tak begitu banyak, mengingat sekarang juga bukan hari libur dan jam kerja.

"Enak banget lo beberapa hari akhir ini, setiap pertemuan itu seenaknya terus ngambil hp gue. Gue kira stop sampe situ doang, ternyata lo diem diem jawab tanpa seizin gue." Perjelas Winter.

"Jujur sama gue, apa aja yang udah lo buka dari hp gue?!!"

Junkyu mengusap wajahnya kasar. Ia terlihat begitu frustasi namun tetap berusaha menjelaskan pada Winter. "Astaga, gue cuma buka roomchat lo sama cowo itu doang."

"Doang lo bilang?!! Sebanyak apa yang lo baca?!"

"Yang pas gue jawab tanpa seizin lo, itu selayar doang yang gue baca, gak ada apa apa lagi. Sumpah, itu terakhir dan satu satunya."

"Yang baru baru kemaren, gue gak buka apapun dari hp lo."

"Lo bohong." Winter melempar tatapan tak percaya pada lelaki didepannya.

"Gue serius, Shin Ryujin."

Winter menyeringai sinis. Ia sudah meledak sekarang.

"Satu lagi, stop panggil gue Shin Ryujin." Ujar Winter membuat Junkyu kebingungan.

"Karena gue bukan orang yang lo panggil Ryujin, gue bukan orang yang bakal jalanin perjodohan sama lo, gue bukan anak tante Roseanne." Jelas Winter dengan senyum kemenangan.

Namun, wajah Junkyu menatap datar mendengar itu. Ia justru merasa mendapat pembenaran atas prasangka nya akhir akhir ini. "Gue udah tau sebelum lo kasih tau hari ini."

Bergantian, Winter kini jadi bingung oleh ucapan Junkyu. Dia sudah mengetahui katanya??

"Pertama, orang di roomchat lo itu manggil lo bukan 'jin' atau 'ryu'. Kedua, pas gue nganter makanan buat tante Roseanne, rumahnya beda sama rumah lo waktu itu."

"Tapi awalnya masih banyak pewajaran kalo lo beda rumah sama beliau. Apalagi denger informasi dari bunda gue kalo tante Roseanne emang punya masalah sama suaminya. Cuma, foto keluarga yang ditempel disana ngejelasin semuanya."

Junkyu menjeda kalimatnya. Ia menghela napas sejenak lalu matanya kini mengunci mata Winter.

"Anaknya tante Roseanne ada disana, itu Ryujin. Dan itu bukan lo." Simpul Junkyu.

"Nah terus itu lo–"

"Tapi gue gak peduli. Karena gue sukanya sama lo sekarang. Mau siapapun lo itu." Ujar Junkyu.

Winter membelalak kaget. "Udah gila lo ya?!"

Junkyu tak menjawabnya. Ia malah mengangkat telunjuk, jari tengah, juga jari manisnya. "Tiga pertemuan cukup buat gue nyimpulin kalo gue tertarik bahkan suka sama lo."

Intuisi | Winter x JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang