013. Opportunity

176 22 13
                                    

— ∞ —

"Lin."

Guanlin menoleh. Ia melihat Winter yang berlari ke arahnya.

"Kenapa win?"

Winter terengah-engah.

"Gini lin. File matriks yang lo kasih di hp gak kebaca dimana mana. Gue juga gak paham kenapa bisa error kayak gini. Gue mau nanya ke Jay yang paham komputer, tapi dia gak masuk hari ini."

"Nah masalahnya tuh, kan berarti harus diketik lagi kan. Gue bisa ketikkin lagi, tapi udah mepet deadline, sedangkan gue ada hal lain yang mesti diurus juga."

"Gue minta maaf banget lin. Sumpah. Ini salah gue. Lo mau bersedia gak ngetikkin ulang? Atau lo paham gimana cara benerinnya? Apapun deh soalnya MPK udah nagihin mulu."

Guanlin nampak berpikir. Ada sorot amarah dimatanya. Tapi Winter juga tak bisa apa apa. Terserahlah Guanlin akan marah untuk sekarang, yang penting tugasnya harus selesai.

"....Eum win, tapi gue sebenernya mau—"

"Haloo haloo!!"

Sesosok lelaki mendekati mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan sosok kakak kelas yang mengejar Winter itu. Kim ngeselin Junkyu.

"Tegang bener, kenapa nih?"

Winter memutar bola matanya malas. Sungguh, kalau ia tak terhimpit waktu, saat ini ia ingin langsung pergi, meninggalkan orang gila ini.

"Oh iya, gue tadi nguping dan denger kalo lo,"

Junkyu menunjuk Winter yang menatap sengit kepadanya.

"Minta Guanlin buat ngetikkin ulang matriksnya ya?"

Winter bersidekap tangan. "Hubungannya sama lo apa terus? Kepo banget jadi orang. Lagian sejak kapan lo kenal Guanlin??"

"Wess, santai dong santai. Chill. Gue cuma mau ngomong sama Guanlin aja sih."

Junkyu kini merangkul Guanlin yang sedikit lebih tinggi darinya. Tapi tak terlampau jauh.

"Lin, gue tawarin sama lo. Gue bisa ngegantiin lo ngetik matriks bidang lo. Lo bisa percaya sama gue."

Winter yang mendengar itu, memelotot.

"Maksud lo apa??! Ngapain mau ikut campur urusan OSIS segala sih??! Udah gila ya?!"

"Nih ya nyonya. Lo mau tega nyuruh Guanlin buat ngetikkin ulang matriks dia? Lo bisa bayangin gimana malesnya dia gak?"

"Udah cape cape dia bikin, malah bermasalah. Sekarang lo minta dia ngetikkin ulang?? Yang bener aja lo."

"Lo mau kalo dia ngerjainnya gak sepenuh hati, akhirnya banyak yang salah. Nanti lo malah disuruh buat revisi ulang sama MPK karena hasilnya banyak yang salah? Mau lo??"

Winter terdiam. Ia tak bisa menjawab perkataan Junkyu lagi.

"Nah, yaudah. Karena itu, gue bakal ngegantiin Guanlin ngetikkin matriksnya. Kapan lagi loh anak luar OSIS bantuin anak OSIS di sekolah ini."

"Gimana lin?" Tanya Junkyu pada Guanlin yang diam disampingnya.

"Eh, ya udah, iya." Ucap Guanlin ragu. Namun tak bohong ia cukup setuju dengan ucapan Junkyu.

"Nah win, lo gimana?"

Winter masih terdiam. Ia tak mau bersuara.

"Oke, diem lo gue anggap jawaban iya juga. Dah Guanlin, lo bisa lanjut istirahat."

Junkyu mendorong Guanlin pelan. Ia mempersilahkan Guanlin untuk pergi istirahat. Sebenarnya mengusir secara halus.

Namun Guanlin berbalik. Dan Junkyu paham mengapa Guanlin membalikkan badannya lagi. Guanlin pasti ingin menanyakan namanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Intuisi | Winter x JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang